4

15.9K 2.2K 225
                                    

Sunghoon membuka lokernya untuk menyimpan beberapa peralatan yang sekiranya bisa ia tak bawa pulang. Tasnya sudah cukup berat untuk menampung buku-buku pelajarannya.

Matanya kemudian menangkap sesuatu berada dalam kantung yang sengaja digantungkan di pintu dalam lokernya. Tangannya meraih benda itu, dan menemukan secarik kertas yang tertempel disana.

Senyum pemuda Park itu terulas begitu membaca coretan tinta hitam yang terbubuh diatas kertas itu.

Hehe, aku muncul lagi!!

Cape banget ya pasti kak, seharian belajar buat persiapan ujian? :(

Semangat terus, ya! Aku kasih minuman ini, semoga bisa bikin mood kakak bagus lagi, ya!^^

"Hhh gemes banget. Bisa-bisanya orang ini ngirim beginian, tapi gak pernah ketahuan sama gue." Gumam Sunghoon.

Sret!

"Widih. Dari si anonim manis lagi, nih?"

Sunghoon menoleh kearah Jay, Jake dan Heeseung yang baru datang. Yang tadi menyahut adalah, Jay. Si nomor satu yang bersemangat dalam hal meledeknya.

Sunghoon mengacuhkan sahutan Jay. Kemudian membuka minuman kaleng yang tadi ditemukanya. Menegaknya hingga habis setengah isinya.

Jake yang melihat Sunghoon seperti itu, mendengus geli. Wajah pemuda itu tiba-tiba sumringah setelah menegak minuman kaleng itu.

"Eiy, jijik banget muka lo." Nyinyir pemuda itu.

Sunghoon mencibir pelan. Menatap pemuda Shim itu malas. "Iri bilang, bro."

"Yaelah. Minuman doang segitunya lo bahagia. Padahal lo gatau siapa yang ngirim. Gimana kalo ternyata beracun tuh?" Tanya Heeseung usil.

Sunghoon menggeleng. "Kalo diracun, udah dari dulu gue matinya. Ini? Sehat sentosa gue sampe sekarang." Jawabnya.

"Mending sih kalo pemikiran lo begitu. Gue malah mikirnya, si anonim itu gimana kalo cowok?"

Pertanyaan Jay mengundang tawa yang tertahan dari Jake dan Heeseung.

"Mana coba gue liat kertasnya." Pinta Jake.

Sunghoon menjauhkan notes itu dari Jake. "Mau ngapain?"

"Sini aja dulu! Gaakan gue embat anjir!"

Sunghoon dengan terpaksa memberika notes itu. Membiarkannya dibaca oleh ketiga temannya itu.

"Cakep sih tulisannya. Rapih. Tipikal tulisan cewek." Sahut Heeseung pelan.

"Hmmm.. Tapi kalo diliat dari caranya, cewek jaman sekarang udah gapake beginian deh. Kebanyakan, nekat nge-dm gak, sih?" Jay menimpali.

"Alah! Ribet banget sih! Yakin gue si anonim ini cewek. Geli banget anjing kalo sampe iya cowok." Serobot Sunghoon sembari merebut notes yang dipegang Jake.

"Geli geli. Cowo beneran mampus ya, lo." Cerca Jake.

"Waduhh bahaya tuh kalo iya. Kepalang baper taunya cowok wkwkwkwk."

"Brengsek, bang."









































"Kak, kantin duluan aja, yuk. Ni-Ki sama kak Yun kek nya masih lama deh." Ajak Jungwon.

Sunoo mengangguk kecil. "Boleh deh. Nanti kalo mereka belum nyusul, kita beliin aja makanan." Katanya.

Jungwon menyetujui. Kemudian dua pemuda manis itu berjalan beriringan menuju kantin. Perut mereka terlalu lemah untuk menunggu jika Yuna dan Ni-Ki sampai selesai dengan urusan ekskul mereka.

No One, Except Him • Sungsun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang