"Kim Sunoo!"
Sunoo menutup telinganya saat mendapat teriakan nyaring dari Yuna. Sudah diluar kepala baginya suara gadis itu.
"Iya, Yuna. Selamat pagi." Sapa Sunoo.
Yuna menunjukkan cengirannya. Kemudian merangkul bahu Sunoo dengan semangat. "Gimana? Udah siap bilang ke kak Sunghoon?"
"Hah?! Bentar. Kamu udah bilang sama kak Sunghoon??"
"Ya belom. Niatnya sekarang gue mo nanya dia ada waktu apa enggak. Sekarang gue tanya lo dulu. Siap apa enggak? Tapi siap gak siap harus siap sih." Jelas Yuna.
Sunoo menghela nafasnya pelan. "Kayaknya belum. Tapi! Aku lagi coba berani buat ngobrol atau muncul langsung depan kak Sunghoon. Hehe."
"DEMI APA?! Kesambet apa lo sampe punya keberanian??!" Yuna heboh sendiri. Menatap Sunoo dengan tatapan terkejutnya.
"Gatau sih. Tiba-tiba aja aku mikir. Kalopun nanti kak Sunghoon, yang udah jelas gabisa nerima perasaan aku, seenggaknya aku bisa berteman 'kan sama kak Sunghoon." Ucap Sunoo.
Yuna berdecak kagum. Sungguh, ia bangga dengan Sunoo. Rubah kecilnya sudah dewasa sekarang. Ia benar-benar merasa seperti seorang ibu yang berhasil merawat anaknya.
Oke, ini berlebihan.
"Bayi gue. Bangga banget gue, huhuhu" Yuna langsung berhambur untuk memeluk Sunoo. Dengan berdrama menangis yang padahal sama sekali tak keluar air mata.
"Ih, Yuna! Sunoo lebih tua dari kamu! Jangan bayiin Sunoo!!" Seru Sunoo kesal. Melepas pelukan Yuna yang berlebihan itu. Lantas melontarkan tatapan kesalnya.
Yuna hanya tertawa melihat respon Sunoo yang menggemaskan itu. "Umur bukan patokan. Suruh siapa lo lebih gemes dari gue?"
"Salah Yuna yang terlalu galak." Sahut Sunoo santai. Lalu tertawa.
"Wah ngeselin! Awas aja. Gak gue kasih contekan." Ancam Yuna.
"Loh? Yuna 'kan biasanya nyontek sama Sunoo."
"Ohiya bener."
Sunoo berdecih pelan. "Udah ah. Ayo ke kelas." Ajaknya.
"Duluan deh. Gue masih ada urusan." Ucap Yuna. Gadis itu kemudian berjalan berbalikan dengan arah kelasnya. Sementara Sunoo berjalan sendirian menuju kelas.
Yuna menyusuri koridor sekolahnya yang masih sepi. Sungguh sebuah keajaiban, baginya yang sepagi ini sudah berada di sekolah. Biasanya dia akan datang 15 menit sebelum bel.
Gadis Shin itu melirik sekitarnya setelah sampai di tempat yang ditujunya. Setelah merasa aman, baru lah ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
"Oke. Masih aman-"
"Yuna?"
Yuna tertegun pelan. Kegiatannya langsung terhenti begitu ada suara yang menginterupsinya. Perlahan, kepalanya ia tolehkan kearah belakang. Dan menemukan sosok Jake berdiri disana.
"Ehehe. Kak Jake. Kenapa, kak?" Tanya Yuna sedikit gugup. Buru-buru menyembunyikan barang itu dibelakang punggungnya.
Jake menaikan alisnya sebelah. "Lo ngapain disini? Depan loker Sunghoon?" Ia malah berbalik tanya. Menatap heran sosok gadis jangkung itu yang kini sedang berdiri canggung didepannya.
Seperti seseorang yang sedang tertangkap basah.
"Hah...?"
KAMU SEDANG MEMBACA
No One, Except Him • Sungsun ✓
Roman pour AdolescentsPark Sunghoon. Si pemuda dingin yang tak pernah menunjukkan sedikitpun kehangatannya. Tidak pernah ada yang bisa membuat Sunghoon terusik. Tidak pernah ada yang bisa membuat Sunghoon merasa tidak nyaman dengan hidupnya. Kecuali satu orang. Kim Suno...