Setelah mengikuti pelajaran hingga usai, anggi memilih tetap diam di sekolah karena akan ada rapat bersama anggita osis yang lain membahas acara ulang tahun sekolah. Ini adalah tahun terakhir ia menjadi osis mengingat sebentar lagi ia akan lulus.
Baru saja anggi ingin keluar dari kelas, tampang aksa sudah terlihat di depan pintu kelas.
Ngapain lagi sih ni somplak, batin anggi
"hai nenek lampir. Pulang yuk sekalian anter gue beli kado buat nyokap" ujar aksa melihat anggi yang datang ke arahnya.
"gue masih ada rapat" sahut anggi malas.
"yaudah ayok gue izinin pulang" jawab aksa santai.
"gak bisa somplak gue harus ikut rapat kali ini" belum selesi anggi mengoceh, aksa lebih dulu menarik tangan anggi menuju ruangan osis tempat anggota osis akan mengadakan rapat.
"Bisa gak sih gak usah maksa somplak" ujar anggi saat aksa menarik tangannya
"udah lo diem aja" sahut aksa santai
Mereka akhirnya samapi di ruangan osis. Disana sudah ramai para anggota osis yang ikut rapat.
"okee semua sebelumnya gue disini mau izinin anggi buat gak ikut rapat soalnya ada urusan rumah tangga yang harus diselesein" ujar aksa didepan para anggota osis
Urusan rumah tangga pala lo peak, batin anggi
Setelah mengatakan itu, aksa segera menarik tangan anggi kembali untuk di ajak pergi.
"lepasin tangan gue somplak. Bisa gak sih lo itu gak usah gitu. Dasar somplak gila bin edan lo" ketus aksa.
"udah sih nurut aja sama calon imam" sahut aksa santai
"cepet naik" perintah aksa pada anggi
"jangan lupa pegangan" lanjutnya.Mereka pergi ke salah satu toko perhiasan di salah satu pusat perbelanjaan terkenal.
"ayok cepet temenin gue milih hadiah buat calon mertua lo" ujar aksa
"loh mami ulang tahun?" tanya anggi pada aksa
"iyaa nenek lampir udah ayok buruan temenin gue milih" ujar aksa
Mereka memilih milih perhiasan yang di sediakan di toko tersebut. Harga perhiasan di sana pasti mahal melihat dari nama toko yang dikunjungi.
"mau ngasik kalung apa cincin? " tanya anggi sambil melihat lihat perhiasan di sana.
"kalung aja" ujar aksa
Setelah melihat liht, akhirnya mereka mendpatkan kalung yang pas untuk mami aksa.
"mbak tolong bungkus kalung sama cincinnya. Bungkus yang rapi mbak" pinta aks pada karyawan toko.
"kok lo beli cincin jugak? " tanya anggi melihat aksa membei cincin yang sefari tadi anggi inginkan
"buat gebetan gue" ujar aksa santai
Anggi hanya ber oh ria mendengar pernyataan aksa
"gak sekalian sama gelangnya tuh buat gebetan lo yang lain lagi" ketus anggi
"maunya gitu cuman besok aja deh gue kesini beli lagi buat selingkuhan gue" ujar aksa kembali
Anggi memilih diam ketimbang menjawab pernyataan pacarnya itu
"ini mas barngnya" ujar karyawan yang membawa pesanan aksa. Kalung dan cincin itu sudah di bungkus rapi
"berapa mbak? " tanya aksa
"kalungnya 20 juta sama cincinnya 10 juta mas. Totalnya 30 juta" jawab karyawan toko
Maklum saja jika harganya mahal itu karena balutan berlian yang ada di kalung dan cincin tersebut.
Aksa mengeluarkan ATM miliknya dan menyerahkannya pd karyawan tersebut.
Dasar anak sultan, batin anggi melihat total belanjaan aksa
Setelah selesai melakukan pembayaran timbul ide di benak anggi.
"sa gue laper nih,sebagai ganti gue udah nemenin lo buat beli hadiah jadinya sekarang gue mau mintak traktir makan di sana" tunjuk anggi ke salah satu restoran mahal.
"jadi gak ikhlas nemenin gue ni trus tumben tumbenan mau makan di restoran mahal biasa jugak di pinggir jalan" sahut aksa
"kan sekali kali gitu masak lo cuman ajak gue makan pinggir jalan trus gue mau kalik makan di sana sekali kali tapi lo yang traktir ya" pinta anggi
Anggi sengaja ingin mengerjai aksa kali ini.
Aksa pasrah dan mengajak anggi untuk makan di sana.
"selamat datang mas mbak silahkan mau pesan apa" ujar karyawan restoran itu
" saya mau sphagetti, pizza, steak sama makanan yang paling reccomend di sini mbak" ujar anggi pada karyawan tersebut
"trus minumnya jus jeruk, alvukat, sama kiwi ya mbak"lanjutnya"saya steak aja mbak sama jus jeruk" pesan aksa
"silahkan ditunggu pesanannya" ujar karayawan itu sopan.
"lo laper apa doyan sih" cibir aksa
"dua duanya" sahut anggi ketus
"awas aja mubazir" sahut aksa
Biasa aja kalik, batin anggi
Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya pesanan mereka datang
Saat makan, baik aksa maupun anggi tidak ada yang bersuara keduanya fokus pada makanan yang dipesan.
"abisin tuh gak boleh ada sisa" peringat aksa
"iyaa somplak" jawab anggi ketus
Belum beberapa menit aksa memperingatkan anggi agar memakan semua makanan itu,anggi mulai berujar
"aksa gue kenyang kayaknya gak bisa habis semua deh" ujar anggi menyesal
"kan gue udah bilang gi ntar mubazir makanannya kalok gak abis. Sekali kali nurut omongan gue napa" ujar aksa kesal
"ya maaf" sahut anggi pelan
Aksa meminta karyawan restoran itu untuk membungkus makanan yang sama sekali belum tersentuh oleh anggi.
"berapa mbak?" tanya aksa saat ingin membayar di kasir
"totalnya 2,5 juta mas"
Aksa memberikan kartu ATM nya untuk membayar makanan yang mereka pesan.
"maaf sa gue gak tau kalok harganya mahal banget" ujar anggi tulus
"iya gak papa. Udah ayok gue anter pulang" sahut aksa pada anggi
Anggi tidak bermaksud mengerjai aksa sampai segitunya. Ia tidak menyangka akan semahal itu.
Aksa mengantar anggi pulang dengan selamat. Tidak lupa ia memberi tahu orang tua anggi mengapa ia dan anggi pulang terlambat
Anggi mengantar aksa sampai gerbng setelah bertemu dengan mama anggi. sebelum pulang aksa mengambil sesuatu dari tasnya dan memberikannya pada anggi.
"nih ambil" ujar aksa
Anggi terkejut melihat barang yang diberikan aksa sehingga tidak menyadari aksa sudah pergi dengan motor kesayangannya itu.
-----
Barang apa ya yang dikasik aksa buat anggi?
Happy reading semua
Hope you enjoy the story
See you next chapter
Jangan lupa vote and coment
Sabtu, 21 November 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/248261099-288-k511079.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Disappear, please! (Tahap Revisi)
Novela JuvenilDibalik setiap hubungan pasti ada rahasia yang tersembunyi. Jalan dan lika liku setiap hubungan tentu berbeda-beda Namun apakah dengan disembunyikan, akan membawa efek baik bagi setiap hubungan? Atau malah sebaliknya, dan bagaimana mereka harus meng...