𝐉𝐞𝐚𝐥𝐨𝐮𝐬, 𝐞𝐡?

918 152 22
                                    

setelah mum-dad serta the cullens pergi, aku sibuk membaca novel yang dibawakan oleh alice sendirian.
walau pikiranku sekarang dipenuhi oleh draco dan si parkinson itu, aku berusaha untuk mengalihkan pikiranku dari mereka dengan membaca novel ini, walau sedari tadi aku tak mengerti apa yang sedang kubaca.

"ini makananmu, ayo makan" ucap seseorang yang sedari tadi mengganggu pikiranku tiba-tiba sudah berada di samping ranjangku.
aku menatapnya sekilas,
"aku bisa makan sendiri." ujarku ketus sambil merampas nampan makanan dari tangannya.

dia terdiam lama,
"apa yang sedang kau baca" tanyanya hendak menyentuh novel pemberian alice dari pangkuanku, aku merampas novel itu kasar ketika draco menyentuhnya.
"hanya novel muggle." jawabku datar sambil terus mengunyah makananku dan enggan menatap wajahnya.
"apa aku melakukan kesalahan?" tanya draco bingung.

"tidak." jawabku ketus lagi dengan wajah masam.
"apa karna teman-temanmu?" tanya draco sambil menyeringai sarkas.
"oh god! tak ada hubungannya dengan teman-temanku draco." jawabku kesal pada draco sambil menatapnya tajam.
"tentu saja mereka. pasti mereka melarangmu berteman denganku." lanjut draco kasar, membuatku semakin sebal.

"bisa kau berhenti membahas mereka? jika kau hanya kemari untuk membahas ini, lebih baik kau pergi dengan parkinson itu!" sahutku final dengan emosi yang memuncak, membuat draco menaikkan alisnya bingung. tak lama dia menyeringai,
"aku dan pansy hanya teman, valerie" ujarnya sambil tersenyum senang, membuatku mengerinyit.

"lalu?"jawabku bingung.
"kau tak perlu khawatir tentang itu" jawabnya sambil mencubit pipiku gemas, membuat wajahku memanas.
"apa yang harus ku khawatirkan?" tanyaku sambil mengalihkan pandanganku dari draco.
"kau cemburu eh?" ujar draco sambil menyeringai menggodaku.

"a-apa? cemburu? kenapa harus cemburu? memangnya aku siapa mu?" sanggahku. tak mungkin aku menyukai draco kan?
"baiklah, kurasa aku akan pergi menemui pansy sebentar" ujar draco tiba-tiba hendak beranjak dari tempat duduknya.
"sialan." gumamku pelan dengan wajah kusut, entah mengapa jika aku mendengar nama parkinson dan draco dalam satu kalimat membuatku sangat kesal.

draco terkekeh puas ketika mendengar umpatan kecilku membuatku memalingkan wajahku darinya.
"j-jadi, kau pergi kemana tadi sore?" pertanyaan itu akhirnya keluar dari mulutku.
draco tersenyum senang,
"aku dan pansy pergi ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas kelompok kami." jawab draco
"tak hanya kami berdua tentu saja" lanjutnya ketika melihat raut wajahku sedih ketika mendengar kalimat pertamanya.

"bagaimana denganmu dan teman-temanmu? apa mereka memarahi mu karna berteman denganku?" tanya draco yang tak terdengar seperti pertanyaan olehku membuatku tertawa.
"mereka bilang tak apa, karna kau memperlakukanku dengan baik drake" jawabku sambil tersenyum, yang dibalas anggukan oleh draco.

"uhm- drake," panggilku ragu
"hm?" tanyanya lembut, memberi sensasi kupu-kupu di perutku.
"apa aku boleh meminta sesuatu padamu?" tanyaku ragu, karna tak yakin dia mau memenuhinya hanya karna ini permintaanku.

"apa permintaanmu?" tanya draco, mengerinyit penasaran.
"uh- well, kurasa ini permintaan yang akan sangat susah kau kabulkan, tapi aku akan sangat senang-" belum saja aku menyelesaikan kalimatku, draco memotong ucapanku,
"tentu. apapun asal kau senang" jawabnya yakin, aku menelan ludahku kasar.

"ap-apa kau bisa berhenti membully teman-temanku? tidak hanya mereka saja sih, tapi semua orang. kau tahu, aku sangat bingung jika berada di-" ujarku gantung, menarik nafasku,
"posisi dimana teman-temanku saling bermusuhan seperti ini, a-aku tak memintamu untuk berteman dengan mereka, setidaknya kau tak perlu membully mereka lagi" cicitku sambil menundukkan wajahku, takut jika draco akan marah.

tiba-tiba kurasakan tangannya mengelus pipiku pelan,
"yeah, i'll do it. maksudku, aku akan mencobanya, kau tahu- seseorang tak bisa langsung berubah dalam semalam bukan?" jawab draco sambil menatap manik mataku dalam. aku memegang tangannya yang berada di pipiku dan tersenyum lega,
"kupikir kau akan marah padaku" uajrku lesu. draco terkekeh mendengarnya dan mengusak rambutku,
"kurasa aku tak akan pernah bisa membencimu" ujarnya pelan, namun masih bisa kudengar. kurasakan wajahku memanas dihiasi dengan sensasi kupu-kupu di perutku.

𝓟𝓾𝓻𝓮𝓫𝓵𝓸𝓸𝓭 𝓟𝓻𝓲𝓷𝓬𝓮𝓼𝓼  [Draco Malfoy × OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang