02

15.7K 2K 379
                                    

Almost paradise

"Almost paradiseee!!"

Nal hyanghan neoui sarangi

Onsesang da gajindeutae

In my life nae jichin sarme kkumcheoreom

Dagawajun ni moseubeul eonje kkajina

Saranghal su itdamyeon

"Saranghal su itdamyeooooonnnn~"

"haahhh aku sangat bahagia hari ini!! jinjja daebak!!"

Pemuda mungil dengan senyuman manis yang tak memudar di wajahnya terlihat sangat bahagia. Bahkan mungkin semut pun tau kalau pemuda itu sangat bahagia hari ini. Bagaimana tidak, buktinya ia sedang bernyanyi riang di dalam mobil seorang pemuda tan yang usianya tak jauh beda dengan pemuda mungil itu.

Saking bahagianya, pemuda mungil itu tidak tau bahwa ada sesorang yang memperhatikan tingkah lakunya dengan ekspresi yang tidak bisa di deskripsikan. Ekspresi bingung, heran, dan ekspresi aneh terlihat di wajahnya ketika memperhatikan pemuda mungil di sampingnya yang tengah menyanyi riang sambil berteriak tidak jelas.

"hei?! hei kau! yak! kenapa kau tampak sangat bahagia hah?!!"

Pria mungil mendengus kesal karna ritual kebahagiaannya terganggu. Ia pun segera memalingkan wajahnya pada pemuda tan itu.

"wae? kau tidak bahagia hari ini? harusnya kau bahagia suamiku~"

Kata pemuda mungil itu sambil tersenyum kepada sesorang di sampingnya.

"gila! bagaimana aku bisa menikah bahkan dengan orang yang tidak pernah ku temui?! ini benar benar gila! Sadar lah Haechan ayo sadar!".

Haechan menpuk pipinya dengan tangan sebelah kanan.

"awhh sial! aku benar- benar tidak bermimpi! appa.. eomma maafkan anakmu karna menikah tanpa restu dan bahkan pernikahanku seperti tahu bulat yang di goreng dadakan".

Sambung haechan itu dengan ekspresi sedih dan frustasinya.

"hei.. kau fokuslah menyetir, jangan nenyetir sambil memikirkan sesuatu. Itu bisa membahayakan nyawamu dan nyawaku tentu saja".

Kata pemuda mungil itu dengan santai, ia mencoba menenangkan Haechan. Tetapi sayangnya Haechan merasa tidak tenang sama sekali.

Haechan mengendarai mobilnya dan berhenti dipinggir jalan. Kemudian mengusap wajahnya kasar sebelum ia mulai bertanya pada pria mungil manis di sebelahnya.

"kau... siapa namamu?"

Tanya Haechan dengan nada yang ia buat setenang mungkin.

"ya! kenapa kau bisa lupa? bukan kah di altar pernikahan kau bahkan mengucapkan namaku, Lee Haechan-ssi."

Sahut seorang yang ditanya dengan ekspresi herannya.

"Aku Renjun. Huang Renjun. Oh atau sekarang aku adalah Lee Renjun, karna aku sudah menikah denganmu"

Lanjut pemuda mungil itu dengan senyum yang sangat lebar. Ya, nama pemuda mungil manis itu adalah Huang Renjun.

Haechan masih tidak habis pikir mendengar Renjun menjawab dengan bahagia dan tanpa beban sedikitpun.

'aku yakin dia gila!'

Dengus Haechan dalam hati dan kembali mengusap kasar wajahnya.

"ok renjun-ah, apa kau tidak mengenaliku? mungkin apa kau tidak pernah melihat foto wajahku di surat kabar atau majalah?"

Haechan kembali bertanya dengan nada yang ia buat setenang mungkin.

"hmm.. aku lupa. Sepertinya memang aku pernah melihatmu, tapi dimana ya?"

Renjun tampak berfikir karna ia memang merasa wajah Haechan cukup familiar dimatanya.

"AH! aku ingat sekarang! "

Pekik Renjun yang mengundang senyum sumringah Haechan.

"Dimana dimana?!" -Haechan

"Di bungkus kacang rebus yang aku beli kemarin sore setibanya aku di jeju hehehe" -Renjun.

Jangan tanya bagaimana ekspresi dan perasaan Haechan kali ini. Ia sangat ingin menyedot ubun-ubun Renjun, tetapi ia mencoba tenang.

"Skip saja topik tentang ku, sekarang aku hanya ingin bertanya padamu. Apa motifmu menarikku dan menyuruhku membantumu dengan cara aku menikah denganmu?" -Haechan.

"Aku.. aku hanya ingin bebas. Itu saja."

Renjun membalas pertanyaan Haechan dengan senyum manis yang sangat tulus. Haechan bisa melihat ketulusan dan kebahagiaan dari mata rubah milik Renjun.

'Oh damn! why he so cute and so sweet at the same time'.

Gumam Haechan dalam hati yang setelahnya segera menggelengkan kepalanya dan kembali fokus pada topik pembicaraan.

"Hahh baiklah sepertinya ini akan menjadi hari yang panjang untukku."

Haechan menghembuskan nafas pasrah. Ia dapat membayangkan ekspresi wajah kedua orang tuanya apalagi saudaranya, ketika ia tau bahwa ia pulang membawa istri hasil pernikahan dadakannya. Haechanpun kembali melajukan mobilnya.

'istri ya? tidak buruk juga'.

Terlihat senyuman tipis di wajah Haechan tanpa ia sadari.

"Kita akan kemana?"

Akirnya Renjun memulai percakapan lebih dulu.

"Kita akan ke rumahku, lebih tepatnya rumah orang tuaku" -Haechan.

"oh rumah orang tu- APA?!! SECEPAT INIKAH AKU HARUS BERTEMU ORANG TUAMU?! pabo Renjun pabo! apa yang harus aku katakan pada orang tuamu.. orang tuamu pasti akan kecewa kalau ia mengetahui anaknya menikah tanpa restu dan bahkan tanpa sepengetahuan mereka"

Renjun seketika menundukkan kepalanya dan memainkan jarinya. Ia merasa sangat bersalah.

'itulah yang aku pikirkan sejak tadi
-_- , aku bahkan tidak tau cara memberikan kabar ini kepada orang tuaku'

Dengus Haechan kesal dalam hati. Tetapi ia tak tega ketika melihat Renjun menunduk dan merasa bersalah.

"Renjun-ah, gwaechana nee? aku akan mencoba memberitahu orang tuaku dengan tenang. Kau tidak usah khawatir, orang tua  ku bukanlah orang tua galak seperti di drakor hahaha".

Kekeh Haechan mencoba menenangkan Renjun.

"Haechanie... mianhae, gomawoo"

Renjun kembali menjadi dirinya yang semula, bersenandung ria sambil melihat pemandangan jeju dari jendela mobil.

Sedangkan Haechan ntah mengapa terlihat bahagia ketika melihat Renjun kembali tersenyum.

.

.

.

.

.

.

Ini mobil Haechan yang mereka pakai tadi😂🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini mobil Haechan yang mereka pakai tadi😂🤭

Masih penasaran ga kelanjutannya?
tenang, book ini tetep aku lanjut kok.

don't forget to comment and vote yeorobun! gomawooo~

Stranger [HyuckRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang