18 : Accepted

3 4 0
                                    

"Meniduri anak saya?!" Mama Clarine terlonjak begitu mendengar pengakuan Samuel.

Samuel memberi kode melalui mimik wajahnya pada Inka-Mama Clarine.

Pria itu mengangguk sebelum menjawab, "benar, Tante. Maaf sebelumnya, saya melakukan ini sebagai tindakan pencegahan. Saya rasa dengan menikah di awal waktu bisa menghindari omongan tetangga yang kurang mengenakan."

"Clarine, benar itu, nak?" Tanyanya dengan lembut, tapi tidak dengan tatapan matanya.

"I-iya, Ma. Aku tidur sama dia." Clarine menjawab terbata. Ia takut dengan sosok Inka saat marah seperti sekarang yang ada di hadapannya ini.

"Satu hari tidak pulang lalu datang membawa kabar yang memalukan. Luar biasa kamu, Nak." Celetuk Inka menyindir anaknya.

"Dari mana kamu ketemu laki-laki macam ini, Rin?" Inka bertanya setelah berhasil sedikit mengontrol emosinya.

"Saya koki di tempat Clarine bekerja, Tante."

Clarine menoleh ke arah Sam, kenapa pula pria di sampingnya ini berbohong?

"Maaf, Nak Sam. Saya bertanya kepada anak saya," ujar Inka disertai senyum semanis mungkin kemudian mengalihkan tatapannya pada Clarine.

"Terus?" Tuntutnya menaikkan sebelah alis, mengintimidasi.

Clarine menoleh pada Sam, meminta persetujuan untuk menjawab. Sam yang paham maksud Clarine langsung mengangguk.

"Kami ketemu satu bulan lalu, Ma. Terus minggu lalu dia bilang suka sama ak-" jawab Clarine sesuai kesepakatan yang telah dibuat tadi siang terpotong.

"Dan kemarin kamu tidur sama laki-laki ini," Clarine hanya bisa menunduk.

"Yaudah, kamu ke kamar dulu sana! Mama mau bicara sama dulu laki-laki ini," usir Inka.

"Baik, Ma."

Setelah memastikan Clarine hilang dari pandangan, Sam membuka suara ingin menjelaskan semuanya.

"Tante, maaf sebelumnya saya akan menjelaskan semuanya."

"Saya paham apa yang kamu kodekan tadi. Sekarang jelaskan," jawab Inka singkat.

Kemudian Sam menjelaskan ucapan Willard saat masih di Swiss mengenai sosok sempurna dan rencana-rencana konyol yang ia jalankan bersama Willard dan Evelyn. Inka manggut-manggut begitu mendengar penjelasan Sam. Dengan menggantikan bagian Swiss dengan merantau.

"Saya pernah dicampakkan sebelum berangkat merantau. Jadi kurang lebih seperti itu, Tante. Willard bilang Clarine itu sosok yang tepat untuk saya," tutup Sam setelah menjelaskan panjang-lebar.

"Kenapa nggak bilang langsung ke Arin?" Tanya Inka memastikan.

"Saya takut ditolak, Tante. Jadinya saya pakai rencana dulu. Maaf jika kesannya saya laki-laki buruk."

"Dimaafkan. Kalau saya menerima lamaran kamu untuk Clarine, kapan rencana pernikahannya dilangsungkan?"

"Kalau Tante Inka setuju, mungkin dua minggu lagi bisa dilaksanakan. Setelah pulang dari sini, saya akan bicara dengan orang tua terkait masalah ini, juga tentang lamaran resminya." Sam menjawab dengan mantab.

"Cepat juga ya kamu." Inka terkekeh.

"Saya suka yang seperti kamu. Bertanggung jawab, Clarine juga suka laki-laki bertanggung jawab. Saya Terima lamaran kamu," lanjut Inka diakhiri dengan seringaian singkat yang tentunya tak luput dari pandangan Samuel.

"Terima kasih, Tante. Saya pamit pulang dulu." Sam berdiri dan mohon pamit.

"Gak mau pamit sama Arin dulu?" Tawar Inka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Boss and His Lover (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang