11: Makan Bareng

8 8 1
                                    

henlo!

Typo betebaran

----

Sam lalu keluar dari minimarket dan menghubungi seseorang, "mampirlah ke apartemenku, Will." Lalu memutuskan sambungannya sepihak.

"Sialan banget, sih si Sam! Baru mau ngomong enak banget mutusin telepon!" Ucap Will menggebu-gebu.

"Gak jelas emang. Makanya diputusin tiga kali," lanjutnya setelah selesai memakai mantel dinginnya dan beranjak keluar rumah menuju apartemen Sam.

"Ngapain, sih nyuruh dateng dingin-dingin begini?! Damn! Kalo gue mati gimana hah?" Will mengumpat dengan bahasa campuran (Inggris-Jerman-Perancis) begitu keras hingga banyak orang menoleh kearahnya.

Will menarik napas dalam dan mengembuskannya kasar, "mianhae," kali ini ia berucap dengan bahasa korea dan tersenyum kikuk pada orang-orang lalu melanjutkan jalannya yang tertunda.

'Sam sialan!'  Umpat Will dalam hati lalu menghidupkan mesin mobilnya dan melaju ke apartemen Sam.

Karena Will mengemudi dengan kecepatan penuh, menjadikannya cepat sampai ke tujuan. Menyerahkan kunci mobilnya pada petugas valet, Will berlalu menuju lift yang membawanya ke lantai apartemen Sam tinggal.

"Sudah sampai. Cepat buka pintunya untukku!" Will berbicara singkat setelah teleponnya tersambung.

"Cepat sekali kau sampai." Sam tertawa tertahan, "sebentar lagi aku datang, Smith masih membeli makanan. Menunggu sedikit lagi kurasa bukan masalah untukmu, 'kan?"

"Sialan kau! Menyuruhku datang saat di luar sedang dingin-dinginnya dan begitu aku datang harus menunggumu yang sialan itu! Beri aku kode aksesmu, kau pikir aku gelandangan, hah?!" Will bersungut-sungut.

"Aku ini bosmu, tidak baik membentak atasan, Will. Nasib baik aku sedang tidak ingin memecat pegawai. Masukkan saja tanggal dimana aku sampai di Swiss." Sam menjawab dengan santai.

"Jangan lupa nyalakan penghangatnya! Aku tidak ingin kau mati sebelum rambutmu tercukur habis," lanjut Sam terkekeh sebelum memutus sambungan telepon.

Will menatap ponselnya tidak percaya, "again? manusia macam apa dia ini?! Semoga saja anakku nanti tidak menjengkelkan sepertinya, Tuhan." Will harap-harap cemas dan masuk ke apartemen Sam setelah berhasil memasukkan kode akses yang diucapkan Sam.

Baru saja ia ingin mendudukan diri ke single sofa yang ada di samping cermin, Will mendengar seseorang memasukkan kode akses lalu pintu terbuka dan menampakkan si empunya apartemen dengan wajah polosnya menyeret koper. 

Will menatap Sam dengan mata menyipit dalam diam.

"Apa?"

"Berbohong, eh?"

"Tidak masalah. Yang penting aku sudah disini, 'kan?"

"...."

"Ini." Sam menaruh bungkusan yang dibawanya di atas meja, "risotto saffron dan cheese fondue. Makanlah."

Will berbinar mendengarnya. "Semuanya untukku?"

"Enak saja. Kita makan bersama. Aku juga membawa soda dan beberapa camilan," mengempaskan dirinya ke sofa, Sam teringat sesuatu. "Ambilkan di samping koperku itu! Aku sudah duduk."

Senyum Will langsung surut mendengar perintah yang keluar dari mulut Sam.

"Tolonglah...." Sam memohon.

"Baiklah. Ini tuan sialan."

"Good boy!" Sam memuji dan tersenyum pada Will.

"Bonsoir! Selamat malam!  Yavin, you there?"

"Hah?! Siapa itu?"

"Kau ini bodoh atau apa? Kau lupa tadi menghubungi mamamu?" Will memukul belakang kepala Sam hingga ia mengaduh.

"Mamaa! Miss you so bad. Mama apa kabar? Mana papa?"

"Sam apa yang mama dengar tadi? Kau putus asa dan menjalin hubungan dengan seorang lelaki?!" Wanita di seberang sana menaikkan volume suaranya.

"Chill, Ma. Dia Willard orang Papa, tangan kananku."

Will lalu merebut ponsel Sam dan menunjukkan wajahnya, "salut, halo, Nyonya Pradana. Saya Willard yang sering memberi kabar tentang Samuel kepada Anda."

Wanita itu menghela napas lega. "Oh, aku lupa suaramu, Will. Syukurlah, kukira anakku sudah melupakan jati dirinya selama satu bulan di sana."

"Ma, jawab aku," tiba-tiba Sam menginterupsi.

"Mama baik-baik saja. Papamu juga. Ada apa telepon?"

"Hanya rindu. Kami sedang makan, lihat saja ya," ia melanjutkan makan risotto saffron yang tadi sempat terhenti.

"Sam juga baik, nyonya. Dia baru saja berlibur dari Desa Grindelwald, tanpa saya," ucap Will memprovokasi.

"Harusnya kau ajak Will, Sam. Dia setia pada Papamu sejak dulu. Will panggil aku mama saja, kau seumuran dengan anakku," ucap mama Sam tenang.

"Baik, Ma." Will membalas.

"Nanti saja, ma. Mungkin bulan depan akan kuajak dia," sahut Sam.

"Anak pintar. Makanlah juga, Will, kututup teleponnya."

"Kenapa tidak ada anggur di sini?" Will menggumam saat mengobrak-abrik bungkusan yang dibawa Sam setelah video call dengan mama Sam terputus.

"Kau ini bodoh atau apa? No club, no alcohol-"

"No ONS. Aku tahu, anak mama." Will memotong ucapan Sam dan memutar matanya malas.

----

setelah beberapa part ke depan bakal muncul cast baru yaa...

cast cewek cangtip bgt

entah ini dapet atau enggak feelnya, tp semoga aja dapet. jangan bosen sama si playboy Will ya...

minta doanya untuk tes minggu depan oke? 😉 

Sampai jumpa di apdetan bulan depan!!!








Chitandr

14.07.20

The Boss and His Lover (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang