34. Kecurigaan

2.4K 333 85
                                    

Part kali ini panjang, jadi baca pelan-pelan aja yaa ^^

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Setelah Bimo dan Rafa pergi, Aiden terlihat keluar dari persembunyiannya di balik pohon. Ia berhasil mendengarkan semua percakapan tiga orang itu. Sebelum kehilangan jejak orang yang memakai penutup kepala, Aiden langsung berlari mengejar.

Di tengah ia berlari, ia masih memikirkan percakapan mereka. Aiden yakin ia tidak salah dengar."Shit! Ternyata temen gue sendiri!"

Aiden terus berlari sambil menyapu pandangan ke sekelilingnya, ia tidak akan rela jika sampai kehilangan jejak orang itu. Karna sampai kapanpun ia tidak akan pernah rela melepaskannya.

"WOII ANJINGG SIAPA LO?!!" Teriak Aiden saat melihat lelaki itu berjalan tidak jauh darinya. Lelaki itu menoleh ke belakang, saat melihat Aiden yang berlari mengejar dirinya, ia kemudian langsung berlari. Karna saking cepatnya ia berlari, Aiden sedikit tertinggal dibelakang, hal itu membuatnya lebih leluasa untuk menjatuhkan barang-barang yang bisa menghalangi jalan Aiden.

"SIALAN!" Umpat Aiden saat ia semakin tertinggal di belakang hingga sampai lelaki itu berhasil keluar lewat gerbang sekolah.

"BANGSAT!" Dengan cepat Aiden langsung berlari ke arah parkiran untuk mengambil motornya bersiap mengejar lelaki itu.

***

Kia dan Alsa terlihat berdiri di depan gerbang sekolah. Alsa yang sedang menunggu jemputan dan Kia yang sedang menunggu Aiden. Sedari keduanya berdiri, Alsa sama sekali tidak bersuara, ia terlihat terdiam sambil menggigiti kuku jarinya dengan gelisah. Kia yang memang sudah menyadari hal itu sejak awal berniat bertanya. "Sa? Lo kenapa dah?"

Alsa menggeleng pelan. "Mm nggak kok hehe.."

"Ceilah! Nggak usah boong Lo!"

"Orang nggak papa KIA." Kata Alsa memperjelas nada ucapannya.

"Ehh iya, Lo udah baik-baik aja kan?" Sambung Alsa bertanya.

Kia mengangguk ragu. "Gue nggak percaya Lo gelisah kayak gitu cuma mau nanya itu. Udah deh, ngomong aja ke gue." Kia melipat tangannya di depan dada.

"Mmphh gue nggak enak ngomongnya." Ucap Alsa sambil memandang ke bawah kakinya.

"Kenapa? Sepatu Lo bolong?" tanya Kia ikut melihat ke sepatu Alsa.

"Ck! Bukan itu!"

"Yah terus apa? Lo kalau ngomong jangan setengah-setengah dong!" Sewot Kia yang sudah mulai kesal.

Alsa menghembuskan napas berat, kemudian mengalihkan pandangannya ke Kia. Tepat di manik mata Kia, Alsa menatap Kia tegas. "Lo pernah curiga sama temen Geng Rajawali Lo?" Tanya Alsa dalam satu nafas.

Kedua bulu mata Kia berkedip. "Kesambet apaan Lo tanya kayak gitu?"

"Gue serius!"

"Emangnya kenapa?"

Alsa berdecak. "Yah jawab aja. Lo pernah curiga atau nggak?!"

Kia terkekeh kecil. "Oke-oke."

Kia terdiam sesaat, ia mengusap tengkuk lehernya. "Kenapa gue harus jawab?"

AZKIA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang