3. Geng Rajawali

9K 1.3K 306
                                    


Kini seluruh siswa-siswi SMA Rajawali berbondong-bondong keluar kelas dengan tas di punggung masing-masing yang menandakan mereka akan segera pulang. Semua siswa tampak bersorak senang. Terutama para kaum adam yang langsung pergi nongkrong ataupun jalan-jalan bersama doi mereka.

Tapi lain halnya dengan seorang siswa tampan yang sedang berdiri didepan kelas XI IPS 2. Siswa itu terlihat sedang berdiri dengan gaya santainya bersandar di tembok kelas dengan tangan di masukkan ke dalam saku celananya. Oh iya jangan lupakan sebuah earthphone yang terselip di telinganya, yang membuat ia terlihat semakin gagah.

Aiden yang baru saja keluar dari kelas melihat lelaki yang ia kenal sedang berdiri dengan tenangnya seketika membuat wajahnya berubah sewot.

"WAHH PARAH LO ZAV! UDAH TELAT DAN SEKARANG UDAH MAU PULANG AJA? ENAK BANGET SEKOLAH LO!!"

Karena seruan Aiden yang begitu keras, membuat ia menoleh, lalu melepaskan earthphonenya.

Namanya Kairav Athlon Zavier. Biasa dipanggil Zavier. Tapi naasnya panggilan sebagus itu selalu dipelesetin ke panggilan Japier. Dia tipe cowok yang kalem, tenang, dan cukup santai dalam mengatasi mesalah, bahkan ia seperti tidak pernah marah ataupun emosi. Tidak beda jauh dengan Agam, di sekolahnya, dia juga termasuk idolanya para siswi. Bagaimana tidak? Jelas saja, karna dia cukup pintar bermain gitar dan bernyanyi. Dibibirnya selalu terlukis senyum yang manis, sampai-sampai semua siswi terpikat dan membuatnya mendapat banyak bunga, surat, coklat bertumpuk di lokernya. Tapi naasnya semua itu selalu ia buang ketempat sampah. Tetapi dibalik itu semua, sisi buruk dia adalah ia yang sering terlambat ke sekolah. Makanya ia biasa jadi incaran para guru bk.

'Tak'

Jitak Zavier. "Suara lo!!" Zavier memandang Aiden sengit.

"Jawab dulu! Lu kemana aja? Telat mulu, lu minta dikeluarin dari sekolah? Hah?!"

"Ck sabar napa? Ini gue mau jelasin." Tutur Zavier.

"HEH JAPIER! BARU BERANGKAT LO?!"
Refleks Zavier mengelus dadanya sabar. Felix yang baru keluar kelas sukses membuatnya kaget.

Plak!

Geplak Felix. "JAWAB BEGO! BUKAN NGELUS DADA!"

Lagi-lagi Zavier mengelus dadanya. "Sabar Zavier sabar," lirihnya. "Jadi gini—"

Gubrak!

Aiden, Felix, dan Zavier kompak menoleh ke pintu kelas, melihat Vian yang sudah jatuh terkapar tepat ditengah pintu.

"Sialan nih pintu! Argghh!!" Umpatnya yang langsung berdiri dan menendang pintu itu kasar.

Pandangannya kemudian beralih ke arah ketiga cecunguk yang sedang melipat bibirnya menahan tawa. "Apa lo pada? Mau ketawa? Sialan!"

Ketiganya menggeleng cepat, tetap sambil melipat bibirnya yang menahan tawa.

"Sapi bisa nyungsep juga ternyata." Ucap Felix cukup pelan.

"Savian! Nama gue gak usah lu ubah-ubah kalau masih mau aman waktu nyolong permen karet gue!"

"Canda boss." Felix meringis.

Aiden mengalungkan lengannya ke pundak Vian. "Kenapa? Tumben cepet-cepet keluar? Permen karet Lo ilang?"

"Ck, bukan itu. Gue nyari Agam, Agam mana? Dia tadi udah keluar kelas belum?"

AZKIA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang