"Yee kali dilapangan, Lo lupa kalau gue ketua osis?!" Sentak Alana memandang Mae sewot.
"Lo punya otak nggak sih?" Balas Mae melipat tangannya di depan dada.
"Maksud Lo?"
"Yaa Lo gunain jabatan Lo sebagai ketua osis itu buat ngalihin perhatian semua guru!" Ucap Mae yang disambut Alana dengan anggukkan paham. "Pinter juga Lo."
Kia yang masih terduduk di lantai, memandang kosong di depannya. Ia tidak tau apa yang akan sebentar lagi terjadi. Sebuah kesalahpahaman yang terjadi di masa lalu sekarang membuatnya dalam kesulitan.
Kia mendongak, kini Mae dan Alana sama-sama melayangkan pandangan merendahkan ke Kia.
Mata Mae beralih ke dayang-dayangnya. "Bawa dia!"
"Serius? Kita bawa ke lapangan?" Tanya salah satu dayang dengan wajah resah.
"Kenapa? Lo takut?" Tanya Mae mendatarkan wajahnya.
"T_ttapi...Gimana sama Geng Rajawali dan para guru? Apalagi ini pas jam istirahat." Ucap dayang yang lainnya.
"Sahabat-sahabat Kia...UPSS!!" Alana membekap bibirnya. "Maksudnya MANTAN sahabat Kia lagi nggak ada di sekolah. Jadi tenang aja." Ucap Alana tersenyum melihat Kia.
"Gue sumpahin! Keturunan Lo bakal jadi monyet semua!!" Balas Kia berteriak.
Senyum Alana memudar, bergantikan dengan wajah datar. "Cepat bawa anak nggak tau diri ini kelapangan SEKARANG!!"
Tapi ketiga dayang itu malah saling berpandangan, seolah enggan untuk membawa Kia keluar karena resikonya terlalu besar bagi mereka.
"T-ttapii...."
"Lakuin perintah gue atau Lo bakal kayak nih anak selanjutnya, MAU?!" Sambung Alana yang langsung membuat mata ketiga dayang itu melotot sempurna.
Ketiganya menggeleng ngeri.
"KALO GITU BAWA DIA KE LAPANGAN SEKARANG JUGA!!" Teriak Mae memerintah ketiga dayangnya. Ketiga dayang itu sontak mengangguk patuh dan segera menyeret Kia untuk berdiri.
"Kek mbak kunti Lo semua!" Umpat Kia saat dirinya diseret keluar dari toilet.
"Bye-bye Kia sayang..." Ucap Mae dan Alana berdadah ria diiringi dengan senyum kepuasaan.
"NAJIS!!" Teriak Kia sebelum menghilang dari penglihatan Mae dan Alana.
***
Saat ini, di koridor SMA Rajawali semua gempar melihat Kia yang diseret oleh tiga orang siswi. Sepanjang dirinya diseret Kia terus meronta-ronta. Apalagi saat ini adalah waktu istirahat, dimana semua siswa-siswi terlihat berkeliaran di koridor. Setiap siswa yang mereka lewati memandang penuh penasaran pada kejadian itu dan memilih untuk mengikuti mereka hingga sampai ke lapangan sekolah.
Adapula yang sampai berlari tergopoh-gopoh seperti tidak ingin ketinggalan.
Sesampainya dilapangan, semua siswa sudah membentuk gerombolan yang sangat besar. Bisa dipastikan mereka semua adalah siswa-siswi seantero sekolah, sama sekali tidak ada yang ketinggalan disana, kecuali teruntuk yang tidak berangkat sekolah pada hari ini.
Siswa-siswi yang berada di kantin pun sampai meninggalkan pesananannya hanya untuk menonton Kia. Dan ditambah dengan siswa-siswi yang menyaksikannya di balkon depan kelas mereka.
Semua siswa tampak mewanti-wanti apa yang akan Mae lakukan dengan Kia. Intinya, sekolah digemparkan dengan keadaan Kia yang kacau dan berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKIA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction🚫CERITA ABSURD [ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Sebuah cerita teror yang mengungkap siapa peneror sebenarnya. Ini tentang Azkia Crescencia Beatarisa dan kelima siswa populer di sekolah yang berparas tampan. Katanya sih karena mereka sekolah di SMA Rajaw...