☔bertemu lagi

58 8 0
                                    

"nitip buku ini dong," pinta ten.

hari mulai beranjak siang saat ten tiba-tiba masuk ke kamar kun sambil menyodorkan ponselnya.

dasar, tau saja kun sedang bersiap untuk keluar.

"apa lagi sih?" kun mengambil tasnya lalu menghampiri ten. "buku apaan nih? lo kan gak baca novel ginian."

"punya temen, dia nitip ke gue, malah rusak."

"kebiasaan lo," sungut kun. "mana duit?"

"pake punya lo dulu lah, nanti gue ganti," ten memelas.

"gak gak. gue juga lagi miskin ini," tolak kun. bukan pelit, tapi dia memang sedang krisis uang.

"yaudah lo tarik di atm aja ya, cash gue habis," kata ten lalu keluar dari kamar.

kun mengikuti, kemudian menunggu di ruang tengah sambil menonton tv. berita sekilas yang mengatakan hujan akan turun sepanjang hari ini.

"kata sandinya tanggal lahir gue," ten menyodorkan kartu atm nya.

"berapa gue ambil? lebihin buat simpanan lo gak?" tanya kun lalu beranjak.

"700 aja. awas kalo lo nyeludupin uang gelap," canda ten.

"uang gelapnya buat ngerawat lo juga ye."

"oh iya juga, hehe. btw jangan lupa bawa payung, ntar lo mandi hujan lagi kayak kemarin," peringat ten.

"iya. LO UDAH MINUM OBAT KAN?" tiba-tiba kun teringat kejadian kemarin.

"UDAH KOK."

"yaudah gue pergi dulu."

kun mengambil satu-satunya payung yang ada di rumahnya lalu berangkat.

"bisa-bisanya hujan padahal lagi musim panas," gumam kun.

"hai."

"ASTAGA."

kun terkejut saat suatu suara menyapanya, saat menoleh rupanya suara itu berasal dari wanita. ah kun ingat siapa wanita ini, orang yang kemarin memayungi kun.

"maaf, kamu jadi kaget ya?" wanita itu kelabakan.

"oh gak begitu, gak apa-apa kok," kun tersenyum.

"kamu mau kemana hari ini?" tanya wanita itu. kali ini dia memakai celana jeans dengan sweater. payungnya masih sama seperti kemarin, transparan.

"ya?" kun sedikit terkejut. sangat jarang bahkan hampir tidak ada kan orang yang baru berjumpa sekilas kemarin lalu bertemu lagi hari ini dengan pertanyaan yang...

"ah maaf ya kalau kamu merasa terganggu. akhir-akhir ini saya suka keluar rumah, tapi gak tau mau kemana," wanita itu tersenyum kecil, terlihat sedih. "boleh ikut kamu gak?"

kun terdiam sejenak. memang tak ada ruginya jika wanita ini ikut dengannya, tapi tak ada untung juga bagi kun.

"kamu gak mau ya?" wanita itu kembali bertanya, menyadarkan lamunan kun.

"eh, boleh kok, boleh," kun mengangguk sambil tersenyum.

"waah, makasih!" wanita itu tersenyum lebar sambil melompat kecil.

kun hanya ikut tersenyum melihat tingkah wanita dihadapannya ini yang mirip dengan anak kecil. memangnya diizinkan ikut dengan kun bisa membuatnya sebahagia itu?

"tapi hari ini lumayan banyak tempat yang akan saya datangi," ujar kun. "oh ya, kita belum kenalan kan? nama saya qian kun, panggil saja kun. kamu?"

"gak apa-apa! saya bakal ikut kemana pun!" wanita itu masih setia tersenyum. "nama saya kim sojung, kamu bisa panggil saya sojung."

"kim sojung ya, hm tapi apa kamu lebih muda dari saya?"

"saya kelahiran 95."

"ya ampun maaf saya sudah tidak sopan," kun membungkuk kecil. "saya kelahiran 96, harusnya saya panggil anda kakak."

"tau kok," kata sojung pelan, hampir seperti berbisik.

"apa kak? gak kedengeran."

"enggak, gak ada. boleh panggil sojung aja kok, saya gak keberatan."

kun hanya bisa tersenyum canggung.












"kun, ini bukan bukunya?" sojung membawa sebuah buku novel yang persis seperti yang ten perlihatkan.

"iya kak, makasih," kun mengambil novelnya. "kakak masih mau liat-liat?"

"masih. kamu udah mau pergi ya?" tanya sojung.

"enggak. kalau kakak masih mau liat-liat silahkan, saya tunggu di cafe bawah aja," jawab kun.

"oh oke, aku bakal cepet nyusul kok," kata sojung.

"santai aja kak, pelan-pelan," balas kun lalu pergi ke kasir.

sojung memperhatikan pundak kun dari belakang kemudian tersenyum tipis. lalu melanjutkan kegiatan melihat-lihat bukunya.

mata sojung menangkap satu buku novel di barisan best seller mystery novel. judulnya '10 days in woods', sojung mencoba menggapai novel di rak atas itu sampai akhirnya dia sadar akan sesuatu.

sojung menarik tangannya kembali lalu lanjut melihat-lihat.

"apa aku coba beli satu?" gumam sojung pelan. "ah, tapi apa bisa?"

sojung menggeleng-gelengkan kepalanya. lalu tak lama, hujan diluar sana kian bertambah deras.

[2] Summer RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang