☔curhat

36 10 0
                                        

"halo kun."

sapaan penuh bisik itu sontak membuat kun menoleh cepat, beradu pandang dengan wajah sojung yang sudah terlalu dekat.

"eh maaf kaget ya," sojung melangkah mundur, setengah terkejut karena kun menoleh.

"kak.. sojung.. ya ampun kirain siapa. kakak bikin saya jantungan aja," balas kun mengelus dada. kun hampir mengumpat sebelum menyadari dirinya sedang ada di perpustakaan.

"tempat nongkrong kamu beda ya sama anak-anak lain, mainnya di perpus," kata sojung lalu duduk disebelah kun. "udah lama gak jumpa ya."

kun menghentikan kegiatannya.
"iya, lama banget. kakak kemana aja sih?"

"kamu penasaran?" goda sojung sambil tersenyum jahil.

"daripada penasaran saya lebih khawatir. kata temen saya muka kakak waktu itu pucat, sekarang kakak udah sehat?" tanya kun. "atau sekarang masih sakit?"

"s-sakit? hahaha enggak kok enggak," sojung menggeleng. "aku sehat-sehat aja kok, buktinya bisa nyamperin kamu kesini."

"kakak tau darimana saya ada disini?"

"hmm insting? nebak-nebak doang sih."

kun hanya menghela napas. syukurlah wanita di hadapannya ini memang tampak sehat. kun paling khawatir jika orang disekitarnya sakit, karena itu membuatnya merasa tidak berguna sebagai seorang calon dokter.

"hari ini kamu mau kemana, kun?" tanya sojung, menatap kun yang melanjutkan pekerjaannya.

"ke kampus ngumpulin tugas. ah iya, kakak mau ikut makan siang bareng saya?" tawar kun.

"dengan senang hati!" jawab sojung sambil tersenyum.

"menurut kakak aneh gak."

"apanya?" tanya sojung sebelum menyeruput sup rumput lautnya.

"saya rasa kita udah pernah ketemu sebelumnya, atau mungkin udah saling kenal."

"eh???"

"aneh ya? padahal kita baru kenal tapi saya udah merasa akrab banget sama kakak," kata kun.

"kamu anaknya gampang bergaul kun, wajar kamu merasa begitu. tapi ini pertama kalinya kita saling kenal kok," ucap sojung.

"gitu ya," kun sedikit kecewa, karena sepertinya perasaannya ini tidak salah. tapi karena sojung sudah menjawab begitu...

"tapi kak, kenapa kita makan sup rumput laut? memangnya kakak lagi ulang tahun?" tanya kun.

"enggak kok lagi pengen aja," jawab sojung. "tapi sebenarnya, awal bulan ini temen deket ku ulang tahun. sayangnya aku gak bisa ikut ngerayain."

"jadi kakak cuma kangen temen kakak ya?"

"kayaknya gitu," balas sojung dengan senyum yang terlihat sedih.

"kalau gitu kenapa enggak ketemuan aja kak? kalian bisa rayain ulang tahunnya sekali lagi," kata kun.

"maunya sih gitu, tapi enggak bisa," sojung menggeleng.

"loh kenapa?"

sojung tidak menjawab apapun lagi dan hanya menunduk. tak lama kemudian terdengar suara isak tangis yang berasal dari arah wanita dihadapan kun itu.

"kak? kenapa???" tanya kun panik, seumur-umur baru kali ini ada wanita menangis tiba-tiba didepan kun. otomatis kun menjadi kebingungan.

"harusnya.. hiks aku bisa rayain bareng mereka tapi hiks kenapa jadi hiks gini sih huhuhuhuhu," tangis sojung tak kunjung berhenti, malah semakin keras. bersahut-sahutan dengan deras hujan di luar sana.












"lo dimana?" tanya kun, saat ini dia sedang menelpon salah satu temannya, winwin.

"gue lagi di tempat latihan bareng lucas sama xiaojun nih, kenapa bang?"

"gue stress banget sekarang mau meluapkan emosi, jangan pulang dulu ya kalian."

"yee dasar bapak dokter. yaudah buruan kemari, sekalian bawain jajanan gitu yak."

"haah yaudah iya-iya. lo pada mau apa?"

"apa aja sih. oh lucas nitip soda, sekalian beli tiga deh bang gue juga jadi pengen."

"kalo tiga mah buat kalian doang, gue nya ngeliatin kalian minum gitu."

"hehehe gak gitu bang, yaudah gue tungguin nih."

"oke."

"bapak dokternya udah dateng guys!" seru lucas begitu kun masuk. anak satu ini memang selalu penuh dengan energi.

"asli gue capek banget sama dosen, kenapa praktek mulu sih lama-lama gue bisa phobia sama praktek," kun langsung memulai sesi curhatannya. teman-temannya yang lain hanya diam mendengarkan sembari memakan jajanan yang kun bawa.

"mana tugas lain gak berhenti, gila kali ya kami ini manusia bukan robot. kalau bisa gue mau protes di depan ruangan itu dosen satu-satu," lanjut kun.

"sudahi keluh kesahmu wahai bapak dokter, mari ceritakan pada kami tentang kisah cintamu," ucap xiaojun, langsung disoraki winwin dan lucas.

"iya bang gue penasaran! akhir-akhir ini lo lagi deket sama siapa?" tanya lucas.

"lagi deket sama tugas dan perpus dia mah," ujar winwin.

"yang itu bener juga," kun mengangguk setuju. "tapi gue baru kenalan sama cewek."

"wihh siapa tuh siapa?" tanya xiaojun excited.

"satu kampus sama kita, namanya jung yerin anak dkv. kenal gak kalian?"

"enggak kenal tapi bakal kenal kalo lo kenalin," jawab lucas dengan wajah tengil, alisnya dinaik-naikkan.

"lu mah!" xiaojun mendorong lucas.

"tapi kayaknya gue pernah denger namanya deh," kata winwin.

"serius? tentang apa?" tanya kun.

"tapi ini bukan tentang si jung yerin sih. ini tentang kakak tingkat yang deket sama dia," jawab winwin.

"kakak tingkat satu jurusannya? siapa?" tanya kun lagi.

"duh gue rada-rada lupa namanya," keluh winwin.

"yaahh lo mah pikunan," ejek lucas, lalu lagi-lagi di dorong oleh xiaojun.

"memang katingnya kenaㅡ" belum selesai kun bertanya, winwin menyela dengan suara lantang.

"ah gue inget! nama katingnya itu sowon, kim sowon!"

[2] Summer RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang