sudah hampir seminggu kun tidak lagi berjumpa dengan sojung. fakta bahwa mereka baru dua kali bertemu tidak membuat rasa khawatir kun berkurang. semenjak yangyang bilang bahwa sojung terlihat pucat, kun terus memikirkannya.
sudah hampir seminggu pula jadwal kuliah kun mendadak padat, entah karena apa. yang jelas teman-teman sejurusannya juga ikut merasakan penat yang kun rasakan.
"besok praktek lagi?!" seru joy, wanita paling terkenal di angkatan kun.
"iya, gue udah tanya sama beliau dan katanya besok juga praktek. gila ya, apa lusa badan gue yang bakal jadi bahan praktek," keluh sejeong. "gue mau nikah ajalah cepet siapapun nikahin gue sekarang."
keluh kesah para mahasiswa kedokteran ini terus berlanjut. kun sebenarnya ingin ikut bergabung, tapi badannya sudah terlalu lelah hanya untuk sekedar bicara.
"jangan mati dulu, lo belum bantuin tugas gue," rowoon menepuk bahu kun.
"bisa-bisanya lo ngomongin itu sekarang," kata kun kemudian berdiri. "bangun semua! masih ada satu jam lagi sebelum pulang, ayo semangat!"
"jangan teriak semangat kalo muka lu aja kayak habis dikeroyok masa!" teriak salah satu teman kun.
"kalian boleh pulang."
"TERIMA KASIH PAK."
jam 9 kurang, kuliah hari ini selesai. kun dan segenap teman-temannya langsung berlari ke parkiran setelah saling pamit.
"mau bareng gue gak?" tanya rowoon, dia bawa motor.
"gak usah deh, gue mau mampir lagi soalnya," tolak kun, soalnya rumah rowoon beda arah dari rumah kun. "tapi makasih udah nawarin, besok gue nebeng dah."
"oke." rowoon mengangguk.
kun berjalan menuju halte bus, sebentar lagi akan lewat bus terakhir untuk hari ini.
bersamaan dengan datangnya bus, ada seorang wanita yang juga baru sampai dan duluan masuk. tapi tampaknya ada sedikit masalah.
"duh ketinggalan lagi."
"ada masalah apa?" tanya kun dari belakang.
"ah maaf silahkan duluan, saya lupa bawa kartu bus," ucap wanita itu mempersilahkan.
"ah begitu," sahut kun. "pak untuk dua orang ya."
"eh?"
kun pun duduk di kursi tengah, disusul wanita tadi duduk di depannya.
"terima kasih, nanti akan saya ganti," kata wanita itu, terlihat tidak enak.
"gak apa-apa kok," jawab kun tersenyum.
"ehm kayaknya kita satu kampus ya?" tanya wanita itu tiba-tiba.
"eh.. kayaknya iya. kampus XX bukan?"
"iya," wanita itu mengangguk. "saya dari jurusan media visual, kamu?"
"ah dkv ya. saya dari kedokteran."
"wah pasti pinter ya," celetuk wanita itu.
"hahaha gak juga," kata kun. "kalau boleh tau kamu kelahiran berapa?"
"96."
"wah sama. nama saya qian kun," kun menjulurkan tangannya.
"salam kenal kun, nama saya jung yerin," balas wanita itu sambil tersenyum.
"woi kun."
kun perlahan membuka matanya, ada ten di sebelahnya yang sedang berusaha membangunkannya.
"lo oke?" tanya ten.
"iya aman," kun bangun dari tidurnya. jujur sekarang leher dan pinggangnya sakit karena tidur sambil duduk terlalu lama.
"gue gak senganggur ini ya cuma buat nemenin lo molor di perpus," ucap ten. "gue cabut duluan, bentar lagi masuk, bye."
"bye, tiati."
kun merenggangkan tubuhnya. sekarang dia ada di perpustakaan dekat kampusnya, lebih besar dan lebih luas. jadi buku-buku yang ingin kun pinjam lebih banyak ada disini.
"jam berapa sih?" kun melirik arlojinya yang menunjukkan pukul 4 sore. "makan dulu lah."
disekitar kampus kun terdapat banyak minimarket dan penjual jajanan ringan. selain karena dekat dengan kampus yang banyak pelajar, pemandangan sekitaran sini juga bagus. banyak anak muda yang malah berkencan di sini.
"terima kasih."
kun mengaduk mie instannya sambil menatap jalanan yang ramai. sesekali menguap karena masih merasa lelah.
"eh kun?"
meski suaranya kecil, tapi cukup dekat dengan tempat duduk kun. jadinya lelaki ini menoleh dan mendapati wanita yang ditemuinya kemarin.
"yerin.. ya? hai," sapa kun agak canggung.
"iya, hai juga," balas yerin lalu buru-buru membayar.
"hati-hati," ucap kun begitu yerin hendak pergi.
yerin menghentikan langkahnya dan malah berjalan untuk duduk disebelah kun.
"gabung boleh kan?"
"boleh kok."
lalu mereka sama-sama terdiam. kun menikmati mienya, sedangkan yerin menikmati sodanya.
"oh iya saya mau ganti ongkos bus kemarin," seakan tersadar yerin langsung memberikan uang pengganti.
"eh padahal enggak usah juga gak apa-apa," kata kun.
"gak enak tau berhutang sama orang yang baru dikenal," sahut yerin.
"gitu ya."
lalu mereka diam-diam lagi. rasanya kun tidak sanggup dengan suasana canggung ini.
"gak ada kelas?" tanya kun membuka percakapan.
"ada kok, tapi masih setengah jam lagi. kamu?"
"yah sekarang sih enggak ada. tapi nanti jam 6 bakal balik untuk praktek."
"praktek? bukannya seminggu yang lalu kalian juga praktek?" heran yerin.
"iya, kemarin juga pas kita ketemu saya baru siap praktek. gak tau juga akhir-akhir ini dosen gas praktek terus," jawab kun, semakin dijelaskan semakin terbayang rasa capek yang akan kun rasakan nanti. "tapi kok kamu tau?"
"saya ada teman di kedokteran. namanya joy. pasti kamu pernah dengar kan ya, dia terkenal sih," kata yerin.
"oh joy iya kenal," kun mengangguk. "kalau kamu akhir-akhir ini gimana?"
"biasa aja sih jadwalnya gak terlalu padat."
"enaknya, tapi kemarin pulangnya telat ya."
"oh kemarin.. habis dari rumah sakit."
"kamu sakit?" tanya kun, mendadak menoleh ke arah yerin.
"enggak bukan," yerin menggeleng. "temen lagi dirawat."
"oh..." entah kenapa kun merasa lega.
-----
huhuhu bisa bisanya aku gak up 4 hari MAAAFFFF
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Summer Rain
FanfictionDia hanya sekedar singgah, seperti hujan di musim panas.