☔akhir

70 7 0
                                    

hari ini adalah hari terakhir musim panas. sedari tadi pagi sampai sore ini, cuaca sangat panas seakan-akan hari ini adalah puncaknya.

kun menutup laptopnya lalu menghela napas. sojung lagi-lagi menghilang. kun sempat menyesal karena tak memaksa sojung untuk memberikan nomor ponselnya, karena sekarang kun kesusahan mencari wanita itu.

meski begitu, hari ini kun sudah ada janji dengan yerin untuk makan bersama. kun sempat berjanji akan mentraktir yerin makan karena berhasil menang kompetisi dance.

notif pesan masuk ke ponsel kun, dari yerin, menanyakan kepastian jadi-tidaknya makan bersama mereka. dan tentu saja kun menjawab jadi.

"aku gelisah banget, keadaan kak sowon kayaknya jadi lebih parah dibanding sebelumnya," yerin bercerita dengan wajah murung.

"oh ya? kamu pasti khawatir ya," kata kun.

"temen kamu mana? katanya bakalan ada satu orang lagi?" tanya yerin.

"orangnya gak ada kabar, jadi berdua aja, gak apa?"

"ah gitu, iya gak apa kok," balas yerin.

mereka pun memesan makanan sambil mengobrol ringan, meski sebenarnya kun ingin sojung juga ikut ada disini.

"habis ini kamu mau kemana?" tanya kun.

"oh? aku mau balik ke rumah sakit, katanya dokter mau ngomong sesuatu," jawab yerin. "kun kamu.. mau ikut gak?"

"tiba-tiba?" kun sedikit terkejut. "memangnya boleh? gak apa-apa?"

"yah gak apa-apa sih kamu kan kenalan aku. lagian kalau nanti aku gak begitu ngerti apa yang dokter jelasin kan bisa tanya kamu."

"aku sih oke aja kalau emang boleh," ujar kun.

"kun kamu tunggu disini sebentar ya, aku mau telepon dulu," kata yerin, mereka sudah sampai di rumah sakit tempat kim sowon dirawat. sekarang mereka berada di ruang tunggu.

"oke."

yerin menjauh dari tempat tunggu dan kun duduk di salah satu kursi yang ada disana. tak sengaja matanya menangkap seseorang yang tak asing baginya. seseorang yang telah menghilang selama berhari-hari.

"kak sojung?" kun dengan cepat langsung berdiri dan berlari menghampiri sojung. lalu mencengkram sebelah lengan wanita itu sebelum ia hendak pergi.

"kun?" sojung tampak begitu kaget, namun tak lama wajahnya berubah menjadi panik. "kok kamu ada disini? kamu sakit?"

"saya baik-baik aja. harusnya saya yang tanya, kakak sakit? terakhir kita ketemu muka kakak pucat."

seakan pasrah sojung mengangguk.
"iya aku sakit, aku selalu sakit, kun. tapi gak kelihatan ya? berarti aku nutupin dengan baik."

"kenapa kakak gak bilang? apa kakak gak tau saya kuliah di jurusan kedokteran?" tanya kun, nada suaranya terkesan marah.

"gak apa-apa kun, sekarang semua udah selesai. aku udah gak sakit lagi," sojung tersenyum. lagi-lagi senyum itu, senyum yang kun benci.

"apa maksudnya? kakak udah sembuh total? kakak sakit apa?" tanya kun bertubi-tubi, sekarang rasa khawatirnya sedang berada dalam puncaknya.

"tenang kun pelan-pelan," sojung menenangkan lalu memegang kedua pundak kun. "kamu kesini sendirian kan?"

"enggak," kun menggeleng. "saya datang sama yerinㅡ ah maksud saya sama teman."

"apa?" sojung terkejut. "siapa yang kamu sebut barusan?"

"ah nama teman saya, jung yerin."

sojung tampak begitu kaget, lalu tiba-tiba berlari. kun yang ikut kaget langsung berlari mengejar sojung, namun anehnya sojung sudah lagi tak terlihat. seakan menghilang begitu saja.

[2] Summer RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang