"kakak mau makan apa?" tanya kun.
sekarang mereka berada di restoran dekat toko buku yang baru mereka kunjungi tadi. rupanya sojung berkeliling cukup lama dari yang kun kira, karna sudah pukul 1 siang maka kun mengajak sojung makan bersama.
"apa aja boleh, samain dengan punya kamu aja," jawab sojung, menutup buku menu.
"oke. kalau begitu saya pesan yang ini.."
selagi kun memesan, sojung menatap sekelilingnya. suasana hiruk pikuk kota yang dulu jarang dia rasakan karna sibuk mengerjakan tugasnya. ditambah lagi karna alasan lain.
sojung bersyukur orang yang dia payungi hari itu adalah kun. setidaknya, kun adalah satu diantara beberapa orang yang bisa berinteraksi dengannya.
"kak? kenapa?"
sojung sontak menoleh ke arah kun lalu tersenyum ringan. "enggak, tiba-tiba kangen rumah."
kun mengangguk kecil. benar juga, kun hanya tau nama dan usia wanita dihadapannya ini. selain itu semua abu-abu dan kun juga tidak bertanya.
tapi karna itu, sekarang kun jadi penasaran.
"kalau gak keberatan, saya mau tanya-tanya tentang kakak, boleh?" tanya kun hati-hati. "nanti kalau kakak mau, tanya sesuatu tentang saya juga."
"boleh kok, boleh." sojung mengangguk.
"kakak sekarang tinggal sendirian? karna tadi kakak bilang kangen rumah."
"iya, sekarang aku tinggal sendirian," sojung menjawab dengan nada bicara yang biasa, tapi entah kenapa wajahnya menunjukkan ekspresi sedih.
apa hanya perasaan kun saja?
"oh begitu. memangnya keluarga kakak tinggal dimana?" tanya kun.
"mereka tinggal di kota ini juga. aku cuma mau tinggal terpisah aja, lagian aku capek dengar orang tua ku selalu bertengkar."
"ah maaf kak.."
"ngapain minta maaf segala, gak apa kok," sojung tersenyum.
kun jadi merasa tak enak hati karna merasa salah bertanya. akhirnya kun tidak bertanya apapun lagi lebih lanjut sampai makanan mereka datang. sojung juga diam tidak mengatakan apa-apa lagi.
"makasih udah ditraktir! maaf ya aku bener-bener lupa bawa dompet, ponsel aja juga lupa," kata sojung menyesal.
"haha santai aja kak, gapapa kok. oh ya, sekarang saya mau ke kampus, kakak gimana? mau ikut juga?" tanya kun.
"ah iya juga, kamu ada kelas ya. yaudah kita pisah aja disini," jawab sojung.
"disini? kakak mau kemana? saya masih sempat antar kok," kata kun. dia masih punya waktu sekitar 1 jam untuk kelas berikutnya, kalau tujuan sojung jauh kun bisa naik taksi.
"gak usah ah, mending kamu ke kampus sekarang aja. aku mau jalan-jalan sendirian disekitaran sini," sojung meyakinkan.
"kalau gitu hati-hati ya kak," kun menunduk sedikit lalu berlalu pergi.
sojung memperhatikan pundak kun yang semakin menjauh, seperti senyumnya yang perlahan memudar.
kun masuk kelas seperti biasa. setelah selesai, dia langsung bergegas ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku. lalu duduk disana untuk mengerjakan tugas yang barusan diberi dosennya.
kun memang seperti itu. dia malas menunda-nunda sesuatu, 'jika bisa dilakukan sekarang kenapa harus nanti' adalah prinsip kun. berbeda dengan teman mainnya yang bernama lucas.
cukup lama kun berkutat dengan buku dan laptopnya, sampai tak terasa 2 jam telah berlalu. kun membuka ponselnya dan jam menunjukkan pukul setengah enam sore. tugasnya hampir selesai, tapi kun memutuskan untuk mengerjakan sisanya di rumah.
"halo? lo mau makan malem apa?" tanya kun, dia sedang berbicara lewat telepon bersama ten.
"karna gue udah sembuh ayo rayain dengan pizza! oh ya jangan lupa alko-"
"gausah macem-macem. jangan buat usaha gue buat nyembuhin lo jadi sia-sia."
"ah gak seru lo pak dokter. dahlah, apa aja yang lo bawa pulang juga gue makan. tapi yang enak ya, besok gue kan udah balik."
"palingan bulan depan lo udah di rumah gue lagi karna sakit yang lain."
"yeee nyindir lo? udah ah buruan pulang gue udah laper."
"iya iya."
kun mematikan telepon.
"makan apa ya?" gumam kun, tak sengaja matanya melihat sesuatu.