17 | mereka siapa?

447 46 6
                                    

"Baiklah, aku akan mengambilnya. Lain kali aku harus membelikanmu sesuatu, Seira"

Shinwu pun menerima coklat pemberian Seira itu lalu langsung memakannya

"Bagaimana? apa ada yang berubah?"
tanya Seira berharap coklat benar-benar bisa menambah moodnya

"...." Shinwu pura-pura berpikir untuk menggoda Seira

"Tidak ada" ucap Shinwu

Wajah Seira terlihat sedikit kecewa, walaupun tidak begitu terlihat tapi Shinwu bisa menebaknya karena dia sudah cukup mengenal Seira

"Kenapa kau tidak tersenyum lagi saja?" ucap Shinwu

"?"

Shinwu menggaruk-garuk rambutnya lalu tersenyum lebar

".. Hehe senyummu tadi membuatku jauh lebih baik daripada cokelat ini, tau" ucap Shinwu

Pipi Seira memerah mendengar itu. Seira memang lemah dengan pujian, tapi kalau Shinwu yang mengatakan..

Seira membeku sesaat, blank.

"Seira?

"...."

"Aku hanya bercanda kok! kau tak perlu melakukannya"

Shinwu pikir, Seira akan terganggu karena dia suruh untuk tersenyum

Tapi kenyataannya Seira kecewa dengan kata-katanya barusan. Ternyata cuma bercanda?

Shinwu memang bodoh soal wanita

"Seira? kau tidak apa?"

".. Aku tidak apa"

"Baiklah. Oh, kau mau mencobanya?" tanya Shinwu sambil menyodorkan Coklat pemberian Seira tadi

"Tidak usah, itu untukmu"

"Haha baik baik. Kalau begitu apa kau menginginkan sesuatu? Aku akan mengusahakannya sebagai tanda terima kasih cokelat pemberianmu ini" ucap Shinwu

Seira mulai memikirkan sesuatu. Cukup lama dia terdiam, akhirnya Seira membuka mulutnya.

"Bisakah.. kau mengantarku?" ucap Seira

"Eh? antar?"

Seira baru-baru ini teringat sebentar lagi Regis berumur 200 tahun. Sebentar lagi Upacara menuju kedewasaannya juga akan di laksanakan. Tapi, Seira juga ingin melakukan sesuatu pada Regis, yaitu memenuhi keinginannya yang belum terpenuhi.

"Aku ingin membelikan sesuatu untuk Regis, sebentar lagi hari ulang tahunnya"

Shinwu langsung berteriak "A-APA? REGIS ULANG TAHUN?"

Seira segera menutup mulut Shinwu dengan jari telunjuknya. Mengisyaratkan untuk berbicara pelan-pelan, agar yang lainnya tidak dengar.

Shinwu memerah lagi.

"M-maafkan aku, aku reflek tadi" ucap Shinwu

"...."

"Jadi kapan? kenapa kau tak mengatakannya pada kami? tentu kami akan melakukan sesuatu padanya!"

"Melakukan apa?"

"Tentu saja merayakan ulang tahunnya"

".... Kurasa tidak perlu"

Noblesse; After EpilogueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang