21 | hati seira

616 45 27
                                    

Setelah Karius dan Rael pergi meninggalkan mereka berdua, Shinwu jadi merasa tak enak. Apalagi Rael terlihat marah tadi.

"Seira, kau harus menyusul Kak Rael. Jelaskan padanya, kau dan aku tidak sedang berkencan atau apapun itu. Aku yakin dia akan mendengarkan jika kau yang menjelaskan."

"... Bagaimana dengan bioskopnya?" tanya Seira.

"Lupakan saja soal itu."

Keduanya saling bertatapan, "... Tidak. Aku sudah berjanji untuk menemanimu." ucap Seira.

"...." Shinwu tak menjawab, namun dilihat dari raut wajahnya, dia jelas merasa sangat bersalah. Seira yang melihat itu menjadi kebingungan.

"Kenapa kau jadi merasa bersalah?" tanya Seira.

"Tentu saja, kita menyakiti hatinya."

" ... Aku tak mengerti. Kita tidak berbuat salah apapun padanya."

Shinwu menatap Seira kaget, apa Seira memang selalu jahat pada Rael atau dia hanya kelewat polos?

Shinwu mencoba manjelaskan padanya pelan-pelan, "Seira, apa kau belum pernah mencintai seseorang?"

Seira mengalihkan pandangannya, warna pipinya berubah menjadi sedikit merah, ".. Tentu saja pernah."

"Nah, bukankah menyakitkan melihat orang yang kita cintai pergi berdua bersama orang lain."

"...." Seira tak menjawab. Namun sebenarnya, dia tidak setuju dengan kata-kata Shinwu.

Apa itu memang menyakitkan? yang dia tau, Shinwu, orang yang dia sukai menyukai Yuna. Tapi itu tak membuatnya sakit hati ataupun perasaan kecewa berlebihan seperti yang Rael lakukan tadi.

Baginya, melihat seseorang yang dia cintai tersenyum saja sudah lebih dari cukup.

"Seira, apa kau tak mau mencoba menengok Rael sedikit saja. Rael sudah banyak berubah dibanding saat awal dia datang kesini."

Seira sudah mendengarkan kata itu berkali-kali, tapi itu masih belum mengubah fakta bahwa dia tidak mencintainya. Dan mungkin tidak akan. Apalagi saat dia mengingat masa-masa saat Rael mencoba melamarnya.

"Aku tidak tau apa yang terjadi pada kalian berdua sampai kau selalu bersikap dingin padanya. Tapi bagiku, dia benar-benar mencintaimu."

"... Bagaimana kau bisa memastikannya?" tanya Seira.

"Entahlah, hanya instingku sebagai seorang pria haha." ucap Shinwu sambil tertawa sedikit.

"...."

"Dan kau tau? dia pernah berjanji akan mendapatkanmu suatu hari nanti."

Seira sedikit tersentak mendengar itu, dan bertanya pelan, ".. kapan?"

"Hm, belum lama ini. Hanya percakapan antara laki-laki. Aku, Ikhan, Rai, dan Rael."

Lalu, Seira tampak sedikit canggung lalu mengalihkan pandangannya, itu membuat Shinwu jadi takut. Apa percakapan ini membuatnya tak nyaman? atau apa?

"Aku bukannya memaksamu untuk mencintainya, tapi saranku cobalah buka hatimu padanya sedikit saja. Kau tau, dia bukan pria yang buruk." ucap Shinwu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Noblesse; After EpilogueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang