part 4

13 3 0
                                    

Aku terbangun kembali karena kudengar samar samar suara nek lilis minta tolong, aku yang masih belum sepenuhnya sadar dari mimpi tadi hanya masih terbengong sambil mendengar suara nek lilis. Setelah kesadaranku sudah utuh, aku mendengar jelas bahwa nek lilis berteriak meminta tolong dengan suara yang putus-putus. Aku bergegas keluar dari rumah dan menyusul ke rumah nek lilis, tidak ada yang mendengar suara nek lilis selain aku, karena rata-rata rumah disini lumayan berjarak tapi kontrakanku dan rumah nek lilis sanga dekat.

Ketika aku sampai diteras rumahnya aku bingung bagaimana caranya masuk,karena rumahnya terkunci, akupun teringat bahwa nek lilis tidak pernah menutup jendelanya.

Akhirnya aku masuk dari jendela dan melihat nek lilis telah pingsan dilantai, mukannya sangat pucat, melihat itu aku juga menjadi takut dan gemetaran, aku pun bergegas kerumah pak damar pemilik kontrakanku, aku meminta tolong padanya untuk membawa nek lilis kebidan, bidan yang aku sebut bukan bidan hanya untuk membantu persalinan tetapi juga seperti puskesmas.

Akhirnya kami membawanya menggunakan sepeda motor beat. Sebenarnya itu sangat susah dilakukan karena dengan keadaan nek lilis sekarang, tapi untungnya kami bisa membawanya, aku bersama anak laki-laki pak damar.

Disaat kami membawannya kebidan  ternyata rumah bidan itu sudah tutup padahal kami sudah berusaha untuk membagunkannya dengan cara menekan bel rumahnya, dengan rasa kecewa kami kembali membawa nek lilis ke rumah sakit terdekat. Aku berusaha memeluk nek lilis agar tidak jatuh, tapi angin yang dingin tidak bersahabat denganku, aku sangat kedinginan karena tidak sempat memakai jaket tadi, tubuhku gemetaran karena dinginnya.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang