- Chapter 5 - Malaikat cantik tanpa sayap

5.2K 641 96
                                    

Author: Hohoho, aku balek lagi! Sekedar info aku up cerita ini setiap malem, kira kira diatas jam 10 mulai bsk yaa. Jadi karena aku masih tergila gila sama cerita yang bertema 'Villainess' aku up yang ini aja deh. Cerita yg lain nanti aja yaa, aku mau cari suasana baru gitu, soalnya aku udh agak bosen sama cerita yang bertema kekaisaran china.

Jangan lupa vote dan comment yaa! Biar aku tambah semangat gitu, hehe...

Ok, capcus ke ceritanya...!
Happy Reading!

.
.
.
___________________________

Thalita berlari kencang kencang menuju perbatasan hutan dan permukiman penduduk. Tapi ditengah jalan, ia langsung tersadar.

Lah keknya gue di goblokin sama tuh cogan deh. Masa ada sih hantu yang gans? Yang ada hantu itu serem. Gue juga baru inget kalo dunia novel ini adalah dunia sihir, berarti tadi dia ngilang itu pakek sihir dong? Teleportasi gitu. Wah-wah barani beraninya si daki nobita itu ngegoblokin gue. Harus gue kasih pelajaran tuh kalo ketemu. Batin Thalita kesal.

Gimana gak kesal coba? Masa lagi santuy-santuy menikmati pemandangan yang wow, tapi malah di jailin sih sama daki nobita gak ada akhlak itu. Pasti tuh orang lagi ngetawain ke begoan gue ini, seratus persen. Gue jadi malu dah. Lanjutnya.

Thalita pun berjalan dengan lesu menuju ke Kediaman Rawnie, rumah keluarga barunya. Disepaniang jalan mulut Thalita terus saja berkomat-kamit seperti mbah dukun baca mantra.

" Hancur sudah harga diri gue! Bisa bisanya gue takut sama daki nobita itu, mentang mentang bisa teleportasi, terus malah seenak jidat jailin gue. Kan gue kaget kalo ada orang yang tiba-tiba ngilang tanpa jejak. Udah gue ngeliatnya secara live lagi."

" Tuh daki nobita memang gak ada akhlak. Awas aja kalo ketemu gue ceburin dia ke empang."

" Nih otak juga sih kenapa sih koneknya lama. Kan jadi turun harga diri gue di depan daki nobita."

" Au ah.. mending gue beli jajan, buat nambah mood gue, dari pada mikirin si daki nobita tanpa ekspresi."

Thalita berjalan semangat menuju pasar. Untung ia bawa uang banyak, jadi dirinya bisa membeli jajan sepuasnya. Dari pada pulang ke rumah nanti Thalita pasti bakal gabut lagi. Hihihi..

Thalita melihat pasar yang ramai, ia melihat banyaknya aneka jajanan yang seketika membuat perutnya keroncongan.

Thalita berjalan melihat lihat berbagai makanan di setiap toko. Ada toko kue, ada restoran, ada cafe kopi, ada kedai bakpau, toko permen dan lain-lain.

Pertama tama Thalita ingin ke toko permen terlebih dahulu. Ia memasuki toko tersebut dan ketika ia masuk dirinya melihat banyak sekali jenis permen. Thalita membeli 5 buah lolipop, dan 1 toples permen warna-warni. Rencananya ia akan membagikan permen itu ke anak gelandangan di gang-gang sempit yang sempat ia temui tadi.

Setelah ke toko permen, Thalita berjalan menuju ke toko kue. Ketika ia masuk dirinya melihat berbagai macam kue. Thalita membeli 5 buah kue renbow cake. Rencananya ia juga akan memberikan kue kue tersebut ke anak gelandangan di gang-gang sempit yang ia temui.

Thalita berjalan menuju ke toko susu, ia membeli 5 buah botol susu yang berukuran sedang, dan ia juga membeli 5 botol air mineral.

Setelah membeli banyak makanan dan minuman, Thalita berjalan ke arah gang sempit, disana ada 4 anak gelandangan yang sedang tertidur sambil memeluk lututnya, beralaskan koran. Sungguh miris. Walaupun jiwa Freya menempati tubuh tokoh antagonis, tetapi ia tetaplah Freya yang baik hati.

" Hai! Apa kalian lapar? Ini aku membawakan makanan dan minuman untuk kalian." Ucap Thalita, lalu 4 anak kecil tersebut mendongak melihat Thalita.

4 anak kecil tersebut masih diam. Karena Thalita tidak suka diabaikan, Thalita ikut duduk di koran tersebut bersama 4 anak kecil gelandagan tersebut.

Thalita membuka bungkus kue dab juga permen.

" Ini untuk kalian." Ucap Thalita sambil tersenyum manis.

4 anak kecil tersebut pun membalas senyuman Thalita.

" Pertama tama kita cuci tangan terlebih dahulu." Ucap Thalita lalu memberika 4 botol kecil air mineral kepada 4 anak tersebut. Setelah mereka mencuci tangan, Thalita membagikan masing masing kue, permen, dan susu kepada mereka.

" Terima kasih." Ucap mereka serempak.

" Sama-sama. Ayo kita makan." Seru Thalita. Mereka makan tanpa ada rasa canggung karena sikap Thalita yang ramah dan ceria. Mereka menghabiskan waktu bersama sambil tertawa tanpa menyadari ada sepasang mata yang melihat kejadian tersebut dari awal.

Sosok tersebut tersenyum tipis lalu bergumam " Malaikat cantik tanpa sayap."

Bersambung...
________________________
.
.

________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Bai-bai~

I'm not villaines | slow update |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang