- Chapter 16 - Ngajak ngepet

4.4K 547 117
                                    

Malam ini di Keluarga Rawnie sedang makan malam bersama. Hanya ada suara dentingan sendok yang menghiasi ruang makan tersebut.

Thalita melirik ayahnya, ibunya dan juga abangnya bergantian. Thalita jadi merindukan bapak dan emaknya.Walaupun ia hidup di keluarga pas-pasan tapi tetap saja dirinya bahagia. Tapi disini juga bahagia kok, karena banyak duit, hehe.

Selesai makan Thalita kembali ke kamarnya untuk lanjut rebahan. Tapi dirinya sedang tidak mengantuk, gimana dong? Sepertinya jiwa biang onarnya akan beraksi.

" Gue mau ngapain ya? Dari tadi gue kan sibuk rebahan, gue juga belom main hari ini." Gumam Thalita seraya berfikir akan keribuatan apa. Thalita mengetuk-ngetuk hidungnya, eh salah dahinya.

" Gue ngepet aja kalik ya? Ini malem jumat bukan sih, tapi kalo gue ngepet ngajak siapa?" Tiba-tiba ide absurd muncul di otak cantik Thalita.

" Oh iya! gue ngajak bang Brian aja kalik ya, gue yang jagain lilin, bang Brian yang ngepet, wkwk."

" Gue kagak bisa bayangin ketika bang Bŕian jadi babi ngepet, hihihi." Inilah ciri-ciri adik tak ada akhlak, yang mengajarkan hal-hal sesat kepada kakaknya. Jangan ditiru ya!

Thaliya segera berlari ke kamar Brian, abangnya yang ter-ter-terjelek.

" BANG BRIAN, NGEPET YUK!" Teriak Thalita menggema di seluruh mension. Para penghuni mension ada yang terkejut, ada yang tutup telinga, ada juga yang mengendus kesal da geleng-geleng kepala.

Brak!

Pintu kamar Brian dibuka paksa oleh Thalita, Brian yang tadinya terkejud karena teriakan Thalita, kini kembali kaget karena pintu kamarnya didobrak oleh adik tercintanya yang sayangnya tidak punya akhlak.

'Poor Brian.'

" Bang Brian, ngepet yuk!" Ajak Thalita sambil tersenyum. Brian bingung dengan ucapan adiknya, apa itu ngepet?

" Apa itu ngepet?" Tanya Brian penasaran. Thalita tersenyum mendengar pertanyaan abangnya.

" Pesugigan, babi ngepet." Jawab Thalita, Brian cengo tapi ia hanya menganggukan kepalanya.

" Tapi nanti abang jadi babinya ya." Ucap Thalita, Brian membulatkan matanya.

" Apa katamu? Aku suruh menjadi babi?! Tidak, tidak, aku tidak mau!" Ucap Brian kesal, masa ganteng-ganteng gini disuruh jadi babi sih.

" Lumayan loh bang, kita ngepet di istana, lumayan kan biar kita tambah kaya, hihihi." Ucap Thalita meyakinkan, Brian masih mencerna perkataan adiknya, tapi ia langsung menggelengkan kepalanya, dirinya tidak akan mau mengikuti ajaran adiknya yang sesat, bahkan sangat sesat.

" Tidak, Tidak, tidak mau." Tolak Brian masih pada pendiriannya. Thalita langsung cemberut.

" Yaudah lah kalo gak mau, gue pergi, bye!" Ucap Thalita lalu pergi dari kamar abangnya. Tak lupa Thalita menutup pintu kamar abangnya kencang. Dan itu membuat Brian kembali kaget.

" Sudah gila, tidak punya akhlak pula." Gumam Brian, meratapi nasipnya karena mempunyai adik seunik Thalita.

Brian mengelus dada "Aku sabar, aku kuat."

Thalita serus mendumel katika berjalan menuju ke kamarnya. Mamajukan bibirnya sambil menggembungkan pipinya.

" Emang ya, abang gak bisa diajak kompromi, tau gini mending gue ajak Justine aja, lumayan kan Justine lebih ganteng."

" Abang emang udah gak sayang sama gue, awas aja ya lu bang, gue kutuk baru nyahoo."

" Awas aja tuh abang kampret."

Dikamar Brian terus saja bersin-bersin, mungkin karena ia terus aja diumpati oleh Adiknya. Pikir Brian.

Hacim!

" Syalan tuh Thalita."

Bersambung...
__________

Jangan lupa kasih jejak ya, maap kalo aku up nya lama.

Makasih yang baca,
Makasih juga yang vote.
Jangan jadi silent reades ya!
Ok, see you nextt time guys!
Bai-bai~

Jangan jadi silent reades ya!Ok, see you nextt time guys!Bai-bai~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
_______

I'm not villaines | slow update |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang