- Chapter 9 - Gaun

4.5K 580 9
                                    

Author: Wohoho, selamat malam semua, gimana kabarnya baek-baek kan?

Jangan lupa vote dann comment yaa! Biar aku tambuahhh semangat gitu, hehe😌

Ok, capcus ke ceritanya..!
Happy Reading!

.
.
.
________________________

Empat hari sudah berlalu, itu berarti hukuman Thalita sudah selesai. Sekarang ini Thalita sedang berada di meja makan untuk sarapan bersama dengan keluarganya.

" Keluarga kita mendapat undangan pesta kehamilan permaisuri. Yang akan diadakan satu minggu lagi." Ucap Duke Julio. Thalita tiba tiba tersedak ludahnya sendiri.

Hah? Permaisuri hamil? Keknya nih cerita udah melenceng dah. Di novel deharusnya permaisuri kagak hamil. Tapi kenapa ini sekarang...? AKHH.. Berarti gue bakalan ketemu sama daki nobita dong?. Batin Thalita lesu.

" Kau kenapa putriku?" Tanya Ibu Clarenzza. Thalita hanya menggelengkan kepalanya tanda baik baik saja.

" Gak pa-pa kok Mah." Jawab Thalita kikuk.

" Yasudah ayo kita mulai sarapannya!" Seru Duke Julio.

Diruang makan tersebut hanya ada suara dentingan sendok dan piring yang beradu.

Setelah selesai sarapan Thalita kembali ke kamarnya, memikirkan cara agar ia tidak bertemu dengan si daki nobita.

( Daki nobita = Pangeran Mahkota Jiver.)

" Akh... kenapa hidup gue sial mulu sih?" Teriak Thalita. Tiba tiba pintu kamarnya diketuk.

Tok!

Tok!

Tok!

Thalita segera membukakan pintunya. Orang tang mengetuk pintu kamar Thalita adalah Ibunya, Clarenzza de Rawnie.

" Ayo sayang! Kita akan ke butik untuk membeli gaun." Ucap Ibu Clarrenzza.

" Gaun apa? Buat apa? Bukannya gaunku sudah banyak?" Tanya Thalita bingung. Maklum otaknya lagi mode lola.

" Untuk ke acara pesta kehamilan permaisuri lah, gimana sih kamu?" Jawab ibunya. Thalita hanya menghela nafas pasrah.

Gaun lagi, gaun lagi, gue benci gaun. Batin Thalita.

Thalita dan ibunya kepasar menggunakan kereta kuda keluarga mereka. Ibu Clarenzza mengajak Thalita untuk ke toko gaun langganan mereka, Toko bibi Mary.

" Selamat datang ditoko Mary." Ucap Bibi Mary sambil tersenyum.

" Ah.. iya tolong carikan gaun terbaikmu untuk anakku yaa!" Seru Ibu Clarenzza.

" Baiklah. Mari saya antar nona." Thalita hanya mengangguk tanpa semangat. Ia benar benar badmood.

" Saya mau gaun yang simpel, warnanya biru muda, hiasannya, pokoknya yang hiasannya sedikit." Ucap Thalita.

" Yang ini nona?" Tanya Bibi Mary yang menunjukan gaun biru muda yang mewah dan elegan.

Thalita menghela nafas berat.

Mungkin gue harus jadi cewek feminim di acara pesta itu. Batin Thalita.

 Batin Thalita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Ya.. baiklah, pilihanmu bagus. Aku suka. Terimakasih bibi." Ucap Thalita sambil tersenyum. Bibi Mary seketika terpesona dengan kecantikan yanf dimiliki Thalita. Lalu membalas senyuman Thalita.

" Yah.. sama sama." Balas Bibi Mary.

" Kau sudah memilih gaunmu untuk ke acara pesta, coba lihat gaun mana yang kau pilih." Ucap Ibu Clarenzza.

" Ini bu, tapi yang memilih gaun ini adalah Bibi Mary. Bagus kan?"

" Wah.. bagus sekali. Terimakasih Mary, karena sudah memilihkan gaun yang indah untuk anakku." Ucap Ibu Clarenzza.

" Iya, sama sama.."

" Yasudah, setelah itu kita belanja aksesoris yaa." Ucap Ibu Clarenzza.

" Tidak usah lah bu, aksesorisku masih banyak. Aku tidak mau membeli lagi." Ucap Thalita malas. Gimana gak malas, orang aksesorisnya aja udah numpuk, berjibun masa mau ditambah lagi sih.

" Yasudah, setelah ini kita pulang."

" Nah gitu dong." Ucap Thalita.

Gak sabar mau rebahan. Lanjutnya dalam hati.

Bersambung..
_________________________

Bai-bai~

I'm not villaines | slow update |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang