Menuang imajinasi dalam bentuk tulisan memang mengasyikan.
Tapi jangan lupa bahwa fiksi ditulis dengan cakupan realita yang benar-benar terjadi di sekitar kita.
Oleh sebab itu, riset sangatlah diperlukan.
Supaya tulisan kita lebih menarik dan relate...
Sering kali kita mendengar kata urban legend baik dari media cetak, elektronik, bahkan sosial media. Namun apakah sesungguhnya urban legend itu?
Mengutip dari laman Wikipedia, urband legend atau legenda urban merupakan mitos atau legenda kontemporer yang sering kali dipercaya khalayak luas sebagai sebuah kebenaran. Kebanyakan legenda urban ini berkaitan dengan kisah misteri, horor, ketakutan, humor, atau bahkan kisah moral sekali pun.
Legenda urban tidak selalu berarti kisah fiktif atau bohong belaka, namun sifatnya sama seperti kisah yang disebarkan dari mulut ke mulut. Legenda urban juga sering dibesar-besarkan sehingga menjadi lebih sensasional.
Di setiap negara pasti memiliki kisah legenda urban masing-masing, termasuk Indonesia. Di negeri kita tercinta ini, nama-nama seperti Nenek Gayung, Nyi Roro Kidul, Si Manis Jembatan Ancol, dan Wewe Gombel sering kita dengar. Rupanya mereka termasuk ke dalam kategori legenda urban yang melekat dan dipercayai eksistensinya oleh sebagian besar masyarakat kita. Bahkan sefelah mendengar kisah tersebut bisa-bisa kita mengalami sukit tidur. Hiiii.
Namun, ada satu cerita urban yang ingin diulas kali ini. Sayangnya, ia bukan merupakan cerita urban dari Indonesia. Melainkan dari negeri oppa yaitu Korea Selatan.
Di sana beredar banyak sekali kisah horror legenda urban yang dipercayai oleh masyarakatnya. Salah satunya yang paling terkenal ialah Mul Gwisin, atau yang berarti hantu air.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mul Gwisin merupakan legenda hantu air yang biasanya muncul di wilayah perairan. Bisa danau, laut, bahkan dalam bak mandi sekalipun. Mereka sering menampakkan diri dengan pakaian yang selalu basah dan digambarkan memiliki lengan yang sangat panjang.
Menurut legenda, Mul Gwishin dikisahkan sebagai korban yang tenggelam. Mereka tak sadar bahwa mereka sudah meninggal dunia. Seperti hantu biasa, hantu air tidak dapat menerima kenyataan bahwa mereka tenggelam dan memiliki dendam, sehingga mereka memikat para perenang di wilayah perairan tertentu dan menarik ke dasar untuk menenggelamkan mereka. Ada pula teori yang menyebutkan bahwa hantu air melakukan hal demikian untuk alasan memperkuat kekuatan dalam diri mereka.
Biasanya hantu air ini berwujud perempuan. Mungkin karena air dan wanita melambangkan energi suara. Namun ada pula yang berjenis kelamin laki-laki.
Untuk menyelamatkan jiwa yang tenggelam, terdapat sebuah ritual yang biasa disebut dengan istilah 'jalan-jalan'. Metode ini dilakukan dengan cara memasukkan beras baru ke dalam mangkuk organik kemudian diikat ke kain bersih lalu dibuang. Apabila organ tubuh orang yang tenggelam tersebut keluar dari tubuhnya setelah diambil kuku, rambut, dan bahkan giginya, dikatakan bahwa dia berhasil menyelamatkan jiwa, dan dia segera melanjutkan ke Cheondoje.
Menurut perkataan para dukun, hantu dilahirkan dengan energi suara, dan di air yang merupakan sifat suara, mereka menjadi lebih kuat dari pada di tanah. Dianjurkan agar Anda selalu waspada ketika sedang melakukan kegiatan di kawasan perairan seperti berenang, memancing, dan lain-lain.
Oleh karena itu, pengusiran setan tidak mungkin dilakukan, sehingga dikatakan bahwa satu-satunya hal yang harus dilakukan adalah menyelamatkan jiwa klien dan menghabiskan Cheondoje atau upacara peringatan.
Sebuah legenda menyebutkan bahwa apabila kita hanya melihat gulma hitam atau rambut yang mengapung di atas air, itu adalah wujud dari hantu air.
Dikatakan juga bahwa jika terlihat tubuh manusia mengapung dengan wajah terendam air atau hanya mengapung ke samping dan hanya kepala yang nampak, itu merupakan hantu air. Atau, bisa jadi juga hal ini menjadi trik dari si hantu air untuk menarik simpati manusia agar mendekat dan menolong sosok yang dikira merupakan jenazah dari korban tenggelam.
Orang yang telah mengangkat tubuh yang tenggelam itu untuk mendapatkan uang alias pesugihan disebut buaya. Orang-orang ini memiliki tiga aturan. Yang pertama tidak boleh masuk ke air setelah minum alkohol, yang kedua tidak boleh masuk ke air pada malam hari atau pada hari hujan, dan yang ketiga tidak boleh menyentuh tubuh tenggelam tersebut. Peraturan pertama dan kedua berlaku untuk orang biasa. Sedangkan yang ketiga, berlaku untuk tubuh tenggelam yang kemungkinan besar merupakan mayat yang gerseret arus dan terjebak di pusaran.
Tetapi faktanya adalah tubuh yang berdiri tegak di dalam air itu sendiri, bisa jadi bahwa kemungkinan ada tempat di mana di dalamnya terdapat pusaran air. Tetapi hanya badannya saja yang tidak bisa naik. Dengan kata lain, tidak ada fenomena di mana seseorang yang tenggelam di air tampak berdiri.
Jadi, percayakah kamu dengan keberadaan sosok hantu ini? Ups. Hati-hati ya, kalau malam-malam kr kamar mandi sendirian. Hehe.
Source:
- Wikipedia - Namuwiki - https://www.google.com/amp/s/www.bobobox.co.id/blog/urban-legend-indonesia-bikin-takut/ - Line Today - IDN Times - Kumparan