Halo selamat membaca kisah Lintang dan Senja"Lintang," cowok yang merasa namanya dipanggil itu pun langsung membalikkan badannya, mendapati ketiga temannya yang tengah susah payah mengatur nafas akibat kelelahan berlari. Lintang menatap satu persatu temannya seraya menaikkan satu alisnya seolah bertanya.
"Apa?" tanya cowok itu.
"Zean nantang lo besok sore balapan dekat pantai, katanya kalau lo gak dateng itu artinya kita cemen," Cakra mencoba mengatur nafasnya yang tersenggal saat menyampaikan pesan itu pada Lintang. Lintang langsung naik pitam mendengar hal itu, entah mengapa Zean selalu saja mencari masalah dengannya padahal jika ditinjau lebih lanjut ia dan Zean tidak pernah punya masalah yang serius sebelum- sebelumnya.
Lintang mendengus kesal lalu berkata "bilang kedia gue bakal dateng besok," setelah mengatakan hal itu cowok itu membalikkan badannya.
"Tapi masalahnya dia cuma mau lo pergi sendiri bangsul, lo tau lah sikap liciknya si Zean tu kayak gimana?" Timpal Atta.
"Kalau mereka nyuruh gue dateng sendiri, gue bakal dateng itu kemauan merekakan?, kita liat aja nanti gue gak takut sama pecundang kayak mereka," titah Lintang dengan sorot mata tajamnya menandakan jika ia sedang naik darah.
"Besok, jangan ada yang ngikutin gue,berani gue liat batang hidung lo bertiga, lo pada bakal tau akibatnya," ucap lelaki bertubuh jakung itu memperingati.
"Terutama elo Rean," lanjutnya sambil menunjuk kearah Rean. Karena ia tahu betul bagaimana watak keras kepala sahabatnya yang satu itu.
Rean berdecak kesal.
"Terserah lo," setelahnya cowok itu pergi begitu saja menuju kelas. Mau bagaimanapun Lintang mengancam jujur Rean tidak pernah takut.Lintang pun juga ikut pergi meninggalkan Cakra dan Atta berdiri melongo dikoridor itu.
"Lah bocah main nyelonong aja,"
"Anjir gue ditinggalin,"
Kompak keduanya, lalu tanpa babibu langsung menyusul Lintang dan Rean.
****
Lintang berjalan dengan gontai, bukannya malas, hanya saja lelaki itu sedang dilanda badmood saat melihat tingkah menjijikan dari Liudra, yang terus menempel padanya saat disekolah tadi.
Lintang berjalan memasuki rumah mewah milik keluarganya.
Cowok itu berjalan menaiki anak tangga satu persatu, tidak ada kehidupan didalam rumah ini, tidak ada kehangatan, tidak ada kebahagiaan semuanya hanya semu bagi Lintang, tidak ada yang menginginkan dirinya disini tidak ada yang lebih menginginkan dirinya hadir. Kebahagian itu mungkin hanya milik Bintang seorang, mungkin semuanya hanya Bintang yang dapat. Jika ingin jujur Lintang benar-benar membeci hidupnya kenapa dulu ia terlahir menjadi Lintang, terlahir menjadi seorang anak yang tidak pernah diinginkan, seorang yang tidak pernah dilihat atau dilirik, sedari dulu selalu Bintang yang menjadi prioritas utama,Lintang iri pada Bintang tapi dia tetap sayang kepada Bintang, baginya Bintang adalah sebagian dari dirinya, sekuat apapun orang tua mereka membandingkan mereka, Lintang tetap tidak bisa membenci Bintang begitupun sebaliknya.Cowok itu memasuki kamarnya, melempar tas ranselnya kesembarang tempat lalu mengambil posisi merebahkan tubuh kekarnya diatas kasur.
Lintang mulai memejamkan matanya, mencoba untuk menenangkan pikirannya, ketukan dari pintu kamar membuatnya meralatkan aksinya."Masuk aja, gak dikunci," ucap cowok itu dingin, ia yakin itu adalah kembarannya Bintang. Benar saja. Bintang masih setia berdiri dipintu dengan tak kalah dingin.
"Gue masuk yah?" tanya cowok itu.
"Hmm,".
Tanpa banyak biacara cowok itu langsung memasuki kamar saudaranya, terdapat kecanggungan diantara keduanya, Bintang yang duduk tepat disebelah Lintang pun juga tak kalah canggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
L I N T A N G [On Going]
Novela JuvenilKarena cahayamu adalah pengobat rinduku Lintang Mahardika adalah seorang siswa yang bersekolah di SMA PERWIRA,ketua geng ALASKAR. Terkenal kejam dan tak punya rasa kasihan membuatnya lebih disegani oleh seluruh siswa dan siswi di sekolahnya. Kenanga...