Author pov
"Luna kemana, Lang?" Tanya Wisnu.
"Toilet." Jawabnya singkat.
"Yaudah ayo duluan aja keburu bel masuk lagi." Sahut Sabian.
Melihat teman-temannya sudah pergi Luna masuk kembali ke dalam kelas. Luna tidak benar-benar ke toilet dia hanya bersembunyi dari teman-temannya.
"Lah kok lo balik lagi?" Tanya salah satu temannya kelasnya.
Mereka udah dapet pengganti gue. Batinnya.
Luna membalasnya dengan senyuman miring.
"Bukan urusan lo." Jawab Luna yang langsung berjalan ke mejanya.
Setelah sampai dikantin mereka duduk ditempat biasa. Di paling ujung dekat taman kecil sekolah.
"Pada mau pesen apa?" Tanya Kiara.
"Biar pada pesen sendiri aja, Ra." Sahut Sabian.
"Tapi bukannya Luna selalu pesenin makanan kalian ya?"
"Karena Luna tau apa yang kita mau dan lo gak tau apa-apa." Sinis Galang.
"Lang pelan-pelan, ini cewe."
Galang hanya menatap Jessica lalu melangkahkan kakinya pergi tapi di tahan oleh Kiara.
"Bukan maksut gue sok tau, cuma kan sekarang ada gue. Luna jadi bisa bagi tugasnya sama gue." Ucap Kiara lembut.
Galang mematung menatap Kiara yang tersenyum manis. Tanpa aba-aba Galang kembali ke tempat duduknya dan membiarkan mulutnya memberitahu apa yang ia pesan.
"Heh!"
Galang menerjapkan matanya saat Sabian meneriakinya.
"Bae-bae kesambet."
"Berisik."
"Yeh, temen lo tuh."
Wisnu hanya mengangkat bahunya tanda tak peduli. Melihat Kiara kembali mereka menyambutnya dengan senyuman, hanya Sabian dan Wisnu.
"Kemana sih Luna lama banget." Tanya Wisnu yang sedang menunggu pesanannya.
"Kemana, Lang?"
"Toilet."
"Gue samperin deh." Usul Sabian.
"Ngapain lo?"
"Nyari Luna."
"Duduk."
"Apansi, Lang?"
"Biar gue yang cari." Jessica langsung berdiri dan meninggalkan mereka.
Jesicca tidak menemukan Luna di toilet dan berinisiatif untuk mengecek kelasnya. Benar saja, Luna sedang berkutat dengan buku pelajarannya dengan sesekali menghapus airmatanya. Jessica menggelengkan kepalanya lalu tersenyum dan melenggang kembali ke kantin menemui teman-temannya.
"Mana Luna?"
"Mewek dia di kelas, lo sih, Bi!" Jawab Jessica.
"Kok gue? Dia aja baperan."
"Lo emang keterlaluan akhir-akhir ini ke Luna, Bi."
"Ya pasti lah Wisnu lebih belain Luna nya. Gue kadang gak yakin kalo lo anggep dia adek." Sindir Sabian.
Wisnu hanya memutar bola matanya malas. Memilih tidak menghiraukan Sabian karena akan percuma.
"Gara-gara gue ya?"
Mendengar pertanyaan Kiara dengan suara lemah membuat Sabian merasa iba.
"Engga kok, Luna aja yang gak jelas." Jawab Sabian lembut.
Wisnu dan Jesicca hanya mendengus mendengarnya dan menlanjutkan kegiatan makan yang tertunda.
"Gue gak enak sama Luna."
"Kasih kucing."
"Gue serius, Bi!"
"Biarin aja sih, Luna emang kayak gitu, baperan, caper!"
"Masih mau bacot?" Marah Galang. "Lo kebiasaan, Bi. Mulut lo ga bagus, pake tangan lo buat berantem sama gue."
"Oh, jadi lo yang suka sama Luna? Yah, Nu, bakal kalah lo sama Galang."
Tanpa aba-aba Galang menarik kerah seragam Sabian dengan kasar. Membuat semua mata dikantin melihatnya terkejut.
"Jangan, Lang!" Cegah Wisnu.
Jessica memukul kepala Sabian pelan.
"Mau lo apa sih?" Teriak Jessica kepada Sabian. "Udah, Lang. Tenang-tenang." Sambungnya.
"Gue cabut." Ucap Galang melenggang pergi.