Setelah bel masuk kelas berbunyi mereka datang menghampiri Luna.
"Lo kok gak ke kantin?" Ucap Wisnu setibanya di meja Luna.
"Kenyang gue."
"Emang lo bawa bekel?"
"Engga."
"Trus lo makan apa?"
"Makan angin."
"Deh bercanda aja nih orang."
Luna tersenyum sinis menanggapinya.
"Lo kenapa sih akhir-akhir ini jadi gak asik?" Sabian bertanya dengan nada serius.
Luna hanya sibuk dengan buku pelajarannya.
"Eh lo kira gue ngomong sama batu?" Ucap Sabian merampas buku Luna.
"Anjing." Bisik Luna.
"Lo apa-apaan sih, Bi?" Sahut Galang dan Wisnu.
Jika biasanya Sabian hanya jahil sekarang tentu tidak karena jika iya Wisnu akan tau.
"Ni cewe yang kenapa!" Ucap Sabian sambil menunjuk kearah Luna.
"Apa lo bilang? Gue? Lo yang selalu mancing emosi."
"Oke, calm down, Na." Ucap Wisnu.
Kiara yang melihat Galang mengepalkan tangan langsung menggenggam tangannya. Mata Galang yang penuh emosi mulai luluh ketika merasakan tangan Kiara di tangannya.
"Sabian udah ya?" Suara lembut Kiara terdengar.
"Mending lo balik ke tempat duduk lo deh." Perintah Galang kepada Sabian.
Sabian memandang Galang dengan emosi lalu mengalihkannya kepada Luna yang juga menatapnya dengan sinis.
"Omongan Sabian jangan dimasukin hati."
"Udah biasa." Jawab Luna santai yang menohok Wisnu dan Galang.
"Gue juga gamau temenan sama Sabian, udah kita temenan berempat aja." Ucap Wisnu berniat menghibur.
Luna tersenyum menanggapinya. Masih untung ada yang mau temenan sama lo, Luna. Batinnya.
"Hmm, aku tadi beli somay buat kamu." Kiara datang dengan makanan ditangannya.
Saat Kiara melepaskan genggamannya pada tangan Galang, Galang merasa kosong. Entah mengapa dia ingin mengembalikan tangan Kiara seperti semula. Galang menggelengkan kepalanya.
Luna mengalihkan pandanganya kearah Kiara yang berada di samping Galang.
"Gausah aku-kamu, pake gue-lo aja." Jawab Luna mengambil makanan ditangan Kiara. "By the way, thanks." lanjut Luna sambil memakannya.
"Gue udah kenyang, makan angin." Ledek Wisnu.
"Shut up!"
Wisnu mengerucutkan bibirnya.
"Muka lo biasa aja!" Ucap Luna yang melihat Wisnu.
"Minta dong, Na."
"Beli sana sendiri."
"Lo aja dibeliin Kiara."
Kiara yang merasa terabaikan mencoba pergi dari sana tapi Luna mencegahnya.
"Hmm Kiara!" Panggil Luna. "Sorry perkenalan kita agak gak enak. Gue ulang ya."
"Gue Luna." Luna mengulurkan tangannya kearah Kiara dengan senyuman diwajahnya.
"Gue Kiara." Kiara pun menyambut uluran tangan Luna dengan senyuman.
Luna melihat Wisnu menampakkan senyum lebarnya, Galang dengan senyum tipisnya, dan Sabian yang menyembunyikan senyumnya. Apa Sabian senyum? Of course, dia yang dari awal maksa gue buat temenan sama Kiara.
"Maaf kalo gue bikin lo ngebatin selama ini, gue gak bermaksud. Gue cuma takut lo ambil..."
"Takut apa?"
"Emm gak-gak gapapa."
Kiara menganggukan kepalanya.
"Makasih ya udah nerima gue, Lun."
Luna hanya tersenyum tipis.