Sejauh yang bisa kuingat, sejak pertama kali kita saling bertukar pesan, aku selalu merasa nyaman dan bahagia. Berbalas pesan denganmu selalu mampu membawaku larut dalam obrolan. Menyenangkan, satu kata yang cukup untuk mewakili semuanya.
Aku tak pernah peduli tentang pembahasan yang tengah kita angkat. Baik itu tentang menulis maupun hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan kita sekalipun. Kemampuanmu dalam memberi warna obrolan selalu mampu membuatku diam menatap layar ponsel, menunggumu membalas pesan. Aku memang tidak tahu dan tidak yakin bahwa takada alasan lain aku merasa sebahagia dan senyaman ini. Ah, semoga saja bukan karena alasan aku yang mencintaimu.
Jika denganmu, aku yakin semuanya akan selalu terasa menyenangkan. Bahkan, lebih menyenangkan. Jika denganmu, tidak masalah hanya duduk berdua seharian; saling memandang ke arah mentari yang hendak terbenam. Itu jika kita sudah bertemu nanti. Untuk saat ini, tak masalah jika kita hanya saling bertukar pesan. Saling melempar pujian sekaligus menepisnya. Mengirim emoticon dan tersenyum bersama. Meskipun sepertinya masih hanya aku saja yang tersenyum.
Terkadang rasanya sedikit kesal karena aku tidak bisa mengetahui isi hatimu. Aku yang masih terus berharap, padahal jelas-jelas aku sudah tahu bahwa kamu menyukai orang lain. Tidak masalah, sungguh. Sejak awal aku berusaha agar tak mengharap lebih. Semua kesalahanku yang terlampau mengagumimu. Meski telah mengetahui perasaanmu hanya menganggapku sebagai teman, hati ini masih saja tidak mau mengerti. Masih mencoba menafikan kenyataan yang ada.
Setiap kali bertukar pesan denganmu; mengobrol apa saja denganmu, selalu ada debaran tersendiri. Bibir tak pernah lelah merekahkan senyum. Kadang aku juga tertawa membaca leluconmu. Kadang aku membayangkan kalau kita benar-benar saling berhadapan. Mengobrol secara langsung.
Kamu masih ingat hal yang ingin kulakukan saat kita bertemu nanti? Hingga kini itu masih belum berubah. Seperti rasa ini yang enggan berpindah. Meski kamu mungkin tak akan pernah membalas segala cinta. Aku yakin selalu ada takdir indah di balik setiap kisah cinta.
Bohong jika kukatakan aku tak khawatir perihal kondisimu di sana. Bohong jika aku tak cemburu dengan teman-teman perempuanmu, baik teman dunia nyata maupun dunia maya. Bohong jika aku tak berharap kamu membalas perasaanku. Namun, bisa dekat denganmu seperti ini saja sudah terlampau membuatku bahagia. Bisa akrab denganmu, berbalas pesan denganmu, bertukar pikiran denganmu seperti ini saja sudah mampu membuatku bahagia. Jika bersamamu, melakukan apa pun akan terasa indah. Membahas apa pun akan terasa istimewa.
Suatu hari nanti, aku ingin bercerita banyak padamu. Perihal mimpi-mimpiku, perihal mimpi-mimpimu. Kamu bisa bercerita tentang keseharianmu karena aku selalu ingin tahu soal itu. Bagaimana organisasimu, bagaimana pekerjaanmu sebagai penulis, buku apa yang tengah kamu tulis, atau hal-hal sederhana lainnya. Tak perlu yang berhubungan dengan kita juga tidak masalah. Sudah kukatakan, jika mengenai kamu, semua akan terasa menarik. Jika melakukannya bersamamu, semua akan terasa menyenangkan.
Bahkan, jika kita saling panik mengerjakan tugas pun pasti akan terasa lebih seru. Ketika kita saling berbagi keluh itu membuat kita menguatkan. Kamu tidak pernah membuatku merasa sendirian. Kamu tidak pernah berhenti memberikan semangat padaku. Bersamamu, semua terasa berbeda. Pengalaman, perasaan, dan harapan yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Kamu selalu jadi seseorang yang berharga. Bukan hanya di mataku, tetapi di mata semua orang. Kamu istimewa dan akan selalu begitu.
***
Halo, semuanya. Maaf, telat update. Terima kasih untuk kalian yang selalu setia membaca cerita ini. Jika kalian menyukainya, silakan pertimbangkan untuk meninggalkan vote dan komentar, ya. Terima kasih banyak atas dukungannya. Saya menyayangi kalian semua.
~Salam cinta tanpa syarat, Leci Seira 💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Seseorang yang Belum Pernah Kutemui [Sudah Terbit] (New Cover)
ŞiirBuku versi cetak bisa dipesan di Instagram @maple.media. 🙏 *Sebagian part di-unpublish untuk kepentingan penerbitan. Aku tak mengerti banyak soal cinta. Yang aku tahu, saat aku mengenalmu, muncul getaran aneh yang memenuhi dada. Uniknya, aku sama...