BAGIAN 17 : Finding You

2.7K 759 205
                                    

🎶 COLDE - TREASURE 🎶


Yoshi tahu, di saat begini dia harus tenang dan berpikir positif, tidak boleh terlalu khawatir dan cepat mengambil kesimpulan.

Setelah menghela napas dan mengembuskannya perlahan, Yoshi segera naik ke motornya dan mengendarainya ke jalan raya kembali.

Memikirkan tempat-tempat pelarian apa saja yang biasa didatangi Somi kala perempuan itu dalam masalah.

Setengah jam keliling ke tempat-tempat yang memungkinkan, Yoshi belum juga menemukan titik terang, bahkan ketika bensin motor Sanha habis.

Cowok itu terpaksa turun dari motor dan menggiring motornya ke kedai atau warung yang menjual bensin. Untungnya, sekitar 50 meter dari tempatnya ada warung yang menjual minyak bakar.

Yoshi mempercepat jalannya, peluh terus-terusan menetes di dahinya. Tiba di sana dia segera menyuruh penjual itu mengisi motornya bensin. Selain mengisi bensin, Yoshi juga membeli air, haus menggiring motor dan keliling kota.

Pandangannya kemudian tak sengaja melihat tiga anak bermain di taman yang berlokasi di seberang jalan.

Tiga anak yang membawanya pada memori lama, juga mengingatkannya pada satu tempat.

Taman Kanak-Kanak.

🎸

Seperti dugaannya, Somi berada di sana, di area permainan, duduk di atas ayunan dengan pandangan tertuju ke bangunan TK yang sudah tua dan tidak beroperasi lagi.

Di tempat inilah, Yoshi dan Somi pertama kali bertemu.

Tanpa menyapa, Yoshi menghampiri Somi, berjongkok di depan perempuan itu.

"Tadi gue beliin lo es krim, tapi udah cair, jadi gantinya gue beliin lo ini."

Sebuah permen rasa cokelat tersodor di depan Somi.

Saat Somi menatap Yoshi, Yoshi bisa melihat pergulatan emosi dalam diri perempuan itu.

"Kenapa lo bisa nemuin gue?" Somi bertanya pelan.

"Karena gue sahabat lo?"

Somi menunduk.

"Kenapa tiba-tiba pergi dari rumah?"

Cukup lama Somi merespons, hingga air mata mulai merembes ke pipinya, perempuan itu baru bercerita.

"Keluarga gue udah gak ada harapan."

Melihatnya, Yoshi terlihat semakin khawatir, ia segera berdiri dan mengusap puncak kepala perempuan itu.

"Mereka tetap bakal pisah, dan Papa bakal bawa gue ke Beijing setelah ujian kenaikan kelas," imbuhnya.

Yoshi tidak tahu harus berkata apa, membayangkan dirinya akan berjarak jauh dengan perempuan yang disayangnya, sudah cukup membuatnya sesak.

"Ternyata Mama gue selingkuh."

Yoshi tertegun mendengarnya, seperti tersengat listrik tak terlihat.

"Udah dua tahun."

Kala kalimat itu meluncur, Yoshi segera memeluk Somi, menyalurkan kekuatan untuk perempuan itu.

Berusaha membuat perempuan itu tenang, berusaha membuatnya tidak takut, dan meyakinkan bahwa Somi tidak sendirian, ada dirinya yang akan selalu menemani perempuan itu.

"Gapapa, nangis aja, lo gak perlu nutup-nutupin sesuatu dari gue," kata Yoshi, mengusap punggung perempuan itu, menenangkan. "Lo gak perlu pura-pura kuat, kalo sakit, keluarin aja, jangan dipendam."

A Thousand Star for YoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang