BAGIAN 18 : Pasar Malam & Ramalan

1.4K 506 97
                                    

🎶  Dhruv - Double Take 🎶

Yoshi:
Sibuk gak, Mi?

Somi:
Gak, rebahan aja

Yoshi:
Oh...

Somi:
Kenapa?

Yoshi:
Ke pasar malam bentar mau gak?

Cukup lama Yoshi menunggu. Kurang yakin tawarannya akan diterima, mengingat mood Somi belum sepenuhnya membaik.

Somi:
Mau, jamber?

Yoshi memelotot sesaat, tidak menyangka tawarannya akan diterima.

Cepat-cepat dia mengetik balasan.

Yoshi:
Siap-siap jam setengah tujuh gue jemput.

Somi hanya membaca pesannya, tapi itu lebih dari cukup untuk membuatnya senang, membuatnya bahagia, membuatnya senyum-senyum hingga kegirangan.

Yoshi kemudian keluar dari kamar dan memanggil-manggil sang pemilik rumah.

"Bang Yuta! Bang Yuta!"

"Oi, gue di sini."

Yoshi keluar dari rumah dan menghampiri Yuta yang tengah mengotak-atik motornya di halaman rumah.

"Ngapain, Bang?"

"Ganti oli, nih." Yuta menyahut tanpa menoleh. "Ngapain manggil-manggil?"

"Mau nanya, Bang."

"Nanya aja."

Yoshi menggumam sesaat, tampak ragu untuk berbicara.

"Bagusan pake baju apa ya Bang kalo keluar malam?"

"Lo mau keluar malam ke mana dulu?"

"Nggh, gue ngajak Somi ke pasar malam, tapi bingung bagusnya gue pake baju apa, ya? Bang Yuta ada rekomendasi gak?"

"Kelar juga!"

Yuta menoleh dan saat itu juga tawa Yoshi pecah.

"Napa lo?" Yuta bertanya heran.

Yoshi menunjuk wajah Yuta. "Muka lo, Bang, cemong amat."

"Kena oli." Yuta berdiri. "Ayo masuk, gue ada baju yang cocok buat lo."

Yoshi menurut, selagi Yuta mandi, dia ke dapur untuk memasak untuk makan malam nanti, lebih tepatnya makan malam untuk Yuta.

Setengah jam kemudian, Yuta kelar mandi, begitu pun Yoshi yang selesai dengan kesibukannya di dapur.

"Coba liat ini, Yos," panggil Yuta dari sofa.

Yoshi buru-buru keluar dari dapur menuju ruang tamu.

"Coba gih, kayaknya pas sama lo." Yuta menyerahkan jaket denim, kaus putih, celana hitam dan sepatu converse pada Yoshi.

Yoshi mengucapkan terima kasih sebelum lenyap ke dalam kamarnya. Laki-laki itu mandi lebih dulu, setelahnya baru mengenakan pakaian pemberian Yuta.

Laki-laki itu muncul di hadapan Yuta 40 menit kemudian.

"Gimana, Bang?"

Yuta terlihat menilai Yoshi dari bawah hingga atas. "Pas, cuma rambut lo agak kurang."

"Kurang gimana, Bang?"

"Nunduk coba," pinta Yuta, soalnya laki-laki itu sedang duduk makan di dapur.

Yoshi menurut dan sedikit membungkuk, saat itu juga Yuta men-service rambut Yoshi, dengan kata lain mengacak-acaknya.

"Kok diacak-acakin, Bang? Udah gue sisir rapi juga." Yoshi mengeluh seraya merapikan kembali rambutnya, tapi ditahan Yuta.

A Thousand Star for YoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang