Part 19

790 116 2
                                    

.

.

Di kamar rawat orangtuanya sudah ada kakek dan neneknya begitu ia masuk. Keduanya sedang duduk di sofa yang berada tidak jauh dari tempat tidur dimana kedua orangtuanya masih betah menutup mata.

.

"Nanti siang aku akan ke Kamboja, mungkin lusa aku baru kembali."

"Untuk apa? Apa tidak bisa diwakilkan saja?" nada khawatir bisa terdengar dari suara neneknya

"Perjanjian bisnis yang cukup penting dan tidak bisa diwakilkan. Jadi aku sendiri yang harus kesana."

"Baiklah, tapi ingat kau harus tetap hati-hati. Kamboja kan..." belum sempat neneknya menyelesaikan ucapannya, kakeknya sudah lebih dulu memotong, "Sayang, sudah jangan dibahas lagi."

Keitaro bisa mengerti kenapa neneknya terlihat sangat khawatir, mungkin ada sedikit trauma yang neneknya rasakan saat mendengar dia akan ke Kamboja tempat dimana kedua orangtuanya di serang.

"Obaa-san tidak usah khawatir, aku pasti akan berhati-hati." ucap Keitaro menatap neneknya dan menggenggam tangan neneknya erat.

"Pokoknya apapun yang kau lakukan disana nanti, kau harus tetap berhati-hati. Mengerti?" ucap neneknya dengan tegas

"Aku mengerti." Keitaro membawa neneknya ke dalam pelukan erat untuk sedikit mengurangi rasa khawatir sang nenek.

"Aku akan menyapa Papa dan Otou-san dulu."

"Sana."

Keitaro berdiri dari duduknya lantas berjalan kearah ranjang orangtuanya. Dia duduk disamping ayahnya, menggenggam tangan ayahnya yang tidak terdapat selang infus.

"Otou-san, hari ini aku akan mengakhiri semuanya. Aku akan membalas orang yang sudah menyakiti Otou-san juga Papa. Aku akan membuat dia tidak bisa lagi melihat matahari terbit esok hari." bisik Keitaro pada Asami

Keitaro lantas berjalan kearah Akihito, menggenggam tangan sang Papa yang bebas dari selang infus lalu menciumnya dengan lembut.

"Cepatlah bangun Papa, aku merindukan masakan Papa." Ucapnya pelan sembari membawa tangan Akihito pada pipinya.

"Aku juga ingin meminta maaf pada Papa. Maaf karena aku tidak bisa melindungi Papa."

Sebenarnya masih banyak yang ingin Keitaro bicarakan pada Akihito, tapi semua ucapan itu kembali ia telan. Yang Keitaro lakukan hanya terus menatap Akihito yang masih setia menutup kedua mata indahnya.

.

.

##

.

.

Begitu mendarat di Kamboja, orang yang menjemputnya sudah menunggu di landasan khusus pesawat pribadi tersebut.

Rangsey Montha.

Keitaro menuruni tangga pesawat diikuti beberapa pengawalnya. Yah, Keitaro memang sengaja membawa sepuluh pengawal handal yang dimilikinya.

"Mr. Asami, selamat datang di Kamboja." ucap Montha mengulurkan tangannya begitu sudah berhadap-hadapan dengan Keitaro.

"Terimakasih." Keitaro menyambut uluran tangan Montha padanya

"Mari." Montha berjalan lebih dulu kearah mobil audi A8 yang sudah menunggu keduanya

"Untuk pengawal anda, saya sudah menyiapkan mobil lainnya."

"Ya." jawab singkat Keitaro

.

.

.

Another Story of Asami Family | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang