Part 17

1.3K 173 60
                                    

.
.
.
.
.
.
.
❌❌❌
🔞🔞🔞
.
.
.
.
WARNING : kekerasan, bahasa kasar, dll. Semua yang tertulis disini hanya untuk kebutuhan cerita, MURNI HANYA UNTUK JALAN CERITA.

.
.

"Bangunkan mereka."

Dua orang pengawal berjalan kearah dua orang yang terikat di kursi yang berada ditengah-tengah gudang. Membuka penutup wajah Nakano juga Samurakami, kedua pengawal itu lantas mangayunkan cambuk yang tadi Yuichiro dan Kenzo berikan pada mereka, hingga dua orang yang masih betah menutup kedua mata mereka, lantas membuka kedua matanya dengan terkejut karena rasa sakit yang tiba-tiba mereka rasakan.

Ringisan terdengar dari bibir keduanya, mereka belum sadar penuh dimana mereka saat ini karena rasa sakit yang Nakano juga Samurakami rasakan di paha membuat mereka tidak memperhatikan sekitar. Sampai beberapa detik kemudian Nakano menoleh kearah sampingnya saat mendengar suara yang cukup di kenalnya.

"Samurakami-san?" Panggilnya ragu.

Mendengar seseorang memanggil namanya membuat Hayate Samurakami menoleh.

"Nakano-san?" Keraguan juga terdengar dari nada suaranya.

Sadar sedang dalam bahaya, keduanya mengangkat kepala lantas mengedarkan pandangan ke sekeliling gudang, hingga kedua bola mata keduanya berhenti pada seseorang yang berada tidak jauh dihadapan mereka. Duduk dengan menyilangkan kaki juga menopang dagu dengan tangan kanannya. Terlihat sangat santai sembari memperhatikan mereka yang sekarang sudah mulai bergerak ribut di kursi masing-masing.

"Tenanglah, kenapa kalian ribut sekali. Membuat telingaku sakit saja." Ujar Keitaro malas sembari mengusap-usap telinganya.







"Bukankah aku sudah menyuruh kalian untuk diam?" Keitaro berdiri dari duduknya, berjalan kearah Samurakami juga Nakano.

"Kau pikir aku akan mendengarkan perkataan anak kecil sepertimu?" Samurakami berucap dengan nada mengejek.



"Ah, aku suka jika kalian menantang. Jika kalian langsung terlihat takut, itu tidak akan seru, jika seperti ini pasti akan menyenangkan." Ujar Keitaro dengan ceria.

"Aku tidak akan takut pada anak kecil sepertimu. Jika berani, ayo lawan aku seorang diri, jangan hanya bisa berdiri dibelakang kedua orangtua gay mu itu." Kali ini Nakano yang berkata dengan nada mengejek pada Keitaro.

Keitaro hampir saja kehilangan kesabaran saat mendengar Nakano menjelek-jelekan kedua orangtua nya. Keitaro mengatur nafas, mencoba untuk sedikit meredakan amarahnya.

"Baiklah. Aku terima tantangan mu." Keitaro berucap dengan seringaian terpatri dibibirnya.

"Buka ikatannya."







"Cihh. Kau pikir kau bisa mengalahkan ku anak kecil? Tikus kecil sepertimu aku bisa menghabisinya hanya dalam waktu tiga puluh detik." Ucapnya dengan sombong.

Keitaro tersenyum tipis mendengar perkataan Nakano.

"Baiklah. Mari kita buktikan apa perkataan mu itu benar."







"Faktanya adalah, aku bisa membuat mu jatuh hanya dalam waktu sepuluh detik." Keitaro berucap dengan senyum mengejek.

Saat Nakano akan berdiri, Keitaro memberikan tendangan pada perut Nakano dengan membabi buta. Dirasa cukup, kali ini Keitaro menginjak kepala Nakano, menekannya dengan keras hingga menimbulkan suara jeritan sakit dari pemilik kepala yang diinjaknya.

Another Story of Asami Family | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang