.
.
..Sebagai anak bungsu dari seorang pemilik restoran jepang terkenal yang tersebar hampir diseluruh kota-kota besar jepang, hidup Akira Akutsu sangatlah damai. Orangtua yang menyayanginya, kakak laki-laki yang selalu mengabulkan apa maunya, pelayan yang siap melayani dua puluh empat jam. Kehidupan Akira adalah definisi dari hidup tanpa beban. Mungkin karena itu juga yang membuatnya memiliki sifat yang sangat aktif. Orang rumah sudah angkat tangan akan keaktifan Akira yang tidak pernah padam selama dua puluh empat jam penuh. Saat kecil, seisi rumah akan langsung berantakan jika keluarga ataupun pengasuhnya meninggalkan Akira seorang diri meskipun itu hanya untuk beberapa menit. Pertama kali bisa berjalan, semua barang disentuh lalu dibuang ke sembarang arah. Pertama kali bisa berlari, semua barang di rumah jatuh tersenggol atapun sengaja ditabrak oleh badan kecilnya. Sifat aktif Akira membuat kedua orangtuanya khawatir, apa mungkin ada masalah dengan kesehatannya. Karena khawatir, orangtuanya membawa ia ke dokter dan hasilnya adalah Akira sehat, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tidak ada tanda-tanda ia mengidap ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang biasa diidap anak-anak yang memiliki sifat aktif berlebih.
Wajar sebenarnya untuk orangtua Akira khawatir akan kesehatan anak bungsu mereka karena kakak Akira saat kecil tidaklah seaktif sang adik. Bahkan orangtuanya pun tidak seaktif Akira saat mereka kecil. Tapi mengetahui jika anak bungsu mereka baik-baik saja membuat semua kekhawatiran orangtua itu hilang. Sifat aktif Akira pun memiliki banyak nilai positifnya, karena jika dia merasa tidak nyaman akan sesuatu ataupun menginginkan sesuatu, Akira akan langsung mengekspresikannya sehingga orangtuanya tau hal apa yang harus mereka lakukan. Biasanya anak akan diam jika tidak merasa nyaman ataupun ada yang diinginkan membuat orangtua tidak mengerti dan malah salah langkah. Keluarganya kira sifat aktif Akira akan berkurang dengan bertambahnya usia, tapi nyatanya sifat itu tetap ada pada dirinya bahkan saat ia sudah memasuki kepala dua. Mungkin suatu hari nanti, akan ada seseorang yang dapat menghilangkan sifat itu dari Akira dan membuatnya menjadi lebih dewasa.
🦊🦊
Kesibukan mempersiapkan f/w fashion show membuat Akira lebih sering berada di ruang kerjanya yang berada satu lantai diatas tokonya. Toko dengan tiga lantai itu ia bangun bersama sahabatnya, Kenta. Dengan modal yang mereka pinjam dari orangtua masing-masing, jadilah gedung tiga lantai itu.
Lantai satu adalah toko yang menjual semua rancangan mereka. Jika dari depan, toko mereka terlihat seperti bersampingan karena ada dua pintu masuk yang diatasnya terlulis nama merek masingmasing, tapi saat masuk tidak ada penghalang sama sekali. Lantai dua adalah tempat dimana para karyawan memproduksi barang, mereka tidak butuh pabrik besar untuk memproduksi hasil rancangan mereka karena mereka hanya memproduksi dengan skala kecil. Meskipun koleksi mereka selalu laris di pasaran, mereka tidak akan memproduksinya lagi jika sudah sold out. Mungkin suatu hari nanti akan kembali mereka produksi jika mereka memakai tema "memories‟, tentu dengan sedikit sentuhan untuk menyesuaikan jaman. Rancangan terbaik mereka bahkan hanya diproduksi dua lusin. Untuk promosi barang limited edition, mereka selalu meminta "bantuan‟ sahabat baik mereka, Asami Keitaro.
Lantai tiga adalah ruang kerja miliknya juga Kenta. Tempat dimana ia juga Kenta menyalurkan setiap ide dalam coretan kertas hingga berbentuk satu rancangan berharga.Ia sedang berdiskusi bersama Kenta di ruangannya saat pintu di ketuk pelan.
“Masuk.” Ujarnya
Pintu terbuka memperlihatkan salah satu pegawainya.
“Maaf jika saya menggangu.” Pegawai perempuan itu berucap sembari membungkuk sopan.
“Ada apa?” kali ini Kenta yang
bertanya.“Dibawah ada Asami-sama.”
“Asami Keitaro?” tanya keduanya berbarengan, sedikit tidak percaya jika sahabat super sibuk mereka berada di toko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Story of Asami Family | COMPLETED
Fiksi PenggemarSequel The Crime Lord and I . . . . .