Part 20 - END

1.4K 130 40
                                    

WARNING : kekerasan.

..

"Benar. Asami Ryuichi adalah ayahku."

Rangsey Piseth terdiam begitu mendengar ucapan Keitaro. Sedangkan Rangsey Montha dan Keitaro tersenyum menyeringai melihat ekspresi terkejut Piseth.

"Montha.." ucap Piseth setelah sadar dari rasa terkejutnya

Yang dipanggil hanya bergumam untuk menjawab.

"Apa maksud semua ini?" tanyanya dengan amarah tertahan

"Apa yang kakak maksud dengan pertanyaan itu? Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan." jawab Montha dengan tenang

"Jadi kau yang sudah merencanakan semua ini?" kali ini amarah sudah mulai terlihat dari raut wajah Piseth, tidak lagi bisa menahan rasa marahnya

Belum sempat tinjunya mengenai wajah sang adik, pengawal yang berada didekat keduanya menahan tangan Piseth.

"Apa yang kau lakukan? Lepaskan tanganku." ucapnya dengan marah

Pengawal itu hanya diam, tidak merasa takut akan kemarahan Piseth.

"Percuma kak. Semua sudah berakhir." Montha berucap dengan santai

Belum sempat Piseth merespon, beberapa pengawal mendekatinya dan menarik tubuhnya. Kemudian mengikatnya di kursi kayu usang.

.

.

##

"AAKGHH.." teriakan kencang dapat terdengar dari gedung kosong yang tak lagi terpakai itu.

Ditengah gedung kosong tersebut Keitaro asik mengukir karya seni pada tubuh bagian atas Piseth, lukisan abstrak terus Keitaro buat di setiap bagian tubuh yang terlihat. Teriakan kesakitan juga umpatan yang terus Piseth keluarkan tidak Keitaro dengar, dia hanya fokus pada apa yang sedang tangannya kerjakan.

Setelah puas, Keitaro berdiri dan menatap hasil karyanya. Dia tersenyum tipis saat melihat hasil karya seninya, darah menjadi warna merah alami yang menambah keestetikan karya seni abstrak Keitaro.

"Kau.. kau pikir.. bisa se..mudah i..tu mem..bunuhku?" ucap Piseth dengan terbata

"Ini bukan.. wi..layah kekuasaan..mu..jika..kau..lupa.." tambahnya

"Tidak perlu mengkhawatirkan ku, lebih baik khawatirkan dirimu sendiri karena besok kau tidak akan bisa lagi melihat matahari terbit." jawab Keitaro santai

Keitaro mengeluarkan pisau lipat dari kantong belakangnya

"Ma... AKHH.."

Tanpa aba-aba Keitaro langsung menusukan pisau dengan ujung yang tajam itu pada perut Piseth.

"Kauu... AKHH.."

Keitaro semakin menekan dalam pisau yang dipegangnya, mengabaikan teriakan keras Piseth, Keitaro memutar pisau yang dipegangnya searah jarum jam, mengoyak perut Piseth dengan tanpa ampun.

Darah segar terus keluar dari perut Piseth.

Menarik pisau yang dipegangnya, Keitaro kembali menusukan pisau lipat itu pada perut bagian kanan Piset. Bukan memutarnya seperti tadi, kali ini Keitaro membelokan pisan yang dipegangnya, mengarahkannya kearah kanan dan kiri, mengoyak isi perut Piseth tanpa ampun.

Montha dan beberapa pengawal setianya memucat melihat aksi Keitaro, sedangkan para pengawal Keitaro berdiri dengan santai memperhatikan aksi tuan muda mereka.

"AAKKKGGHH.." jeritan kesakitan Piseth masih terdengar bahkan kini ia sudah memuntahkan darah

Tidak puas hanya dengan perut, kali ini sasaran Keitaro adalah kedua paha juga betis Piseth. Keitaro menusuk tanpa ampun setiap bagian paha juga betis Piseth hingga baju putih yang dikenakannya penuh dengan cipratan darah segar, tapi Keitaro tidak memperdulikan hal itu.

Another Story of Asami Family | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang