Part 16

1K 188 32
                                    

.
..

.
.
.

🐊
.
.
.
.
..

.

Belum usai mengenai berita mengejutkan yang datang dari Asami Ryuichi dan pasangannya, kali ini masyarakat kembali di kejutkan dengan berita salah satu tokoh politik yang memiliki reputasi baik di mata masyarakat luas. Berbagai respon diberikan masyarakat yang melihat berita mengejutkan pagi itu, pro dan kontra tidak dapat dihindari. Bukti yang tertera dengan sangat jelas membuat pihak yang pro lebih banyak ketimbang pihak yang kontra terhadap berita itu.

Hayate Samurakami. Tokoh politik yang sangat jauh dari skandal, citranya yang bersih membuat dia dicintai masyarakat, hingga beredar isu jika dia akan menjadi perdana menteri berikutnya untuk menggantikan perdana menteri yang akan segera habis masa jabatan. Hingga pagi tadi, semua citra baik yang menempel padanya selama bertahun-tahun, hancur berkeping-keping hanya dengan satu halaman penuh pada koran pagi.

Perjudian illegal, jual-beli narkoba sampai senjata api. Hingga tiga istri siri yang selama ini disembunyikan, bahkan istri mudanya seumuran dengan anak sulungnya.

Masyarakat yang selama ini merasa dibohongi berlomba-lomba menyuruh Samurakami turun dari jabatannya. Berbagai protes dilayangkan olah berbagai pihak.

Dan kegaduhan itu sedang Keitaro nikmati di ruang rawat kedua orangtuanya. Dia menatap ipad yang memperlihatkan berbagai macam berita mengenai Samurakami dengan senyum lebar. Menyimpan ipadnya, Keitaro beralih menatap kedua orangtuanya yang masih betah menutup kedua mata mereka.

"Sebentar lagi. Tunggu sebentar lagi, aku pasti akan membalas semua perbuatan yang sudah mereka lakukan pada kalian." Ujarnya dengan tegas.

"Mereka salah jika mereka kira aku akan diam saja. Ini awal dari semuanya."

Kali ini Keitaro mengambil ponselnya. Setelah menekan angka yang akan ditujunya, Keitaro segera menempelkan benda pipih itu pada telinganya.

"Ya Asami-sama."

"Selanjutnya Nakano. Siang ini juga aku ingin beritanya sudah muncul."

"Baik Asami-sama."

"Samurakami. Jangan biarkan dia lolos, tangkap dia dengan segera." Ucapnya dengan dingin.

"Akan segera saya kerjakan."

"Keitaro."

Keitaro menoleh kearah pintu kamar, dengan segera ia menutup panggilannya saat dilihatnya sang paman berdiri di ambang pintu.

"Oji-san." Sapanya dengan tenang.

Suichiro melangkah mendekati pemuda yang merupakan keponakan sang istri.

"Siapa yang baru saja kau telpon?" Suichiro bertanya bergitu sudah duduk disamping Keitaro.

"Sekertaris ku. Memberi kabar jika hari ini aku tidak akan masuk, jadwal kuliahku cukup padat hari ini."

"Oji-san tau kau berbohong. Oji-san mendengar semuanya."

Mendengar itu, Keitaro masih tetap memperlihatkan wajah yang biasa saja. Tidak ada raut terkejut yang terlihat dari wajah pemuda itu.

"Oji-san tidak akan ikut campur pada semua rencana mu. Lakukan apapun yang menurutmu benar. Pesan Oji-san hanya satu, apapun yang sedang atau akan kau lakukan, ingatlah untuk selalu berhati-hati pada setiap langkah yang akan kau pijak." Ucapnya dengan mengelus lembut pundak Keitaro.

"Ingatlah, jika sampai kau terluka, kau akan membuat nenek dan bibi mu menangis. Sudah cukup mereka bersedih karena keadaan kedua orangtua mu, jangan sampai kau menambah kesedihan mereka." Tambahnya.

Another Story of Asami Family | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang