Chapter 4 : Pahlawan Wanita

140 25 0
                                    

 Saat aku menggerakkan tanganku, tangan dewi itu bergerak ke arah yang sama. Kemudian, ketika aku mendekatkan wajahku ke cermin dan melihat ke dalam, sang dewi dengan cepat mendekat dan balas menatapku.

Tidak, Dewi! Mengapa Kamu mengikutiku?

Melihatnya mengingatkanku pada Antagonis dalam novel yang kulihat sebelum tidur.

Seorang wanita jahat dengan rambut hitam panjang dan mata ungu, digambarkan sebagai pemilik dari semua jenis kecantikan. Tampilan Antagonis wanita yang digambarkan dalam novel cocok dengan dewi di cermin.

"Ha ha ha...."

Situasi seperti ini hanya ada didalam novel? Apakah ini mungkin?

Dewi di cermin memutuskan untuk memahami situasinya dengan tertawa sepertiku.

Ya. Aku terlalu asyik dengan novel sehingga bermimpi tentang itu.

"Putri? Apakah Putri sudah bangun?"

Pelayan si antagonis membuka pintu dan masuk.

Biasanya, aku kesulitan untuk bangun dari mimpi, tetapi aku memutuskan untuk tidak melakukannya dalam kasus ini. Ini adalah mimpi di mana aku dapat menikmati dan mengalami kehidupan si sendok berlian, jadi mengapa aku harus meninggalkannya?

Aku akan menikmatinya sampai aku bangun dari mimpi ini!

Apa yang harus kulakukan di sini mulai sekarang? Ah, mari kita lupakan dulu pandangan para karakter utama. Aku akan menghabiskan uang melimpah milik keluarga si Antagonis sambal membiarkan mereka berdua(karakter utama) memiliki hubungan romantis.

"Bagus. Putri harus bangun pagi karena Putri akan menghadiri pesta Count Aswen hari ini."

"... .Aku kacau."

Becky, pelayan itu, menatapku dengan aneh. Tuannya memegang cermin dan menggumamkan sesuatu pada dirinya sendiri pagi-pagi begini.

"Aku kacau. Benar-benar kacau."

'Jika ingin memimpikannya, seharusnya kulakukan sebelum dia mengganggu si tokoh utama wanita!'

Mengapa aku datang ke sini setelah dia membuat keributan?

Aku membaca buku ini terutama karena si antagonis, tetapi aku dapat mengingat ceritanya karena aku membacanya tepat sebelum pergi tidur.

Pesta yang diselenggarakan oleh Count Aswen. Di pesta itu, si antagonis menjambak rambut Iris.

'Mengapa Raylene menjambak rambutnya?'

"Putri, ayo mandi."

Sebelum diseret oleh pelayan, aku menggulung rambutku sebentar.

'Apa karena warna pakaian mereka sama, ya?'

Tidak. Dia melakukan itu sebelumnya.

'Mengetahui bahwa Iris mengadakan pertemuan rahasia dengan Putra Mahkota?'

Tidak. Saat itu dia menamparnya.

Oh ya. Dia menyebut Iris seorang wanita yang hidup sebagai parasit bagi seorang pria, meskipun dia tidak harus melakukannya.

'Beri tahu aku, kakak! Kenapa kamu melakukan itu? Kamu hanya membuat keributan tanpa alasan, 'kan? Jika kamu berdiam diri, tokoh utama wanita tidak akan menyentuhmu, 'kan?'

Aku hanya akan diam dan menghabiskan sejumlah uang sebelum kembali. Karena kakak ini memiliki banyak uang di rumahnya, aku yakin tidak akan ada yang tahu meskipun aku menggunakannya.

Setelah selesai mandi, krim dengan wangi yang enak dioleskan ke tubuhku. Aku merasa canggung saat disentuh oleh pelayan yang memijat tubuhku. Aneh rasanya meminta seseorang membasuh tubuhku dan dipijat dalam keadaan telanjang, tetapi kapan lagi aku bisa menikmati kemewahan seperti ini?

The KandmionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang