Chapter 7 : Toko Kue Enak

111 22 0
                                    

Rasa gugup memenuhi sekitar kami. Bibir para pengikutku yang biasanya terus berkicau juga tertutup rapat kali ini.

Saat dia yang mendekatiku sampai tepat di depan hidungku, kami menjadi sangat gugup sampai-sampai bisa mendengar detak jantung kami sendiri.

Setelah melihatnya lebih dekat, aku bisa mengatakan dengan yakin bahwa penampilannya memang bukan lelucon. Rahangku turun secara otomatis.

Sekarang aku tidak sedang ileran, 'kan?

Ya ampun... Mungkinkah memiliki wajah seperti itu dalam kenyataan? Mata gelap itu adalah karya Tuhan. Mata itu membuat ketampanannya menjadi benar-benar meresahkan.

Dia membuka bibir rubynya.

"Kenapa kamu terus menatapku?"

Di balik kata-katanya, terdapat makna tersembunyi dari 'Apa sih lihat-lihat?'

Ah, hatiku yang membara, mendingin dengan menyakitkan.

Tipe idealku adalah pria yang lembut dan tenang! Kenapa! Kenapa kau sedingin ini!

Aku berbalik dan mengangkat alis saat melihat pengikutku. Hasil macam apa ini! Kalian yang menyuruhku mengirim sinyal mata! Ah...

Para pengikutku tercengang dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun karena mereka juga tidak memperkirakannya.

Benar, menilai dari ingatan kak Raylene, biasanya tatapan seorang wanita selalu memiliki arti 'Aku tertarik padamu. Kemarilah, sayang'. Tidak biasanya pria menanyakannya secara terus terang seperti ini.

"Aku tidak melihatmu."

Dia memasang ekspresi tidak senang mendengar kata-kataku.

"Tapi aku merasakan tatapanmu."

Aku malu. Sangat-sangat malu.

Saat melihat wajah Kak Raylene, aku menyadari dia wanita yang sangat cantik, jadi aku berpikir romansa abad ini akan terjadi padaku. Tapi situasi macam apa ini? Pandangan asmaraku berakhir sia-sia.

"Sudah kubilang aku tidak melihatmu."

Saat aku melngalihkan pandangan sedikit dari para pengikutku, mata gelapnya bertemu denganku.

Ah, bagaimana bisa wajahnya memiliki kualitas setinggi ini? Tidak bisakah kau secara kebetulan pergi ke rumahku dan menjadi ksatria yang menjagaku?

Aku akan memberimu banyak makanan dan penghasilan tahunan.

Aku akan menjaga kesejahteraanmu, dan apakah juga ada asuransi di sini? Meskipun tidak ada, aku akan membuatnya dan menjadikanmu anggota.

"Jadi apa maksudmu mataku salah?"

"Ah! Sudah kubilang, aku tidak melihatmu!"

Entah bagaimana ... Situasiku saat ini rasanya seperti ada seorang pria mabuk yang mendekatiku di sebuah pub dan memintaku bergabung dengannya dan pergi melanjutkan putaran kedua dengan gigih sambil menggenggam tanganku. Haha.

"Apa ada orang lain yang memiliki pemikiran yang sama dengan orang ini?"

Setelah dengan tegas mempertahankan sikap 'Ah, aku tidak ingin bergabung denganmu. Tolong pergi saja.' Kali ini, aku menahan pengikutku dan menyeret mereka.

"Karena kamu tampan, dia menatapmu sedikit."

"...Apa maksudmu?"

"Karena kamu tampan, kupikir mungkin kamu bersedia berdansa denganku, karena itulah aku menatapmu."

Pada akhirnya, aku tidak punya pilihan selain mengatakan yang sebenarnya.

Dia mungkin tidak tahu tentang tatapan wanita yang ingin mengajak berdansa.

The KandmionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang