Oleh : · Inas Fauziah
Room Genre : ROMANCE
Tema : Screaming Halloween
========
Halloween tahun ini tidak seperti halloween di tahun-tahun yang lalu negaraku memberikan imbauan larangan untuk merayakan Halloween. Oleh karena itu aku hanya menghabiskan sepanjang hari untuk menonton film horor seperti Friday the 13th, halloween, dan lainnya.
Ketika malam semakin beranjak, kegelapan semakin menyelimuti, kekasihku menghubungiku dan mengatakan kalau ada pesta kecil-kecilan di sebuah restoran kecil di pinggiran kota untuk merayakan Halloween. Tentu saja aku sangat senang karena pada akhirnya keinginanku untuk merayakan halloween terpenuhi.
Tepat pukul 23.00, mobil kekasihku menepi di depan rumahku. Lantas aku menghampirinya, tetapi aku dibuat kaget dengan kekasihku yang mengenakan kostum Jason seperti di film 'Friday the 13th' lengkap dengan gergaji mesin di sampingnya.
"Kenapa kau membawa gergaji?" tanyaku begitu penasaran.
Kekasihku tetap diam saja, fokusnya tertuju pada jalanan yang sepi. Karena diabaikan, aku membuang pandangan keluar jendela. Jalanan yang kami tempuh cukup jauh dan sepi. Pinggiran jalanan ditumbuhi pohon-pohon yang menjulang tinggi, terlihat gelap dan suram. Di dalam perjalanan, aku mendapati beberapa rumah memasang Jack Of Latern dan dekorasi Halloween lainnya. Sama seperti ketika seseorang memasang pohon natal di rumahnya, aku ingin melakukannya, tetapi aku takut oleh larangan itu.
"Di mana kau mendapat informasi tentang perayaan Halloween ini?" Mulutku gatal ingin bertanya, rasa penasaran mengalahkan semuanya. Apalagi kekasihku sama sekali tidak memberitahuku siapa sebenarnya yang menyelenggarakan acara Halloween di sebuah restoran yang terletak di pinggiran kota.
Kekasihku menoleh dengan ekspresi serius dan meyodorkan sebuah brosur. "Kita harus memenangkan hadiah Halloween, Sayang."
Aku membaca dengan seksama brosur itu. Sebuah ajakan untuk merayakan Halloween di sebuah restoran dengan syarat, salah satunya memakai kostum Halloween, dan kostum terbaik akan memenangkan hadiah. Sebuah hadiah untuk pasangan yang kompak dan mengenakan kostum Halloween terbaik.
Setelah membaca brosur itu, raut wajahku berubah cemberut. "Kenapa tidak bilang dari awal, Sayang? Aku sama sekali tidak memiliki persiapan."
Kekasihku mengambil tanganku dan menatapku dengan penuh kasih sayang. "Kau jangan cemberut, kita akan bersenang-senang malam ini."
Ternyata restoran itu sangat kecil dan sudah tua, dihiasi lampu temaram untuk memberi kesan menyeramkan. Jack Of Latern memenuhi pekarangan restoran tersebut. Meskipun restoran itu kecil, tetapi banyak juga tamu yang berdatangan ternyata banyak juga yang excited dengan Halloween atau mungkin dengan... hadiahnya?
"Selamat datang, Tuan dan Nyonya." Seorang penjaga restoran berperut buncit itu menyambut kedatangan kami.
Setelah kekasihku membawaku ke sebuah meja yang telah disediakan, aku berbisik, "Aku tidak menyukai perut buncitnya."
Kalimatku hanya dibalas berupa kekehan oleh kekasihku itu.
Tepat ketika jarum jam membentuk sudut sembilan puluh derajat, alunan musik klasik diperdengarkan pertanda acara Halloween segera digelar. Para tamu terlihat bersenang-senang. Sampai kemudian listrik padam, suara gergaji mesin terdengar. Beberapa orang bahkan sudah berteriak histeris ketakutan. Aku dilanda kebingungan. Skejap aku merasa asing dengan keadaan, teriakan memilukan sahut-sahut terdengar. Aku menoleh mencari keberadaan kekasihku, tetapi ternyata pria itu sudah tidak berada di sampingku.
"Sayang?" teriakku bercampur dengan teriakan ketakutan di sekitarku.
Lampu yang tadinya padam, kini kembali terang-benderang. Aku langsung disuguhkan dengan darah yang tercecer di mana-mana, bahkan potongan-potongan tubuh manusia berserakan di atas lantai. Saat aku menoleh, aku mendapati kekasihku dengan kostum Jason di film Friday the 13th mengayunkan gergaji mesin ke kepala penjaga restoran yang menyambut kedatangan kami tadi. Seketika tubuh itu terbelah dua dan langsung terjatuh di depanku. Matanya terbelalak ketakutan, sebelum ajal menjemputnya.
"Bukankah ini yang kau inginkan, Sayang?" tanya kekasihku dengan penuh arti.
Aku tertawa terbahak-bahak. "Tentu saja, kau memang selalu tahu apa yang aku inginkan."
Aku kemudian mengambil sebuah pisau pemotong daging yang sangat tajam, mendekati tubuh penjaga restoran yang sudah terbelah menjadi dua bagian itu. Memotong tubuh itu menjadi beberapa bagian, dan aku sisakan bagian kepalanya entah kenapa aku sangat menyukai bola mata yang terbuka dan membelalak ketakutan itu.
Aku mengangkat potongan kepala itu dan menunjukkannya kepada kekasihku yang masih setia dengan gergaji besinya.
"Sayang, kau membuatnya tidak sempurna lagi. Padahal aku sangat menyukai bola mata ketakutan ini, aku mungkin bisa memajangnya di dalam kamarku seandainya masih utuh dan sempurna." Aku berkata dengan nada cemberut yang dibuat-buat, yang membuat kekasihku terlihat merasa bersalah.
"Maaf, Sayang! Aku terlalu excited tadi untuk mencoba gergaji baru ini, dan ternyata benar-benar tajam. Aku tidak menyangka bisa langsung membelah dua tubuh gemuk itu."
Aku terkekeh lalu kembali berkata, "Mau mencarikan sesuatu yang bisa aku pajang di kamar?"
"Apa pun untuk kamu, Sayang."
Kekasihku dengan semangat kembali mengayunkan gergaji mesinnya. Orang-orang di sana berteriak-teriak dan berlari tidak karuan seperti di film-film horor. Mereka menatap kami ketakutan. Kekasihku melanjutkan perannya sebagai Jason dengan membunuh mereka semua seperti di filmnya, sedangkan aku berperang sebagai pemotong daging yang penuh semangat untuk mencincang tubuh-tubuh itu sampai hancur tak bersisa.
Setelah berselang lama, kami keluar dari restoran itu dengan rasa puas yang berlebihan kekasihku memanggul sebuah karung besar yang berisi cincangan tubuh manusia. Aku menenteng gergaji besi dengan tangan kananku yang kami pakai untuk mengeksekusi orang-orang tersebut, sedangkan tangan kiriku membawa potongan kepala penjaga restoran. Aku sangat menyukai mata terbelalak ketakutan itu. Aku menoleh ke arah kekasihku, tersenyum dan dibalas senyuman sama olehnya. Wajahnya dipenuhi darah, tetapi itu malah menambah ketampanannya. Aku yakin wajahku juga sudah berlumuran darah, darah yang berasal dari orang-orang yang kami bunuh malam ini. Sama dengan pacarku, dia pastinya juga menyukai wajahku sekarang, cantik dan sensual dengan darah. Aku menoleh ke belakang, diikuti oleh kekasihk, memandangi lama restoran itu yang semakin terlihat mencekam dan begitu menakutkan. Lantai putih itu sudah berubah warna, banyak genangan berwarna merah. Terlihat indah di bawah lampu yang temaram.
"Aku sangat menyukai Halloween tahun ini."
Kekasihku mengangguk lalu tersenyum. "Ayo, kita jemput hadiahnya!"
Aku yakin kami adalah pasangan yang akan memenangkan hadiah Halloween-nya.
· Biodata Narasi:
Inas Fauziah, dengan nama pena ziiiiaaa. Sejak tahun 2018 mulai mencoba menuangkan ide tulisannya dalam sebuah platform bernama Wattpad. Sekarang sudah mempublikasikan 3 judul cerita yaitu, Her Revenge, Coffee Romance, dan Broken Wings. Dan sekarang juga mulai mencoba menulis di platform Novelme, dengan judul cerita The Love between Grudges. Tulisannya yang masih seumur jagung dan masih jauh dari kata sempurna bisa dilihat di Wattpad @ziiiiaaa dan di Novelme dengan nama pena Inas F. Kalau ingin mengenal lebih jauh, jejaknya bisa dilacak melalui instagram @ziiiiaaa17
KAMU SEDANG MEMBACA
OCTOBER EVENT GEN 2
RandomBuku ini adalah salah satu wujud dari program nyata Monthly Event Atlantis World Writers. Berisi kumpulan flash fiction bertema "Midnight" dan "Screaming Halloween" dalam berbagai macam genre karya para Member Gen 2 Atlantis World Writers. Semoga be...