Bulan Purnama Biru

12 3 0
                                    

Oleh : · Cindy Carera

Room Genre : FANTASY

Tema : Midnight

========

Apa kalian pernah mendengar tentang malam bulan purnama merah? Jika pernah, pasti terlintas dipikiran kalian tentang manusia serigala dan vampir, kan? Berbeda halnya dengan bulan purnama biru. Orang-orang percaya pada malam itu makhluk mistis nan ajaib akan datang untuk menebar kebaikan. Oleh sebab itu di desa kami selalu mengadakan pesta bulan purnama biru yang bertujuan untuk mendapat keberkahan dari makhluk-makhluk tersebut.

"Ayah, bukankah mereka hanya mitos?" tanyaku pada ayah yang sibuk dengan pemotong rumputnya.

Laki-laki yang umurnya bisa dibilang tak muda lagi itu hanya tersenyum mendengar pertanyaanku. "Nak, kau pasti akan tau jawabannya suatu hari nanti." Aku hanya mendengus kesal mendengar jawabannya itu. Sejak aku kecil dia selalu menjawab hal yang sama berulang kali, seolah otaknya sudah dicuci.

"Ayah, kau harus memeriksakan kejiwaanmu ke dokter!" bentakku sambil membanting pintu rumah.

Tetapi, hari ini adalah hari terakhir aku mendengar jawaban bodohnya itu. Ayah bodoh! Kenapa? Kenapa dia mempercayai mereka. Harusnya ayah duduk diam saja di rumah sepertiku. Karna kebodohannya dia harus merenggang nyawa malam ini.

"AYAH!! KALIAN APA KAN AYAHKU?!"

"Tenanglah, dia sudah menjadi tumbal untuk makhluk yang baik, pasti saat ini dia di tempatkan di surga."

Aku tertawa dengan keras lalu bertanya, "Surga, apa kau yakin ayahku berada di sana sekarang? Kalian tau, tak ada makhluk baik yang akan menyakiti manusia yang tak berdosa! Kecuali kalo mereka adalah iblis!"

Semua orang yang datang ke rumahku langsung terdiam. Mereka menatapku dengan perasaan kasihan, seolah berpikir bahwa aku sudah menjadi gila karena telah kehilangan ayahku. Faktanya apa yang aku katakan adalah kebenaran. Andai saja aku bisa mencegah ayah untuk tidak pergi, tapi semuanya sudah terlambat.

"Baiklah, kami semua pulang dulu, jaga dirimu baik-baik, Selena," pamit kepala desa. Satu-persatu warga desa yang datang ke rumahku mulai melangkah pergi. Mereka tak akan tau bahaya apa yang akan mengincar mereka nantinya.

"S-E-L-E-N-A."

Makhluk jahat itu kembali memanggil namaku, kali ini dia berhasil membuat bulu kudukku meremang. Tak terasa air mataku mulai menetes secara sendirinya, keringat dingin mengucur deras di keningku. Apa ini akhir dari hidupku malam ini?

"Nak ..."

Aku tiba-tiba saja mendengar suara hangat dari ayahku. Air mata tadi yang mulanya hanya tetesan mulai berubah menjadi tangisan. Ayah, kenapa kau meninggalkanku begitu cepat? Aku masih membutuhkanmu disini.

"Selena, tolong jaga adikmu, ya," pinta ayah sebelum menghembuskan napas terakhirnya di depan mataku.

"Tidak! Jangan ayah, bangunlah! Kenapa kau meninggalkanku dengan tanggung jawab sebesar itu. Ayah bilang ingin melihatku tumbuh menjadi gadis yang cantik dan menikahkanku dengan laki-laki pilihanku," teriakku di depan jenazahnya.

Pita suaraku mulai serak, bulan itu kini bertambah tinggi, menampakkan kecantikannya yang sangat dikagumi oleh semua orang. Penduduk desa berteriak, mulai menyanyikan lagu untuknya, seolah mereka telah tersihir dengan kecantikannya. "Selena, kenapa kau tak bernyanyi untukku?"

"Jangan mendekat, iblis! Atau aku akan membelah tubuhmu menjadi dua!" ancamku padanya.

Dia terkekeh pelan dan tiba-tiba saja sudah ada di depanku. "Kau perempuan yang sangat manis, hanya kau sajalah yang tau tentang keberadaanku."

OCTOBER EVENT GEN 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang