Spooktober

16 4 1
                                    

Oleh : · 

Room Genre : ROMANCE

Tema : Screaming Halloween

========

Moran sedang merapikan barang, bersiap pulang saat Luna menghampirinya dan meletakkan secarik poster di atas meja.

"Kau harus lihat ini." Yang dituju mengernyit dan meraihnya tanpa minat. Judul besar 'Ostown's Spooktober' terpampang jelas di sana, tertulis dengan font yang didesain seolah dicelup tetesan darah, serta ilustasi horor eksentrik lainnya.

Tidakkah poster ini terlalu mengintimidasi untuk ukuran perayaan terbuka kota? "Sejak kapan Ostown punya pesta Halloween konyol begini?"

"Mungkin sejak pergantian walikota lalu muncul kebijakan baru? And dear, ini sama sekali tidak konyol. Ini luar biasa!!" Mata biru Luna berbinar, gadis ini sangat mencintai pesta sekasual remaja pada umumnya. Kontras dengan dirinya yang lebih memilih bergelut di bawah selimut ketimbang tenggelam dalam hiruk-pikuk pesta.

"Oh, dan tempatnya di balai kota, juga terbuka untuk umum. Demi apa pun kita harus datang!" Ostown, sebuah kota kecil di mana penduduknya lengang, tak padat seperti kota biasa. Saking terhitungnya, di sini semua orang kenal siapa pun.

"Bukan, bukan kita. Hanya KAU yang harus datang." Moran menekan kata 'kau' lebih dalam.

Sahabatnya itu memasang wajah minta dikasihani. "Setelah begitu banyak pestaku yang kau tolak, haruskah yang ini juga? Its Ostown's Spooktober, Moran, pertama dan satu-satunya. Kita tidak bisa melewatkannya begitu saja."

"Kenapa tidak ajak pacarmu? Si Ronald itu?" Luna menggeser bangku kemudian duduk menghadapnya.

"Namanya Reinald, astaga. Dan kami sudah putus minggu lalu kalau kau lupa."

"Aku lupa, mantanmu terlalu banyak," lawan bicaranya memasang cengiran.

"Oke, lupakan tentang pacar. Jadi?" Moran mengangkat alis, "aku harap kau tidak sejahat itu membiarkanku pergi ke pesta Halloween sendirian, sahabat."

Gadis itu berpikir sejenak, tidak ada salahnya sebenarnya, toh ia menemani Luna. Tapi, kasurnya terlalu berharga untuk diabaikan di akhir pekan. Moran memutar otak mencari alasan.

"Rocky akan kesepian jika aku tinggalkan di apartemen." Rocky, pudel putihnya yang lucu.

"Darl, kau hanya meninggalkannya sepanjang malam dan bukan seumur hidup." Moran meringis, benar juga.

"Luna, kau tahu persis aku tidak suka keramaian." Apalagi jika seluruh penduduk datang, walaupun sedikit, tapi pasti banyak orang. Meski balai kota terlampau luas untuk berdesak-desakan.

"Kujamin Halloween ini menyenangkan. Atau kau bisa hanya datang, duduk manis menungguku sambil minum sirup, lalu pulang. Walau itu akan sedikit lewat larut malam."

"Lagipula aku tak punya kostum apa pun, bagaimana bisa datang?"

Lalu Luna menjentikkan jari. "Serahkan semuanya padaku. Kau benar-benar hanya perlu membawa diri."

Moran menghela napas, berdebat dengan sahabatnya tak akan punya akhir, ia menyerah. "Baiklah," putusnya final.

"Yeay. Aku mencintaimu!" Luna spontan memeluk Moran yang berwajah pasrah.

"Dengan syarat, jangan pilihkan aku kostum konyol."

Gadis itu menyeringai. "Tidak janji." Kemudian gulungan kertas menimpuk kepalanya dan tawa mereka mengudara.

Tapi, benarkah Ostown's Spooktober sesederhana perayaan Halloween biasa?

.

.

OCTOBER EVENT GEN 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang