Written by @1RedApple from Room Genre Teen Fiction
Tania, gadis dengan wajah penuh lebam itu akhir-akhir ini tidak bisa tidur di malam hari. Alasannya hanya satu, keresahannya mengenai berita lepasnya seorang tahanan dari lapas.
Ada kabar yang beredar bahwa tahanan itu adalah pembunuh berdarah dingin dan rumornya, dia tengah bersembunyi di dekat tempat tinggal Tania. Selain itu, ada juga desas-desus yang mengatakan bahwa pembunuh itu mulai beraksi sekitar di tengah malam.BRAK!
Angin kencang menabrak jendela kamar Tania yang berbahan kayu. Daun jendelanya pun tampak mengepak-ngepak seperti sayap burung. Gadis itu tersentak. Dengan cepat dia menutupnya kembali, lalu bersembunyi lagi di balik selimutnya dengan perasaan takut.
TIK! TOK! TIK! TOK!
Jam berdenting dan berhenti tepat pada pukul dua belas malam. Tania yang telah terserang insomnia, pun kian menegang dan menelan ludahnya dari balik selimut.
"Kenapa papa belum pulang juga?" ucapnya pelan dan terdengar begitu resah.
TOK! TOK! TOK!
Ketukan pintu yang samar itu membuat Tania sedikit menghela napas senang dan berkata, "Itu pasti papa."
Pukul 00. 12 Angka unik itu tercetak jelas pada jam dinding ketika Tania membuka pintu rumahnya untuk sang ayah yang baru saja pulang entah dari mana.
Gadis itu tersenyum senang melihat ayahnya, namun senyum manisnya berubah gamang di saat sang ayah malah melirik tegang ke arah kanan dengan napas yang tertahan.
"HAHAHAHA."
Tawa seram itu berasal dari seseorang yang entah sejak kapan berdiri di belakang ayah Tania. Perlahan ia menyapu bilah pisau pemotong daging ke tengkuk ayah Tania dengan lembut.
"Hei, jangan diam saja! Cepat hubungi polisi!"
"Tidak! Kita akan lari sama-sama, Pa."
"SHUT UP!"
Tania tersentak mendengar suara tenggelam dari balik topeng itu. Refleks ia termundur ke belakang dengan tangan yang sudah membekap mulutnya takut.
"Lucu sekali. Sudah di ambang maut, tapi kalian masih saja berdebat. Kalau begitu biar kueksekusi yang terdekat dulu."
BUGH!
Ayah Tania menyikut perut si penjahat bertopeng itu dan membawanya menjauh dari pintu utama.
"ANAK SIAL, CEPATLAH!"
Tania terdiam sejenak sembari menatap pergulatan yang berujung ke halaman depan rumahnya, lalu ia menutup pintu rumah dan segera menelepon polisi.
TIK! TOK! TIK! TOK!
Jam dinding terus berputar dan memberikan isyarat pada Tania bahwa malam semakin larut.
Tepat di pukul 00. 21 Tania menekan tombol-tombol penuh angka yang ada di ponselnya. Begitu tegang, hingga tangan Tania tidak berhenti bergetar di sana."Halo."
"H-halo, Pak Polisi. T-tolong! A-ada o-orang bertopeng yang mau membunuh di rumah saya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
OCTOBER EVENT GEN 2
RandomBuku ini adalah salah satu wujud dari program nyata Monthly Event Atlantis World Writers. Berisi kumpulan flash fiction bertema "Midnight" dan "Screaming Halloween" dalam berbagai macam genre karya para Member Gen 2 Atlantis World Writers. Semoga be...