Horror/03

22 7 0
                                    

Elina's Horror Diary

Horror/03
#Bus

Di dalam malam yang sepi aku duduk di halte bus, menunggu bus supaya aku dapat pulang. "Sekarang sudah jam berapa? Ibu dan yang lain pasti khawatir. Aku harus mengorbankan uang untuk kado Yotshu, agar aku bisa menumpang bus dan pulang." Awan sedikit mendung, udara disekitarku makin lama makin dingin. Kabut dari kejauhanpun terlihat. "Apa sudah tidak ada bus yang beroperasi pada malam hari? Jika itu benar, aku akan benar-benar dalam masalah." Kataku yang merasa cemas, tidak lama setelahnya muncul bus berwarna merah tua datang dari balik kabut.

Aku yang melihatnyapun langsung berdiri dan melambaikan tanganku, "Disini!" teriakku pada bus itu. Dari jauh aku melihat bus itu mulai mengurangi kecepatannya hingga akhirnya berhenti di depanku. Pintu bus terbuka dan terlihat pak sopir yang paruhbaya, terlihat heran karena melihatku malam-malam begini. Akupun masuk kedalam bus yang sudah sepi itu. Pak sopirpun bertanya padaku

"Nona kenapa malam-malam begini sendirian disini?" dia bertanya dengan nada suara heran, "Saya tidak bisa pulang, jalan pulang menuju rumah saya diblokir karena kecekaan di sana. Dan saya diharuskan untuk memutar arah, dan tentunya itu cukup jauh, jadi saya menunggu bus untuk tumpangan saya pulang." "Kalau begitu masuklah." Diapun menyuruhku untuk masuk ke dalam bus, aku duduk agak di dalam. "Sebentar ya, bapak harus mengecek ban sebelah kanan sepertinya bocor." "Ya, tidak masalah." Dia pun keluar untuk mengecek apakah apakah bannya bocor.

Aku melihat jam yang ada di dalam bus, "Sudah pukul 8 malam, aku harap ibu tidak hawatir di rumah." Tetes-tetesan air mulai turun dan membasahi kaca bus, tidak lama hujanpun turun. Pak sopir pun kembali kekursi pengemudi. "Tujuannya kemana?, Non?" "Turunkan saja di halte dekat jalan Sakura, nanti saya jalan dari situ" "Baiklah, kita berangkat."

Buspun berangkat, rasa lapar dan kantukpun muncul. Aku memutuskan untuk memejamkan mata sebentar, sekitar beberapa menit aku dibangunkan oleh suara pak sopir. "Pergilah cepat... pergi darilah sini..." kata pak supir dengan suara serak, bus pun berhenti dipinggir jalan, dekat kawasan hutan rimbun, "Ada apa pak!" kataku sambil sedikit khawatir, tapi dia tidak menjawabnya dan malah menundukan kepalanya.

Aku mencoba mendekatinya, suaranya tadi seketika hilang. Suasana hening mulai sangat mencekam. Aku melihat pak supir menundukan kepalanya ke setir bus, lalu aku mencoba membangunkannya dengan menpuk punggungnya tetapi itu tidak berhasil. Aku pun penasaran dan mengangkatnya kepalanya dari stir.

Elina's Horror DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang