Horror/12

9 4 0
                                    

Elina’s Horror Diary


Horror/12
#Mimpi

  “Ah! Dimana aku?” aku terkejut dan menyadari diriku terbangun di alam lain.

  “Siiss...” aku menengar suara desisan disekitarku, aku tak bisa melihat, hanya kegelapan yang kulihat.

  “Siapa? Siapa disitu” aku mulai melihat sekitar tapi hanya ada suara desis saja.

  “Siisss.. siisss...” semakin lama aku mersasa tempat semakin mencekam.

  Aku coba berlari entah kemana menjauh dari suara desis itu, “Tolong!, siapapun tolong aku!” teriakku minta  tolong.

*ndokk..

  “Ahhrg... sakit. Apa itu tadi?” aku tersandung sesuatu yang besar tapi tidak begitu jelas dikarenakan gelap.

  Sepertinya kakiku terkilir karena jatuh, tubuhku menjadi susah bergerak. Suara desis itu semakin banyak dan semakin keras terdengar, aku hanya bisa menutup mata dan telinga karena takut. Suara itu semakin mendekatiku,

  “KAKAK.” terdengar seseorang berkata dengan nada datar.

  Semua suara desis itu menghilang secara cepat, lalu digantikan dengan suara seseorang.

“Argghhh!... arkkk!...” aku terbangun dari tempat tidur dan mendengar suara jeritan seseorang.

  Suara jeritan itu sangat keras, sumber suaranya berasa dari kamar adikku. Tanpa pikir panjang aku langsung bergegas membuka pintu kamarnya,

“Arrgghhh!!... Arkk!...” teriak adiku tak henti-henti. "Hah-" kataku sambil menutup mulut dengan tangan, darah keluar dari sekujur tubuh adikku, dia masih terpejam dan tidak bisa bergerak.
Orang tuaku pun datang setlah mendengar teriakannya.

  “Apa yang terjadi!” panik ayahku melihat Yotshu berlumuran darah. “Ya tuhan, sayang cepat panggilkan ambulan!” suruh ibuku pada ayah.

  Ayah lalu pergi ke ruang tamu untuk memanggil ambulan, sedangkan ibuku mencoba menenangkan Yotshu yang meronta-ronta kesakita. Dia mengeluarkan darah dari celah matanya, dan sekujur tubuhnya. Layaknya orang bermimpi buruk dia tidak bisa membuka matanya, walau ibuku sudah menggoyang dan menepuk tubuhnya.

  “Apa yang telah terjadi Elina?” tanya ibuku dengan panik, “Aku juga tidak tahu” jawabku sambil mengeleng-gelengkan kepal. “ARRGGHHH!...” suara teiakannya mengeras bersamaan dengan muncratnya darah yang keluar dari celah mata , “AARH... MANA AMBULANSNYA” teriak ibuku ketakutan sambil bergenang air mata melihatnya. Ayahku datang dari lantai satu, dengan nafas terengah-engah, “Sebentar lagi mereka kemari” jawab. “APA MAKSUDMU SEBENTAR LAGI!?, YOTSHU AKAN MENINGGAL JIKA HARUS MENUNGGU!!” mendekat menuju ayah dan membentaknya dengan nada tinggi. “TENANGLAH!”

*plaakk...

balas ayahku sambil menampar ibuku cukup keras sampai terjatuh karenanya.  “Kyahh,” teriakku sambil meneteskan air mata melihat orang tuaku saling bertengkar.

  “Aku sudah melakukan sebisaku, yang kita harus lakukan adalah menunggu,” lanjut ayahku dengan nada lebih tenang pada ibuku. Ibuku bangun dan duduk dilantai dengan derai air mata sambil berkata “Yotshu...” dengan tangan mengarah kepadanya.

  *niii... nuu... niii... nuu...

  Suara sirine mobil ambulan terdengar dari jauh, orang tuakupun langsung keluar mengecek, sementara aku masih di kamar Yotshu. Tempat tidurnya ternodai oleh banyak darah, suara Yotshu yang tadinya menjerit kesakitan, sekarang semakin melemas, darah yang keluar juga tidak sebanyak tadi. Tubuhnya menjadi kaku, tangan dan kakinya sulit bergerak hanya ekspresi wajahnya yang masih normal. Wajahnya terlihat sedih dan mulai mengeluarkan air mata, akupun mendekat ke keningnya dan mengatakan, “Bertahanlah sebentar lagi, Yotshu...” kataku dengan syadu, air mataku menetes perlahan ke keningnya.

  Petugas medis datang ke dalam kamar Yotshu, dan terkejut melihat tubuh Yotshu yang bergelinang darah,  tanpa banyak basa-basi petugas itu lalu mengangkat tubuhnya keatas tandu dan membawanya menuju ke dalam mobil ambulan. Aku dan  orang tuaku ikut kedalam ambulan dan pergi menuju rumah sakit terdekat.

Horror/12
#Mimpi

Elina’s Horror Diary


Stories and Written
By Nui Yakazi

Elina's Horror DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang