Elina’s Horror Diary
Horror/14
#MiuroSemalam aku dan ayahku sudah membersihkan kamar Yotshu, aku bagian tugas mencuci sprei, selimut dan juga bantal, sedangkan ayahku membersihkan lantai, dinding dan juga kasur. Kamar Yotshu benar-benar berantakan setelah kejadian semalam, bahkan ketika aku mencuci sprainya benar-benar hanya darah yang terlihat, masih tercium juga bau darah, tapi sekarang sudah lebih mendinggan dibanding semalam.
Dan hari ini aku sedang menyiapkan makanan untukku dan ayah juga ibu dan Yotshu dirumah sakit. Aku menyiapkan sarapan sederhana saja, jadi aku bisa lebih menghemat waktu. “Ini yah, bekal untuk Yotshu dan ibu dirumah sakit,” aku menyerahkan bekal makanan kepada ayah. Aku memberikannya pada ayah karena sebentar lagi dia akan mengantarkannya ke rumah sakit dengan mobil, dan lanjut berangkat bekerja, sementara aku akan menjaga rumah.
“Dadah” kataku pada ayah sambil melambaikan tangan, ayahku tersenyum lalu pergi menuju rumah sakit. “Aku harap Yotshu menyukai masakku” kataku dalam hati. Hari ini aku tidak berangkat sekolah, karena harus menjaga rumah. Aku menaiki anak tangga dan menuju kamarku untuk menulis surat ijin. Suratku cukup pendek, hanya berisi permohonan tidak masuk sekolah juga alasannya. Kurang dari lima menit aku pun selesai menulis surat dan pergi mengambil jaketku, untuk menitipkan suratnya kepada teman dikelasku.
Aku memakai jaket hodie berwarna hitam dan pergi menuju ruang depan, aku mengambil kunci rumah yang diletakan di mangkuk kayu.
“Fufuuhuhu..” Saat aku ingin mengunci pintu, aku mendengar suara anak kecil tertawa, sontak aku langsung memalingkan pandangan untuk mencari tau sumber suara, tapi aku tidak melihat siapapun disekitarku. Sebelum aku berpikir yang bukan-bukan, aku segera mengunci dan pergi.
“Lalu aku titip suratnya pada siapa?” sambil berjalan memikirkan siapa orang yang bisa aku titipkan surat ini.
“Rumah Tatsuya terlalu jauh dari sini, sebaiknya aku pergi ke rumah Miuro, jika aku cepat mungkin masih sempat untuk menemuinya,” aku lalu berjalan cepat menuju kediamannya.
Rumah Miuro, lumayan dekat dengan rumahku. Dia tinggal di rumah dekat kawasn blok C, jadi aku masih bisa pergi kesana tanpa menggunakna kendaraan. tanpa menunggu lama aku sampa di sekitar rumahnya tapi, aku tidak mengetahui lokasi pasti tempat tinggalnya.
Hingga aku melihat seseorang mengenakan masker keluar dari satu rumah, dia terlihat seperti sangat asing disini. Pria berbaju dinas menutup rumah Miuro, sambil membawa kertas di tangannya. Aku mendekatinya dengan pandangan curiga, dia menoleh kearahku. Tapi mungkin dia adalah keluarga dari Miuro, mungkin pamannya. Rumah miuro rasa-rasanya terlalu sepi untuk anak aktif sepertinya, jendela dan kordennya ditutup semua. Tanap pikir panjang aku langsung bertanya padanya.
“Permisi paman, Miuronya ada dirumah?” tanyaku, “Miuro? Siapa dia?” katanya dengan nada heran kepadaku, “Saya diutus kemari, karena mendengar bahwa keluarga penghuninya sudah meninggal semua.” “Hah?!? Meninggal?” aku terkejut tak percaya menyadari orang yang duduk didepanku telah tiada.
“Meninggalnya karena apa ya?” tanyaku kembali padanya “Hehe... sebenernya saya juga kurang tau, tapi saya denger-denger keluarga ini mati secara aneh. Mereka ditemukan meninggal dengan isi otak yang telah meleleh keluar dari tubuhnya, sepertinya itu bukan pembunuhan biasa. Tapi itu Cuma yang saya denger, sekarang rumah ini sudah ditutup permanen karena kejadian itu.” Jawabnya,
“Oh begitu terima kasih paman atas jawabannya,” dia mengangguk tersenyum dan pergi.
Aku mengamati rumah itu dari kejauhan, rumahnya hampir mirip dengan rumah ku memiliki 2 lantai. Rumah dengan dinding berwarna abu-abu.
“Otaknya meleleh? Apa maksudnya?” tanyalu dalam hati, “Jangan-jangan...”“Fuuhuhuu...” disaat aku sedang berpikir tentang kematian Miuro dan keluarganya terdengar lagi suara seseorang tertawa kecil, tapi lagi-lagi aku tidak menemukan siapa yang tertawa. Aku mulai merasa ada yang mengikutiku, secepatnya aku pergi dari rumah itu dan kembali pulang.
“Sepertinya aku akan mendapat alpha disekolah,” kataku dari dalam kamar, sambil melempar surat ijinku ke tong sampah kecil dalam kamar.
Setelahnya aku duduk di meja belajarku dan kembali berpikir tentang kematian Miuro dan keluarganya “bisa jadi, mereka meninggal karena bunga aneh yang dibeli Miuro kemari. Hari ini toko itu tutup agar tidak dilaporkan oleh polisi, dengan begitu si penjual mendapat keuntungan, tapi bagaimana caranya ia mendapat bunga itu? Bunga itu terakhir aku melihatnya saat dijalan menuju perbukitan Nozomu, ditambahlagi hanya ada satu yang aku lihat. Hmm sebaiknya aku harus melanjukan tulisanku mengenai pengalaman aneh ini,” lalu aku mengambil sebuah pena dan beberpa lembar kertas bekas yang masih bagus, dan mulai menulis di meja belajarku. Aku menghabiskan waktuku hanya untuk menulis di kamar, menulis semua kejadian dari awal sampai saat ini aku alami. Memang tulisanku agak susah dideskripsikan tapi inilah kemampuanku.
Terkadang aku melihat keluar jendela, dan melihat kearah rumah tetangga baru itu. Rumahnya masih sama dengan kemari, masih kotor dengan sampah dedaunan dan rerumputan kering. Rasa-rasanya tetangga baru itu tidak pernah menunjukan dirinya kepada tetangga lain. Aku kembali melanjutkan menulis tanpa mempedulikannya, sampai tidak sadar sudah siang.
“haa, akhirnya aku selesai menulis semuanya dalam kertas,” legaku sambil meregangkan ke dua tangan. Aku melihat kembali foto bingkai kenangan aku dan Yotshu yang aku taruh sebagai pajngan di meja. Saat itu kami berenang sedang berlibur di pantai, itu sudah lama. Aku dengan mengenakan baju renang berwarna biru muda, sedangkan dia mengenakan celana pantai berwarna kuning dengan hiasan bunga.
“Sung-”
“Sunguh kenangan yang indah,”
aku sontak terdiam ketika pembicaraanku dipotong oleh seseorang, aku langsung menoleh ke kiri dan melihat pintu kamarku terbuka sedikit tanpa aku sadari. Benar-benar menyeramkan, aku yakin tidak ada yang kemar tidak ada orang lain selain aku dirumah ini.
“Si-siapa disana!?” hanya hening yang terasa benar-benar sepi. Tidak ada suara lain selain suara teriakku tadi, perumahan disini memang aneh, tidak ada yang melakukan aktivitas disekitar disini. Dan kejadian tadi, benar-benar membuatku gemetaran.
Horror/14
#MiuroElina’s Horror Diary
Stories and Written
By Nui Yakazi
KAMU SEDANG MEMBACA
Elina's Horror Diary
TerrorElina seorang gadis biasa yang hidup di sebuah kota kecil. Hal-hal aneh dan horror sering menimpanya setiap saat. Tetapi orang-orang sekitarnya tidak mempedulikan hal itu, dan masih menganggapnya hal biasa. Apa yang sebenarnya kota itu sembunyikan...