BUCIN 1

90 15 0
                                    


📢 bel berbunyi 

Waktu jam istirahat, aku baru sadar kalau uangku ketinggalan di rumah. Sialnya perutku sudah keroncongan dan tak ada pilihan lain selain aku harus pinjam uang ke teman agar perutku berhenti mengamuk. Tapi sialnya, cuma ada si Rey, anak rese yang hobi banget gangguin aku. Rasanya inginku telan hidup-hidup itu anak.

"Rey, bisa diem nggak sih? Sehari aja lu jangan usil. Gue gigit nangis lu!" kataku sinis sambil menatapnya tajam.

"Gak bisa. Tangan gue gatel tau kalau sehari gak gangguin lu. Syaaa, lu gak punya duit kan? Ayo kita ke kantin aja," balas Rey, santai seperti biasa.

"Asiiik, lu mau jajanin gue, ya? Baik banget temen gue yang satu ini," sahutku dengan nada menggoda.

"Dih, siapa yang mau jajanin lu? Makan lu banyak, nanti gue yang bangkrut. Gue ajak lu ke kantin cuma buat pamer makanan doang ke lu," kata Rey sambil cengengesan, khas dia. 

Itulah Reybin Alaska, si cowok usil yang suka bikin orang lain baper dengan sikap friendly-nya. Gak heran kalau dia disukai banyak orang. Sedangkan aku, Asya Helena biasa dipanggil Sya. Aku cenderung pendiam dan introvert, tapi kalau udah merasa nyaman sama seseorang, aku bisa jadi bawel.

Kami sekarang masih kelas 11. Sayangnya, gue dan Rey gak sekelas. Dia di kelas IPA, gue di IPS.

Mau tahu kenapa gue bisa kenal dan deket sama Rey? Oke, gue ceritain ya!

Flashback

Waktu pertama MOS di sekolah, gue dan teman-teman yang lain kumpul di lapangan buat upacara. Setelah upacara selesai, banyak anak baru yang telat datang. Mereka dihukum berdiri oleh OSIS dan dibentak-bentak. Di saat gue lagi asyik nonton, temen gue, Agnes, tiba-tiba nyenggol lengan gue.

"Sya, liat tuh ada cogan di depan tiang bendera," bisiknya.

Gue langsung refleks liat ke depan dan benar aja, ada anak OSIS yang ganteng banget. Tapi ternyata cogan yang dimaksud Agnes bukan anak OSIS itu, melainkan anak baru yang berdiri di sebelahnya... ternyata Reybin.

Saat itu, gue belum tahu kalau cogan yang dimaksud Agnes adalah Rey. Setelah upacara selesai, kami semua disuruh kumpul di aula buat diberi informasi dan pembagian gugus.

"Sya, cogan yang tadi satu gugus sama kita," kata Agnes lagi.

"Ha? Satu gugus sama kita?" tanyaku kaget.

"Iya, namanya Reybin Alaska," jawab Agnes.

"Lah, yang di lapangan tadi bukan anak OSIS ya?" kataku, bingung.

"Bukan, lu salah liat kali," kata Agnes sambil tertawa kecil.

Tiba-tiba, seorang kakak OSIS menegur kami.

"HEI, YANG DI BARISAN KETIGA! KALIAN BISA HARGAI YANG DI DEPAN TIDAK? SEKALI LAGI SAYA LIHAT KALIAN NGOBROL, KALIAN KE DEPAN BUAT CERITAIN APA YANG KALIAN OBROLIN BIAR ADIL BUAT SEMUA TEMAN KALIAN!" teriaknya sambil menunjuk ke arah kami.

"Siap kak. Maaf, kami gak akan ngulangin lagi," jawab kami serentak.

Setelah informasi dan pembagian gugus selesai, kami berkumpul bersama kelompok masing-masing untuk memperkenalkan diri. Saat MOS berakhir, waktu gue mau pulang, tiba-tiba ada anak OSIS ganteng tadi yang nyamperin gue. Oh kayaknya gue lagi hoki nih. 

"Hei, ini buku kamu kan? ketinggal tadi di aula," katanya sambil menyerahkan buku.

"Eh, iya, Kak. Makasih ya," jawabku sambil menerima buku itu.

"Sama-sama, Sya," katanya dengan senyum ramah.

Eh, dia manggil nama gue dengan sebutan "Sya". Jantung gue langsung berdebar.

"Kakak kok bisa tahu nama saya?" tanyaku penasaran.

"Itu ada di buku kamu, Asya Helena," jawabnya sambil baca.

"Oh iya, bener juga ya. Kalau gitu, saya permisi dulu ya, Kak," pamit ku

"Tunggu, kamu bisa panggil saya Kak Arno," ujarnya sambil tersenyum.

"Oh, terima kasih, Kak Arno. Saya pamit dulu," 

Waktu gue mau jalan keluar gerbang, buku gue jatuh lagi dan kali ini keinjek sama orang.

"Maaf maaf, gue gak sengaja nginjek buku lu. Tapi, kenapa buku gak disimpan di tas sih, malah dipegang? keinjek kan jadinya," kata orang itu dengan nada sedikit kesal.

Dih, dia minta maaf tapi sambil ngomelin gue.

"Iya, gak papa, gue juga minta maaf," jawabku cepat.

"Lu Asya dari gugus F, kan?" tanyanya lagi.

"Iya, emang kenapa?"

"Kenalin, gue Reybin, dari gugus F juga."

Oh, ini ternyata yang namanya Rey.

"Rey, gue duluan ya, ayah gue udah jemput," kataku sambil melihat ke arah motor yang sudah menunggu.

"Iya, hati-hati. Jangan lupa, tuh buku simpen di tas jangan dipegang, nanti jatuh lagi," katanya mengingatkan.

"Iya, makasih udah ingetin."

Nah, jadi gitu guys cerita awal mula gue kenal dan deket sama cowok usil yang namanya Reybin. Baru kenal aja si Rey udah bawel, tapi dia perhatian juga sih, hehe.




- TBC -

BUCINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang