"ASYA ADA TEMANMU MAIN KE RUMAH!" teriak Ibu dari dapur.
"Siapa, Bu? Yang main pasti Kila, ya?" jawab Asya dengan penuh harapan.
"Bukan Kila, tapi cowok yang sering nengokin kamu di rumah sakit."
"Kak Arno?"
"Oh, nama pacar kamu itu Arno. Cepat susul pacarmu itu, pasti dia lagi diinterogasi sama Ayah."
"IIIIH, dia bukan pacar Asya, Bu."
"Hilih, masih ngelak terus."
"Terserah Ibu deh, mereka ada di mana?"
"Di ruang tamu. Nih, sekalian kasih minuman buat pacarmu," kata Ibu sambil terkekeh.
"IIIIBUUUUUU."
Di ruang tamu, Asya mendapati Kak Arno duduk di sofa, sementara Ayah terlihat serius.
"Eh, hai Kak Arno," sapa Asya, mencoba tampak tenang.
"Asya, kamu duduk dulu," suruh Ayah.
"Kenapa, Yah?"
"Ayah mau nanya sama kalian."
"Kalian berdua ini pacaran?" lanjut Ayah, membuat kedua remaja itu terkejut.
"ENGGA!" "Tidak, Pak," jawab keduanya bersamaan.
"Kalau kalian tidak pacaran, terus kenapa Nak Arno selalu nengokin dan bawa makanan buat anak saya waktu anak saya dirawat di rumah sakit?" tanya Ayag serius.
"Emm, itu..." kata Kak Arno, namun terpotong oleh Asya.
"ITU KARENA AKU YANG MINTA, YAH! Udah ya, Yah, gak usah nanya-nanya kayak gitu lagi. Asya mau pamit main sama Kak Arno dulu," kata Asya sambil menarik Arno keluar rumah.
"Saya izin main sama anak Bapak ya." pamit ka Arno.
"Eh, kok kalian kabur? Yaudah, jangan kemaleman pulangnya!" teriak Ayah.
---
☕ Di café, suasana lebih santai.
"Eh, Kak Arno, kenapa sih, Kakak kalau ke rumah suka gak bilang-bilang?" tanya Asya.
"Karena aku mau bikin kejutan buat kamu."
"Iya, sih, setiap Kak Arno ke rumah saya selalu kaget. Tapi nanti Kak Arno kalau mau ke rumah harus chat atau telepon dulu ya. Soalnya, aku takut kalau Kak Arno main ke rumah tapi aku lagi di luar."
"Okay 👍"
"Singkat, padat, jelas," batin Asya sambil tersenyum.
Keheningan pun melanda mereka.
"Emm, Sya, di dekat sini ada puncak, kamu mau ke sana gak?" tanya Kak Arno.
"Boleh tuh, Kak!"
"Yaudah kalau gitu, kita berangkat."
"Let's go!"
Sesampainya di puncak, Kak Arno menarik Asya ke dalam pelukannya dan berkata dengan serius:
"Asya, aku ngajak kamu ke sini sebenarnya aku mau jujur sama kamu. Walaupun mungkin kamu sudah tahu aku mau ngomong apa, tapi tekad ku sudah besar, jadi aku mau ngomong secara langsung sama kamu kalau..."
"AKU SUKA DAN SUDAH JATUH CINTA SAMA KAMU, ASYA." teriak Kak Arno dengan penuh perasaan.
"Aku selalu memikirkan kamu dan aku selalu berharap kalau kamu bisa jadi pacar aku. Jadi, maukah kamu, Asya Helena, menjadi pacar Saya, Arno Alfari?"
".........." Asya terdiam.
"Kalau kamu belum bisa jawab sekarang, gak apa-apa, aku mengerti kok. Kamu pasti kaget ya aku tiba-tiba minta kamu buat jadi pacar ku. Tapi, misalkan jawaban kamu bakal bikin aku kecewa, lebih baik kamu jawab sekarang biar aku gak terlalu berharap sama kamu."
"Maaf, Kak..."
"Iya, gak apa-apa, Sya. Aku mengerti kok. Kita pulang aja ya, kayaknya ini mau ujan, udah mendung soalnya."
Kak Arno dan Asya pun pulang dengan suasana hati yang campur aduk. Asya merasa bingung dan terharu dengan pernyataan Kak Arno, sementara Kak Arno berusaha memahami perasaan Asya yang masih bimbang.
- TBC -
Siapa kesel sama Asya??? Saya!!!!!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
BUCIN
FanfictionTernyata lu bukan cinta sama gua ya.. ⚠️ Cerita ini hanya untuk hiburan semata!