diawasi pria misterius??

42 3 0
                                    


"Ya Allah.. bang Farhan ngapain sih! Kurang kerjaan banget deh malem-malem gini minta dibeliin martabak. Emang gak bisa beli sendiri apa?! Tega banget nyuruh adiknya yang masih gadis keluar jam segini! Kalo nanti ada yang nyulik aku baru tau rasa lo bang!" Farida terus mengomel sambil terus berjalan ditrotoar yang mengarah ke alun-alun kota Bandung itu. Rasa kesal karena dijam 9 begini bisa-bisanya Farhan menyuruhnya beli martabak dialun-alun kota.

Bukannya Farida takut, tapi ini adalah malam Minggu dan banyak orang yang pasti nongkrong dialun-alun. Belum lagi anak muda yang suka berduaan. Ah... Farida sungguh tak ingin melihat pemandangan itu.

Sebenarnya tadi Farida naik ojek tapi karena motor bapak ojeknya mogok jadilah Farida terpaksa berhenti jauh dari alun-alun kota dan berjalan lewat trotoar jalan yang sepi pejalan kaki itu.

"Ya udah sini aku culik" suara berat seorang pria dibelakangnya membuat Farida terkejut dan reflek menengok kebelakang.

Beberapa pria tinggi dengan pakaian robek-robek serba hitam, bertindak dan rokok yang sesekali mereka hisap, menandakan bahwa mereka bukanlah pria baik-baik.

Farida menelan ludahnya takut. Sungguh, kakak macam apa yang menyuruhnya pergi sendiri malam-malam begini. Setidaknya harusnya Farhan mengantar Farida kedekat alun-alun, dan mengawasi Farida disana, mungkin saja ada yang mengganggunya seperti sekarang. Toh yang minta beli martabak kan Farhan, lalu kenapa Farida disuruh pergi sendiri. Lagian jikalau terjadi apa-apa dengan Farida, Farhan juga yang repot.

Farida terus mengomel dalam hatinya. Abangnya ini benar-benar keterlaluan.

"Wah.. geulis pisan atuh neng.." kata seorang pria dengan celana jeans robek-robek dan telinga bertindak serta tangan bertato itu.

Pria itu mulai melangkah mendekat ke arah Farida.

Dengan cepat Farida memundurkan langkahnya lalu berlari sekencang yang Farida bisa.

"Eh kejar woy! Kejar!!" Teriak salah satu pria bertindik itu.

Meskipun sudah dekat dengan alun-alun kota, tapi disepanjang trotoar itu tak ada orang lain selain Farida dan para pria nakal yang sepertinya adalah preman itu.

"Ya Allah tolong Farida... Tolong ...." Farida terus berdoa sambil berlari sekencang mungkin kearah keramaian dialun-alun kota.

Tapi alun-alun kota ada disebrang jalan. Farida harus menyebrang jalan dulu baru bisa sampai dialun-alun dimana banyak orang disana.

Karena lalu lintas yang begitu padat, Farida terpaksa berhenti dipinggir jalan sambil menengok kanan kiri berharap bisa menyeberang secepatnya. Sesekali Farida menengok kebelakang dimana para preman yang mulai berlari mendekat ke Farida.

Farida gemetar, tubuhnya menggigil takut, mulutnya terus berdoa meminta pertolongan Allah SWT.

"Hei geulis... Mau kemana hah??! Jangan takut sini sama aa (kakak) aja.. ya .." goda salah satu preman yang mungkin adalah pimpinan dari kelompok itu. Preman itu mulai berjalan pelan mendekati Farida.

Farida semakin takut, kakinya mulai lemas, tapi Farida tak bisa diam saja, segera Farida melangkahkan kakinya cepat kearah jalan disampingnya. Farida berlari kencang sambil terus menatap kebelakang.

Preman-preman itu tak mau menyerah, mereka terus menerus mengejar Farida yang terlihat berlari tunggang langgang.

Farida terua berlari dengan tergesa-gesa, karena saking tergesa-gesanya dan mata yang terus menatap kebelakang membuat Farida tak memperhatikan baik-baik jalan didepannya.

Tiba-tiba Farida menabrak sesuatu.


'BUGH!'





"Agrh...! Aduh!" Farida tersungkur kebelakang dan terjengkang. Dengan cepat Farida mendongak dan samar-samar terlihat sosok seorang pria yang ada didepannya. Pria berkaos putih polos dan celana pendek berwarna hitam, tapi sayang karena air mata yang memenuhi kelopak mata Farida, membuat Farida sedikit sulit melihat wajah pria didepannya itu. Tapi Farida yakin bahwa pria itu adalah pria baik.

Antara Kamu dan Malaikat Izrail (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang