Tiga puluh menit lagi waktu yang tersisa untuk menyelesaikan naskah puisiku. Guru Bahasa Indonesia telah meberikan aba-aba bahwa waktu yang tersisa tinggal sedikit lagi dan kami harus bersiap-siap untuk menampilkan karya puisi yang telah dirangkai untuk dibacakan di depan kelas.
Apa yang harus kutulis? Aku melirik kesana-kemari, mencoba menemukan inspirasi di waktu tiga puluh menit yang tersisa. Kata kunci, balela. Apa itu balela? Aku memutuskan untuk melihat KBBI, yang kutahu bahwa arti balela adalah seperti membangkang, menentang (perintah), dan memberontak.
Lalu, tema apa yang cocok untuk puisiku ini? Bercerita tentang apa puisi ini? Tidak mungkin aku menceritakan diriku sendiri adalah seorang pemberontak. Aku sungguh dilema dalam keadaan seperti ini.
Kulirik Mars di seberangku, dia tampak santai. Pikirannya sungguh leluasa menemukan kata-kata apapun itu, bahkan kata kiasan untuk ditulis menjadi puisi. Memiliki nama yang terdiri dari lima huruf membuatku cukup frustasi jika mendapat tugas merangkai puisi menggunakan nama.
Kira-kira, begini isi puisiku.
Hari akan terus berjalan
Untuk mengenang semua ingatan
Jalan yang kita kewati
Akan selalu diyakini
Namun, jangan pernah balela pada takdirSungguh, aku tidak menyangka jika puisi dari namaku akan seabsurd itu. Astaga, bagaimana aku akan membacakannya di depan kelas? Di depan seluruh teman-temanku? Sungguh, mau kuletakkan di mana wajahku nanti.
Tidak dapat berbuat apapun, aku memutuskan menunggu giliran untuk namaku dipanggi berikutnya. Berharao apapun yang menjadi respon teman kelasku adalah menghargai karyaku.
***
Bukan tidak berhasil, semua berhasil dan berjalan lancar. Kami saling mengapresiasi karya satu sama lain. Ternyata, ada banyak karya yang lebih absurd dariku. Seharusnya aku percaya saja pada diriku sendiri. Toh, aku tidak seburuh itu.
Kelasku kebagian jam terakhir untuk mata ajaran Bahasa Indonesia, yang berarti kelas-kelas lainnya sudah lebih dulu membuat puisi dan membacakan karya-karya mereka.
Aku menghela napas, menikmati moment melegakan ini. Tinggal menunggu beberapa belas menit lagi, bel pulang sekolah akan berbunyi. Aku tidak sabar menyambut apa yang menantiku di rumah. Sepertinya ada yang istimewa hari ini.
***
to be continued
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Waktu #31DaysWritingChallenge
ChickLitTentang waktu. Waktu dimana pernah ada kata "Kita". Waktu yang terus berjalan saat "Kamu" menghilang dan waktu yang berhenti saat "Aku" kembali. Ini tentang waktu yang membeku dan mencair bersamaan.