Hari Kedua Puluh Satu

1 0 0
                                    

Aku menyadarinya. Menyadari bahwa aku ini Hujan. Ya, namaku Hujan dan aku memanglah layaknya hujan.

Udara menjadi lengas setelah hujan mereda. Biarpun hujan telah berhenti, masih ada aku yang menetap di bumi. Kini aku mengerti tentang semua keanehan yang terjadi dan tentang apa dan siapa diriku. Mungkin, manusia biasa menyebut makhluk sepertiku ini adalah arwah yang gentayangan. Seram? Tentu saja tidak. Tidak seperti yang kalian bayangkan.

Aku mungkin memanglah arwah, tapi itu terjadi bukan tanpa alasan. Di dunia ini, aku tidak mempunyai raga atau fisik, sehingga membuatku bergentayangan tanpa dilihat oleh siapapun.

Aku tidak terlalu mengingat darimana asalku berada sebelumnya. Yang kuingat hanyalah moment pertamaku saat masuk sekolah. Bertemu dengan Mars karena tertarik bisa membaca pikirannya dan menghilangkan pikiran-pikiran lainnya dalam jangkauan radiusku. Serta bertemu Rainy, satu-satunya orang yang isi pikirannya tidak bisa kuketahui.

Aku menyadari bahwa selama ini aku tertarik pada kedua objek tersebut. Tanpa memikirkan apakah aku berperan dalam dunia ini. Berkat kejadian-kejadian yang tidak kumengerti itu, aku kini mengetahui kebenarannya. Kebenaran bahwa aku sebenarnya tak pernah hadir di dunia mereka.

***

Rainy terbangun dari mimpinya. Lalu tiba-tiba sosok Rainy menghilang entah kemana. Aku yang tadinya masih bisa mengamati Rainy, kini beralih sama terkejutnya dengan diriku sendiri. Tiba-tiba saat aku menoleh ke arah cermin, yang kulihat adalah pantulan diri Rainy. Apa ini?

Rainy sama dengan hujan atau Hujan juga berarti Rainy. Keduanya menjelaskan maksud yang sama. Aku tertegun. Jadi siapa yang sebenarnya ilusi? Aku? Ataukah Rainy?

Aku benar-benar tak habis pikir dengan diriku selama ini. Kenapa aku tak pernah sekalipun melihat pantulan diriku? Atau bahkan bayanganku? Aku bahkan tak mengetahui aku ini apa dan seperti apa.

Apakah ini akan menjadi sebuah kesalahan ketika aku menukar diriku dengan Rainy(?) Seharusnya siapa yang pergi dan siapa yang kembali? Ketika waktu yang tadinya terus bergerak, tiba-tiba terasa berhenti seketika. Aku benar-benar dilema.

***
to be continued
***

Tentang Waktu #31DaysWritingChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang