Hari Keempat Belas

1 0 0
                                    

Hujan turun kembali menyelimuti bumi malam ini. Kedua bola mataku sungguh ingin terlelap, lelah bekerja seharian dengan matematika yang sangat menguras energi. Pukul semakin menunjuk dan mendekat ke tengah malam.

Aku tengah menanti sesuatu, entah apa itu. Rasanya ada sesuatu yang kurang malam ini. Ketika bunyi hujan masih terdengar jelas dari balik jendela, beberapa suara lainnya mulai terdengar samar.

Angin bertiup kencang, hujan yang tadinya gerimis rintik berubah menjadi garang. Gemuruh guntur membidas bumi, seperti baku hantam di atas atap rumah.

Semoga saja tidak mati lampu.

***

Aku berjalan sendirian menyusuri koridor sekolah. Menemui beberapa murid yang berpapasan denganku. Bukan satu, atau dua kali ini saja orang-orang mengabaikanku. Awalnya aku menganggap itu biasa saja, tetapu ternyata itu bukanlah hal yang biasa.

Aku baru menyadari bahwa aku tidak pernah terlibat interaksi langsung dengan siapapun di sekolah ini. Aku hanya mengingat bahwa aku berusaha memasuki celah-celah pikiran setiap orang, berusaha mengenal mereka lewat pikirannya.

Mars dan Rainy ternyata juga hanyalah fana bagiku. Mereka sepertinya pun tidak pernah melihatku. Jadi, selama ini aku hanya mengikuti dan hidup di antara mereka? Lalu, siapakah aku ini? Kenapa aku seperti manusia, seperti mereka? Tapi nyatanya tidak?

Aku terus berjalan menyusuri koridor sekolah, hingga langkah kakiku membawaku entah kemana. Ke bagian sekolah yang sebelumnya tak pernah ku kunjungi.

***

Aku terperangah tidak percaya. Tadi diriku seolah membidas menembus cermin, melewati suatu ruang yang tidak pernah ku ketahui sebelumnya. Tidak ada kehidupan atau apapun di sana.

Setelah itu, ketika aku mulai tersadar dan membuka mata, aku kembali di titik awal dimana aku mulai berjalan menyusuri koridor sekolah. Aku kembali lagi? Apa memang sedari tadi aku diam di tempat? Dan tadi hanyalah ilusiku semata?

Kucoba melangkah kaki mengikuti arah kedua kakiku melangkah. Berjalan hingga ke ujung koridor dan ....

"Bdashh!"

Kali ini aku mendengar bunyu pantulan dan aku kembali lagi di pintu utama koridor. Apa ini? Aku masih tidak mnegerti.

***
to be continued
***

Tentang Waktu #31DaysWritingChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang