Pagi ini seperti pagi biasanya di mana seorang gadis bersiap-siap untuk menempuh perjalanan menuju ke sekolah. Jarak antara rumah dan halte bus lumayan jauh tapi tidak mengurungkan niat Calista untuk terus menempuh pendidikan. Dulu sebelum sang ayah meninggal ia selalu berangkat diantar oleh mobil pribadi sekarang jauh berbanding terbalik dengan keadaannya sekarang. Di mana ia harus berjalanan kaki menuju ke halte bus.
Nafas panjang keluar dari mulut Calista saat ia sudah tiba di halte bus, cukup melelahkan tapi mengeluh pun tidak bisa merubah keadaan. Tak menunggu terlalu lama bus tiba dan seseorang pun tiba akan tetapi ia kalah cepat dengan bus.
"Sial gue telat lagi," ucap seseorang yang baru saja tiba di halte bus di mana sebelumnya Calista menunggu.
Sesampainya di sekolah Calista berjalan seperti biasa menyusuri lapangan basket yang menjadi jalan favoritnya. Keadaan sekolah masih sepi hanya beberapa murid saja yang berada di sekolah termaksud Calista. Ketika asik berjalan sendiri tiba-tiba seseorang menarik lengan Calista yang membuat tubuh Calista menabrak dada bidangnya yang cukup keras.
"Akhirnya kita bertemu lagi," ucap Elard.
Calista mencoba melepaskan tubuhnya dari Elard akan tetapi tenaga Calista tidak sebanding dengan Elard.
"Mau lu apa sih? Jangan ganggu gue!" kata Calista.
"Apa yang aku mau?"
Elard mendekati telinga Calista. "Apa kurang jelas perkataanku semalam? Kamu tidak akan bisa lepas dariku jika sudah berurusan denganku," tutur Elard.
"Gue gak ada buat masalah sama lu kenapa lu gak lepasin gue? Salah gue di mana?"
"Jika aku mendengarmu memakai lu gue akan ku pastikan hidupmu makin tidak tenang," ucap Elard.
Tubuh Calista menenggang. Tidak bisa terbayangkan jika berurusan dengan geng Arthstar yang siapapun korbannya akan berakhir di rumah sakit. Apa nasib Calista akan sama dengan mereka juga? Apa malah menjadi korban Elard yang lebih parah. Karena yang selama ini yang Calista tau semua korban Elard hanya pria mungkin perempuan hanya Calista lah yang akan menjadi satu-satunya korban Elard selanjutnya.
"Ak--aku mohon jangan mengangguku karena hidupku sudah susah jangan kamu tambahin lagi," pinta Calista memohon.
"Bagaimana ya? Kamu adalah wanita yang aku inginkan," ucap Elard.
"Tapi untuk sekarang kamu boleh pergi," tambah Elard melepaskan Calista.
Dengan pandangan kosong Calista berjalan sendiri menyusuri lapangan basket. Tubuh yang sedikit lemas membuat tubuh Calista sedikit tidak seimbang.
Saat sudah di kelas Calista pun masih memikirkan perkataan Elard.
Sepi yang terasa di dalam kelas membuat suasana pas dengan hati Calista saat ini. Melamun memikirkan perihal kejadian di lapangan basket tadi pagi.
"Ca!" panggil Reyhan.
"Ca!" panggilan kedua juga tidak membuat Calista menoleh ke arah Reyhan.
Tepukan di pundak membuat Calista tersadar dari lamunannya dan mendengarkan panggilan Reyhan.
"Kenapa?" tanya Calista.
"Lu kenapa sih? Di panggil dari tadi kagak nyahut?"
"Sorry gue gak denger lu panggil," ucap Calista.
Reyhan mengerutkan keningnya saat melihat sikap Calista. "Lu kenapa?" tanya Reyhan.
"Gue gak apa-apa," jawab Calista bohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Psychopath Boyfriend
Novela JuvenilUpdate setiap hari Minggu Elard Deon Zephyr , sosok ketua dari geng Arthstar yang memiliki banyak misterius, laki-laki berhati dingin. Tidak di bantah, tidak boleh memerintah, tidak boleh ada yang merendahkannya apa lagi merendahkan gengnya. Kein...