Part 16

1K 69 19
                                    

Jeremy terkejut saat melihat kearah tangga, dia bisa melihat Mona yang berbalik dan berlari dari sana.

Tidak ingin Mona salah paham, Jeremy lalu mendorong wanita yang berada diatas pangkuannya dengan cukup keras hingga wanita itu terjungkal ke lantai, kemudian Jeremy meninggalkannya untuk menyusul Mona.

"Sialan! Apa-apaan ini!" geram wanita itu.

Mona menutup pintu kamarnya, lalu memegang dadanya yang terasa nyeri. Bagaimana bisa pria yang semalam bercinta dengannya dan juga mengatakan kata cinta saat ini sedang bermesraan dengan wanita lain?!

Mona ingin marah, tapi apa hak nya? Hubungan mereka bahkan tidak jelas. Dia hanyalah pegawai di toko Jeremy, jadi tidak mungkin Mona bisa marah ataupun meluapkan emosi nya saat ini kepada Jeremy ataupun wanita itu.

Tok... Tok... Tok.

Jeremy mengetuk pintu kamar Mona dengan tidak sabar.

"Ini aku," seru Jeremy.

Mona mengusap sudut matanya yang berair, lalu mengubah ekspresi wajahnya dengan tersenyum. Setelah mengambil nafas beberapa kali, Mona membuka pintu kamarnya.

"Sir, ada apa?" Mona memaksakan diri untuk tersenyum lebar yang malah terlihat sangat canggung.

"Boleh aku masuk?" tanya Jeremy.

Mona mengangguk dan membuka pintu lebih lebar lagi, mempersilahkan Jeremy masuk.

Jeremy melangkah ke arah tempat tidur lalu mendudukan diri di tepinya. Jeremy menepuk sisi ranjang sebelahnya agar Mona juga ikut duduk. Dengan terpaksa Mona menyeret langkahnya lalu duduk disamping Jeremy.

 Dengan terpaksa Mona menyeret langkahnya lalu duduk disamping Jeremy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia Cecil," ucap Jeremy.

"Apa?" Mona langsung menoleh kearah Jeremy, tidak mengerti arah pembicaraan pria itu.

"Wanita yang kau lihat bersamaku tadi, dia Cecil. Saudari kembar dari mendiang istriku," ungkap Jeremy.

"Dia memang selalu bersikap begitu, aku harap kau tidak salah paham." Jeremy meraih tangan Mona dan menggenggamnya.

"Aku tidak salah paham." gumam Mona, merasa malu karena harus mengakui kalau sebenarnya dia cemburu.

"Lalu kenapa kau menangis?" tanya Jeremy.

Mona langsung melepaskan tangannya dari genggaman Jeremy dan meraba wajahnya, tidak ada air mata disana kenapa Jeremy bisa tahu?

"Maskara mu luntur." Jeremy tidak bisa menahan tawanya, membuat Mona kesal dan memukul dada Jeremy.

Jeremy menangkap tangan Mona dan menahannya, lalu menarik Mona untuk duduk keatas pangkuannya.

"Bukankah semalam aku sudah mengatakan kalau aku mencintaimu, apa kau tidak mendengarnya?" tanya Jeremy.

Mona memalingkan wajahnya, merasa malu karena jarak mereka terlalu dekat, tidak... Tubuh mereka bahkan saling bersentuhan saat ini, Mona tidak ingin Jeremy mendengar suara detak jantungnya yang sudah seperti drum seolah bisa meledak kapan saja.

13. Monalisa (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang